Pinar Pahu Pahu Patundal, walau berbeda pendapat tapi tetap satu tujuan. Salam budaya ! |
BeritaSimalungun.com-Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partuha Maujana Simalungun (PMS) kini dua blok. Satu, DPP PMS di bawah pimpinan Alexius Purba (Harungguan Bolon 12 -13 Juli 2016 di Medan ) dan satu lagi DPP PMS dibawah pimpinan JR Saragih (Bupati Simalungun), Harungguan Bolon 14 - 16 Juli 2016 di Pamatang Raya.
Organisasi Budaya Simalungun terbesar ini, kini pecah akibat ulah-ulah oknum-oknum yang mengaku dirinya penggiat dan tokoh Adat Budaya Simalungun.
"Hu tatap tanoh hasusuran ku, tanoh Simalungun". APAKAH eksistensi Sanggar Budaya Rayantara tergantung dengan keberadaan Partuha Maujana Simalungun ?
Jawabannya tidak, selama 5 tahun perjalanan rata rata sanggar
mensubsidi sendiri seluruh kegiatan dibantu oleh simpatisan, volunters
dan sponsor yang berpihak dengan pelestarian tradisi dan budaya.
Bulan juli ini, berlangsung Harungguan Bolon PMS untuk memilih pemimpin
yang baru, sayang nya ada dua versi yang saling mengklaim sah sebagai
pengurus organisasi tertua di tanoh habonaron simalungun ini.
Arogansi dan ego akan menghasilkan perpecahan terus menerus,
menghabiskan banyak tenaga , waktu dan uang. Di sisi lain, tugas utama
"patunggung simalungun" menjaga derajat n wibawa sebuah etnik dengan
melestarikan tradisi dan budaya menjadi terabaikan, padahal pekerjaan
rumah "budaya" juga masih banyak.
Banyak kelemahan dan kekurangan
sebaiknya menjadi potret bersama untuk saling berbenah , memeriksa dan
memperbaiki diri, jika tidak bisa sepakat hendaknya tetap menjaga
kedaulatan masing masing n saling menjaga kehormatan.
Apapun yang
terjadi dengan organisasi lain bernafaskan budaya simalungun, mau tidak
mau terimbas "vibrasi" konflik nya juga dengan diri kita, separuh
semangat akan turun, ekspresi kecewa dengan "tugas besar" bersama yang
masih belum di emban, payung berlindung dan bertanya bagi generasi
dimana, kenapa simalungun selalu berselisih dan runyam adanya ?
Kami hanya bisa menghaturkan sirih kepada leluhur, semoga "DNA" saling
berselisih ini bisa selesai tuntas tidak lagi terjadi pada jenjang
generasi berikutnya. (Sanggar Budaya Rayantara)
0 Comments