Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah) saat memimpin sidang isbat untuk menentukan 1 Syawal atau Idul Fitri 1347 Hijriah di Kementerian Agama, Jakarta, Senin (4/7/2016). |
BeritaSimalungun.com, Jakarta-Pemerintah menetapkan bahwa Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriah jatuh pada Rabu (6/7/2016).
Penetapan ini berdasarkan sidang isbat yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kementerian Agama, Senin (4/7/2016).
"Bulan Ramadhan
yang kita jalankan digenapkan menjadi 30 hari. Maka, besok Selasa kita
masih berpuasa," kata Menteri Lukman saat memberikan keterangan pers,
Senin.
"1 Syawal jatuh pada lusa, hari Rabu, 6 Juli 2016. Inilah yang disepakati bersama peserta sidang isbat," ucapnya.
Sidang isbat dilakukan oleh Tim Badan Hisab Rukyat Kemenag terkait posisi hilal secara astronomis pada 29 Ramadhan 1437 Hijriah.
Menurut Lukman, kesepakatan sidang isbat dibuat berdasarkan dua hal,
yaitu perhitungan hisab dan metode rukyat berdasarkan laporan petugas
yang melakukan pengamatan.
Metode rukyat dilakukan di 90 titik di seluruh Tanah Air, yang dilakukan petugas Kementerian Agama yang telah disumpah.
Hal ini sebagaimana diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan
Dzulhijjah.
Dengan penetapan ini, maka sebagian besar umat Islam di Indonesia akan melakukan shalat Id pada Rabu pagi.
Sebelumnya, Muhammadiyah selaku salah satu organisasi massa Islam
terbesar di Tanah Air telah menentukan 1 Syawal 1437 Hijriah jatuh pada
Rabu (6/7/2016).
Presiden Joko Widodo sendiri dijadwalkan melakukan shalat Id di Padang, Sumatera Barat. (Baca: Jokowi Akan Shalat Id di Padang)
Sidang isbat dihadiri oleh Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher dan Ketua MUI Ma'ruf Amin.
Para undangan yang berasal dari organisasi masyarakat Islam dan para duta besar negara-negara Islam juga menghadiri sidang ini.
Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 1437 H pada 6 Juli 2016
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir |
Sementara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1437 H jatuh pada Rabu, 6 Juli 2016. Keputusan penetapan 1 Syawal ini dituangkan melalui maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2016.
Keputusan ini ditinjau berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal, ijtimak jelang Syawal 1437 H terjadi pada hari ini, Senin (4/7/2016), pukul 18:03:20 WIB.
Tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta (0= -0,7° 48’
dan n\=110° 21’ BT) =-0,1 19’ 13’’ (hilal belum wujud) dan di seluruh
wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari, bulan berada di bawah
ufuk.
"Kepada seluruh warga Muhammadiyah untuk melaksanakan ibadah Idul
Fitri dengan memperbanyak takbir, tahmid, dan taqdis, membayar zakat
fitrah serta menunaikan shalat Idul Fitri di lapangan yang bersih dan
representatif sesuai dengan syariat Islam dan sunnah Nabi Muhammad SAW,"
ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir melalui keterangan
tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (4/6/2016).
Melalui maklumat tersebut, Haedar juga meminta kepada warga
Muhammadiyah agar dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri berkoordinasi dan
bekerja sama dengan semua aparat pemerintah daerah sehingga berjalan
tertib.
Dia juga meminta warga menjaga toleransi dan saling menghormati
dengan sesama umat Islam yang menunaikan shalat Idul Fitri di tempat
yang berbeda dan pemeluk agama lain yang tidak menunaikan ibadah Idul
Fitri karena keyakinannya.
"Pelaksanaan Idul Fitri 1437 H hendaknya tiap warga mengadakan
silaturahim untuk mempererat persatuan, persaudaraan, kerukunan umat dan
masyarakat dengan tetap mengamalkan prinsip hidup hemat, sederhana, dan
bersahaja," kata Haedar.
Dalam menetapkan 1 Syawal 1437 H, PP Muhammadiyah saat ini menggunakan metode hisab wujudul hilal, yakni memperhitungkan bulan baru berdasarkan hilal yang telah terwujud.
(Kompas.com)
0 Comments