BeritaSimalungun.com-Poso-Salah satu dari dua orang yang tewas dalam baku tembak di
pegunungan Sambarana, Poso, Sulteng, diduga adalah Santoso alias Abu
Wardah. Dari ciri-ciri jenazah tersebut, ada dugaan bahwa itu adalah
Santoso.
Jika benar jenazah tersebut adalah Santoso, akankah menghentikan sel-sel terorisme di Indonesia?
"Oh
ya masih (hidup), mereka tidak akan berhenti dan akan tetap hidup.
Makanya deradikalisasi harus terus dilakukan agar tidak terus
berkembang," kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi kepada
detikcom, Senin (18/7/2016).
Setelah Santoso tamat, kepemimpinan jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) akan diteruskan oleh orang kepercayaan Santoso.
"Yang
memungkinkan (kepemimpinan) itu Basri, kalau tidak Ali Kalora. Karena
dua orang ini adalah orang kepercayaan Santoso," imbuhnya.
Dua
dari total 21 anggota MIT yang berada di Poso, tewas dalam baku tembak
sore tadi. Dua orang tersebut bersama 3 orang lainnya, yang disergap di
dekat sebuah sungai.
Dari 21 orang tersebut, terpecah menjadi dua
kelompok. Lima orang di antarnya di bawah pimpinan Santoso dan Basri,
sedangkan sisanya di bawah Ali Kalora, termasuk salah satunya etnis
Uighur.
"Yang
lima orang itu di bawah Santoso, dua perempuan dan 3 laki-laki. Dari
dua laki-laki yang tewas itu diduga salah satunya adalah Santoso karena
ciri-cirinya mirip," jelasnya. Tiga lainnya (dua perempuan dan satu
orang laki-laki) melarikan diri.
Sementara 16 lainnya, yang ada
di bawah pimpinan Ali Kalora, salah satunya adalah seorang perempuan.
"Yang 16 orang ini ada di wilayah Tamanjeka," imbuhnya.
Soal terpecahnya kedua kelompok ini, Rudy menyebut, "kemungkinan itu strategi mereka untuk memecah perhatian." (*)
Sumber: Detik.com
0 Comments