BERITASIMALUNGUN.COM, Jambi- Umat Kristen di
Indonesia dituntut untuk mewujudkan perbuatan kasih yang bersifat
inklusif atau kasih terbuka kepada semua orang. Kasih inklusif akan
meningkatkan motivasi umat Kristen untuk terlibat dalam aktivitas
penanggulangan berbagai masalah sosial yang mendera kehidupan keluarga,
gereja maupun kehidupan masyarakat umum.
“Tuhan Yesus bukan hanya juru selama bagi orang Kristen, tetapi juru
selamat seluruh dunia, seluruh ciptaan Allah. Karena itu umat Kristen
perlu melakukan aksi kasih yang bersifat inklusif untuk menyelamatkan
keluarga, gereja, masyarakat dan lingkungan hidup dari kehancuran," kata
Sekretaris Umum (Sekum) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
Wilayah Sumatera Utara (Sumut), Pendeta (Pdt) Enida Girsang, MTh pada
ibadah memperingati kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian atau Paskah di
Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi, Minggu (27/3) siang.
Menurut Enida, pengorbanan Yesus di kayu salib dan kebangkitannya
dari kematian merupakan perwujudan kasih Yesus yang inklusif. “Yesus
rela mati disalib untuk menebus dosa manusia. Kemudian Dia bangkit
mengalahkan kematian untuk memberikan jaminan keselamatan kepada
manusia. Jaminan bukan hanya hidup kekal, tetapi keselamatan dalam hidup
di dunia ini,” katanya.
Keluhuran kasih Kristus kepada dunia lanjut Enida, hendaknya
diteladani umat Kristen dengan menyemaikan kasih di tengah keluarga,
gereja dan masyarakat. Hal tersebut lain dilakukan melalui pembangunan
komunikasi yang baik antara suami-isteri, anak dengan orang tua,
rohaniawan dengan umat, gereja dan masyarakat.
“Kasih perlu kita semai
dalam kehidupan ini untuk membangun keharmonisan hidup. Penyemaian kasih
dapat kita lakukan melalui komunikasi yang baik, kata-kata yang sopan
dan lembut. Penyemaian kasih ini penting karena kasih mampu memberikan
kekuatan bagi setiap orang menghadapi segala problema hidup,” ujarnya.
Dijelaskan, meningkatnya disharmonisasi sosial, termasuk di tengah
keluarga, gereja dan masyarakat banyak dipengaruhi kurangnya penyemaian
aksi kasih. Hal itu tampak dari tingginya pola komunikasi yang buruk
seperti sikap pemarah, mudah tersinggung, mau menang sendiri, tidak
peduli dan egosentris.
Kecenderungan komunikasi yang buruk tersebut
menyebabkan terjadi konflik. “Pola komunikasi yang buruk perlu diubah
menjadi komunikasi yang baik dengan sentuhan kasih, yakni bahasa yang
santun, sikap rendah hati dan saling menghargai. Inilah bentuk kasih
bersifat inklusif yang ditunjukkan Yesus Kristus. Bagi Yesus, semua
orang sama dan perlu mendapat pengasihan. Karena itu semua orang pantas
dikasihani tanpa memebeda-bedakan jenis kelamin, kelompok sosial dan
agama,” katanya.
Ibadah Paskah di GKPS Jambi yang dihadiri sekitar 250 orang
berlangsung sederhana, namun khidmat. Sementara belasan ribu umat
Kristen di Kota Jambi mengikuti ibadah perayaan Paskah dengan khidmat
Minggu (27/3) subuh, pagi dan siang hari. Padatnya ibadah Paskah tampak
di Gereja Methodis Indonesia “Moria”, Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP), Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) dan Huria Kristen Indonesia
(HKI) Kotabaru, Kota Jambi. (
Radesman Saragih/WBP
Suara Pembaruan
0 Comments