Info Terkini

10/recent/ticker-posts

"Merdeka dari Korupsi" Raih Adinegoro Kategori Tajuk Rencana


Tajuk rencana berjudul "Merdeka Dari Korupsi" yang dimuat di harian Suara Pembaruan pada 18 Agustus tahun lalu menang Anugerah Adinegoro 2015 dengan mendapat nilai 251,25 dari dewan juri yang bersidang di Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016.

Sebagai pemenang penghargaan jurnalistik Anugerah Adinegoro maka harian Suara Pembaruan akan menerima tropi, piagam dan hadiah uang sebesar Rp50 juta yang disampaikan pada acara puncak HPN di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), 9 Februari  2016.

Dewan juri terdiri atas wartawan senior Saur Hutabarat, Atmakusumah Astraatmadja serta Hermien Y. Kleden berunding cukup keras untuk menentukan pilihan dengan membandingkan karya lain yaitu Kegaduhan Dikendalikan dari harian Kompas yang disiarkan pada 17 Januari 2015.

"Kemenangan tulisan ini juga menjadi kemenangan untuk kita semua dalam menghadapi korupsi yang masih terjadi di negara kita," kata Saur Hutabarat dengan menambahkan bahwa tajuk tersebut mempunyai magnitude yang menarik pembaca.

"Kekuatan tulisan ini menampilkan detil kecil yang orang lain tidak melihat, yaitu memunculkan tentang impian anak Indonesia mengenai bangsa. Bersih dari korupsi adalah suatu utopia tetapi harus diwujudkan," kata Hermien Y. Kleden yang tidak ragu untuk menjagokannya sebagai pemenang.

Sementara itu Atmakusumah mengatakan bahwa gaya tulisan tajuk ini bagus, karena sejak awal pada teras tulisan sudah menampilkan opini, layaknya tulisan tajuk rencana.

Tulisan menggunakan bahasa yang tegas dan kuat, didukung data yang sangat kuat sehingga bisa meyakinkan pembaca untuk menyetujui opini tersebut.

Secara keseluruhan para juri mengakui terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas karya yang masuk dibandingkan tahun lalu, dan tulisan tulisan yang kuat juga muncul dari media kecil atau media daerah.

Kategori Tajuk Rencana diikuti oleh 55 tulisan dari 14 media massa.

Latar belakang

Anugerah Adinegoro merupakan penghargaan jurnalistik yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan dilaksanakan berkaitan dengan Hari Pers Nasional (HPN) setiap tahun.

Nama Adinegoro diabadikan untuk Anugerah Karya Jurnalistik karena Adinegoro dipandang sebagai tokoh pejuang dan perintis pers yang dalam kehidupannya tidak dapat dipisahkan dari perjalanan pers nasional. Djamaluddin Gelar Datuk Maradjo Sutan, nama asli Adinegoro pada 14 Agustus 1904, lahir di Tawali, Sawahlunto-Sumatra Barat.

Adinegoro adalah orang Indonesia pertama yang secara formal mempelajari ilmu publisistik di  Jerman, selain mempelajari geografi, geopolistik, dan kartografi.

Anugerah Jurnalistik Adinegoro

Lomba Karya Jurnalistik Adinegoro dimulai sejak tahun 1974. Saat itu diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Jakarta Raya, kemudian pada 1994 dialihkan dan diselenggarakan oleh PWI Pusat dan menjadi rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional. Sementara PWI Jaya kemudian mengabadikan nama MH. Thamrin sebagai nama lomba karya jurnalistik.

Anugerah Jurnalistik Adinegoro, pada awalnya dikhususkan untuk anggota PWI dan yang dilombakan adalah karya tulis bidang pembangunan dalam kurun waktu satu tahun. Pemenang karya tulis mendapat anugerah berupa trofi Adinegoro, piagam, serta hadiah uang berupa cek. Pemenangnya hanya satu orang.

Pada 1997, selain Anugerah Adinegoro juga diselenggarakan Lomba Karya Tulis Anugerah Zulharmans untuk bidang Film, Musik, dan Pariwisata. Kedua Anugerah itu sempat terhenti tiga tahun (2006-2008) karena karya tulis untuk bidang pembangunan sangat sedikit, di samping faktor lainnya.

Barulah pada tahun 2009, Anugerah Jurnalistik Adinegoro dimulai kembali, tetapi bukan untuk bidang pembangunan, melainkan untuk karya jurnalistik dalam tema Kemanusiaan dan Demokrasi, karya jurnalistik foto untuk tema Kemanusiaan dan Demokrasi, serta untuk karya tulis Tajuk Rencana Media Massa. 

Jurnalisme inovasi kategori siber

Sementara itu pada hari yang sama, karya tulis berjudul Salim Kancil, Buta Huruf yang Menjadi Martir Lingkungan yang disiarkan oleh Republika.co.id meraih penghargaan HPN untuk jurnalisme inovasi kategori siber.

Dewan juri terdiri atas Onno W. Purbo, Rita Sri Hastuti dan Budiono Dharsono memilih karya tulis yang disiarkan pada 30 September 2015 dengan total nilai 233,5, mengungguli karya-karya lain yang dikirim oleh 11 media.

Menurut Rita Sri Hastuti, karya yang masuk secara umum belum dalam format sebagai jurnalisme siber, karena masih bertele-tele dengan deskripsi yang panjang seperti untuk majalah.

"Namun isu yang diangkat oleh pemenang mengenai tema humanisme, dengan gaya bahasa yang menarik," kata Rita yang mewakili Persatuan Wartawan Indonesia.

Pakar media online, Onno W. Purbo menyoroti bahwa dibandingkan karya yang masuk tahun lalu, saat ini meningkat jauh dalam jumlah maupun kualitas, meskipun belum banyak menonjolkan ciri tulisan media siber.

"Tulisan secara umum seperti memindahkan tulisna cetak di siber untuk mengikuti lomba, sementara untuk tulisan online seharusnya cukup dua halaman tetapi bisa maknyus’," kata Budiono dari Detik.com.

Pemenang jurnalisme Siber akan mendapat hadiah tropi, piagam dan uang tunai Rp10.000.000 yang akan diserahkan pada puncak acara HPN 9 Februari 2016 di NTB.

Untuk Informasi Lebih lanjut hubungi Sdr. Maria Andriana di nomor hp 08128432706.

Panitia HPN 2016

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments