BERITASIMALUNGUN.COM-Pendukung A Hok hendaknya jangan latah dan
terpancing menyebarkan, membela A Hok atas berita tentang fitnah,
penghinaan, pelecehan, apalagi berbau SARA terhadap dirinya.
Saya sebut berita-berita seperti itu adalah berita kekerasan, hal-hal
yang mengundang rasa kebencian, dan menurut UU Pokok Pers, berita
seperti itu sebenarnya tidak layak terbit.
Berita kekerasan
tidak bisa dilawan dengan berita kekerasan. Kalau ada yang membicarakan
agama, sukunya A Hok agar dia tidak layak jadi gubernur, itu berita
kekerasan dan SARA, jangan pernah ditanggapi.
Semua agama, suku
di Indonesia berhak menjadi apapun, sejauh komitmen, kesetiaan,
kompetensinya cocok untuk jabatan itu. Kalau kita masih mengakui negara
Pancasila.
Apa kata Ridwan Kamil, Walikota teladan dari Bandung:
"Kalau Anda tidak memilih A Hok di Jakarta, bukan A Hok yang kecewa,
Anda sendiri!". (http://www.merdeka.com/…/ridwan-kamil-puji-ahok-luar-biasa-…)
"Saya mendukung orang-orang yang terbaik ya di republik ini. Kalau Pak
Ahok dianggap yang terbaik oleh warga DKI, ya saya dukung-dukung aja,"
jelas dia.
Kalau percaya, dan Anda jujur pilih A Hok. Kalau nggak percaya yah jangan pilih.
Orang cerdas, kayak Ridwan Kamil, bicaranya singkat dan bernas. Tidak melawan siapa-siapa, dan tidak menghina siapa-siapa. Berita yang datar, sopan, merasuk ke hati dengan lembut, dan masuk akal! Silakan Anda menilainya dengan jujur.
Cerdaslah!.Lawanlah berita kekerasan dengan berita suka cita, berita
yang cerdas. Teliti sumber beritanya, dan motivasinya. Menebar
kebencian, mengundang permusuhan, lewatkan saja! EGP!
Tebarkanlah
ini. Sekali lagi, jangan latah dan terpancing menyebarkan berita
"kekerasan", apalagi berisikan SARA, fitnah, ancaman terhadap A Hok!.
Jangan turut menebar rasa kebencian, jangan gara-gara A Hok, hubungan
sesama kita jadi terganggu, dan misi pencipta beritanya tercapai.
Menyebarkan berita kekerasan, Anda turut mengajak bangsa ini memiliki
karakter kekerasan, menumbuhkan rasa curiga, rasa kebencian.
Berita kekerasan, diamkan, jangan komentari. Dia akan hilang sendiri. Kalau Anda turut menyebarkannya, mengomentarinya dengan emosi, Anda
akan sakit jantung, dan Anda juga turut berpartisipasi dalam menyebar
berita kekerasan, mengundang rasa kebencian dari pihak lain.
Rasakanlah dengan jujur. Bila denyut jantung Anda naik karena timbul
rasa kebencian, bila Anda harus dengan muka cemberut setiap hari karena A
Hok, maka Anda tidak sempat turut memilihnya. Anda akan mati sakit
jantung, sebelum Pilgub DKI!
Di FB saya tidak akan saya izinkan
berita-berita yang membuat kening berkerut! Karena berita seperti itu
tidak ada tenaganya untuk membangun karakter. Boikot saja berita itu,
maka dia akan mati sendiri.
Maaf teman-teman. Berita-berita
penghinaan, pelecehan, apalagi berbau SARA terhadap A Hok, serta berita
kekerasan lainnya tidak saya izinkan di FB ini, karena pembacanya pasti
ada pendukung A Hok dan penentang A Hok.
Saya sendiri pengagum
berat A Hok, tetapi tidak suka menyebarkan berita kekerasan yang
diarahkan melawan dirinya, karena dengan demikian saya turut menebar
rasa kebencian kepada yang lain. Bahkan mereka yang tidak ada rasa
benci, jadi muncul rasa benci.
Biarkanlah rakyat tidak tau berita kebencian itu. Tokh nanti di TPS mereka memilih dengan nuraninya. Jokowi dan A Hok yang melawan berita kekerasan dengan kelembutan, ketulusan sudah terbukti berhasil lima tahun yang lalu. Jadi jangan kecil hati kalau postingan Anda dengan berita-berita kekerasan saya delete! (St Jannerson Girsang)
0 Comments