BERITASIMALUNGUN.COM, Jakarta-Gereja di kawasan Kalijodo yang sempat sepi kini kembali berisi
aktivitas normal. Namun Gereja Bethel Indonesia (GBI) ini akan melakukan
kebaktian terakhirnya.
Gereja Bethel Indonesia (GBI) |
Pantauan detikcom, Minggu (21/2/2016)
sejumlah jemaat telah berdatangan untuk beribadah ke gereja yang berada
di salah satu gang di Jalan Kepanduan II, Kawasan Kalijodo Penjaringan,
Jakarta Utara. Suara nyanyian dan doa pun terdengar khidmat pagi ini.
Surat
pemberitahuan pengosongan bangunan tertempel di bangunan gereja. Bahkan
di bagian depan bangunan gereja, terdapat spanduk berukuran cukup besar
yang dibuat oleh pihak gereja yang bertuliskan.
"Terima Kasih Masyarakat Kalijodo untuk 48 Tahun Kebersamaan, Tuhan Mengasihi Kita Semua,".
Menurut
salah satu jemaat, sebagian jemaat gereja merupakan warga Kalijodo.
Bahkan ada salah satu jemaatnya yang turut terkena surat penggusuran.
"Ada jemaat kita yang rumahnya kena penggusuran. Tapi nanti saja ngobrolnya setelah ibadah," kata salah satu jemaat.
Kawasan
Kalijodo sendiri pagi ini masih diramaikan oleh polisi yang berjaga.
Beberapa petugas kebersihan pun tampak membersihkan sampah-sampah yang
berserakan di sepanjang Jalan Kepanduan II.
Rasa Senang Bercampur Sedih Jemaat GBI
Jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) di kawasan Kalijodo melakukan
ibadah kebaktian untuk terakhir kalinya. Tak hanya bangunan gereja yang
akan dikosongkan, jemaatnya pun harus meninggalkan gereja yang telah
berdiri sejak 48 tahun lalu itu.
"Saya dari tahun 1960 sudah di
sini, sebenarnya saya sudah bosan dan capek tinggal di sini, tapi karena
kaki sudah tua jadi tidak bisa pergi jauh. Mudah-mudahan pak Ahok
dengar saya biar tidak di pindahkan ketempat yang jauh," kata Made
Sriyani (66) jemaat GBI Kalijodo, Penjaringan, Jakarta, Minggu
(21/2/2016).
Made Sriyani atau akrab disapa Ibu Ani adalah satu
dari ribuan warga yang bermukim di kawasan Kalijodo. Banyaknya tempat
hiburan membuat Bu Ani dan warga lain akhirnya terbiasa dengan suara
musik yang kencang dan aroma bir selama bertahun-tahun.
"Sudah
biasa kali, ya. Dari perjudian, musik-musik dangdut, itu sudah berapa
tahun tinggal di sini, jadi sudah biasa kuping dengar bising-bising
begitu," sambungnya.
Ibu Ani (Aditya/detikcom)
|
Senada
dengan Ibu Ani, Pendeta GBI Timotius Sutomo dalam ibadah terakhir ini
menyampaikan rasa syukurnya atas penertiban kawasan itu. Namun, karena
Gereja Bethel termasuk dalam penertiban ini, ia tak bisa menutupi rasa
sedihnya mesti mengakhiri ibadah di gereja yang penuh dengan sejarah
tersebut.
"Kita percaya kalau kita harus menutup sejarah tempat
ini, tapi itu bukan akhir. Kami percaya Tuhan menyediakan lebih besar,
memang sedih tapi kita ingatkan harusnya bukan sedih tapi harusnya
merasakan suatu syukur bahwa kita sudah mengakhiri pelayanan di wilayah
ini dengan baik dan masih ada episode baru yang Tuhan sediakan buat kita
kedepannya," ucap Pendeta Timotius.
Gereja itu menjadi salah
satu saksi bisa sisi lain kawasan Kalijodo yang selama ini terkenal
dengan praktek prostitusi, perjudian dan dunia malam. Sudah banyak
kebersamaan yang dilalui warga selama gereja itu berdiri. Bahkan ketika
terjadi kebakaran besar yang melanda daerah ini, mereka pun tetap
menunjukkan kebersamaannya.
"Jadi, Kita biasa bersama-sama saling
menghormati antar sesama. Pernah terjadi kebakaran besar di sini, puji
tuhan kita juga mengalami kesulitan bersama dengan warga," pungkasnya.
Kini
Kalijodo yang terbiasa dengan hingar bingar mulai meredup. Kegiatan
warga di malam hari semakin berkurang pasca rencana penertiban oleh
Pemprov DKI. Warga dari luar Jawa mulai kembali ke kampung halaman
sementara mereka yang ingin tetap tinggal di Jakarta mendaftarkan diri
untuk direlokasi ke rusun.
(Detik.com)
0 Comments