* HM Tuah Sirait MA: Orang Kaya Tidak Bisa Hidup Tanpa Orang Miskin
BeritaSimalungun.com, Medan-Gubernur Sumatera Utara bersama Sekda Provsu Hasban Ritonga dan Wali
Kota Medan Dzulmi Eldin serta ribuan wasyarakat Kota Medan menunaikan
sholat Idul Adha 1437 H di Lapangan Merdeka Medan, Senin (12/9/2016).
Bertindak sebagai imam Ketua IPQAH Sumut H M Tuah Sirait MA dengan
khatib Prof Dr H Ramli Abdul Wahid MA yang juga menjabat Direktur Pasca
Sarjana UIN Sumut. Ikut membaur bersama masyarakat unsur Forum
Komunikasi Pimpinan Daerah dan pejabat lainnya. Hadir juga anggota DPR
RI Setya Novanto juga Ketum DPP Partai Golkar dan Ketua DPD Partai
Golkar Sumut H Ngogesa Sitepu.
Dalam kesempatan itu, Gubernur H T
Erry Nuradi mengajak seluruh masyarakat dapat memahami dan memaknai
Hari Raya Idul Adha, yaitu semangat berkurban tidak hanya pada saat Idul
Adha namun menjadikannya sebagai kebiasaan berbagi dan menolong orang
lain.
"Hari ini, seluruh umat Islam di seluruh dunia,
melaksanakan sholat Ied dan berkurban. Makna yang paling mendalam adalah
melaksanakan kurban yang dimaknai dengan berbagi kepada orang lain yang
membutuhkan rezeki. Kita sangat menginginkan semangat berkurban dan
berbagi diteruskan bukan hanya pada saat Hari Raya," jelas Gubsu kepada
wartawan usai sholat Ied.
Dia mengharapkan semangat berbagi tidak
hanya pada saat perayaan Hari raya Idul Adha atau Idul Fitri, namun
menjadi sikap keseharian. "Saya melihat masyarakat Medan dan sekitarnya
memenuhi lapangan dan mesjid. Semangat berkurban, semangat memberi
bantuan kepada orang lain yang membutuhkan, baik sekali. Semangat
memberi ini hendaknya jangan hanya pada hari ini, namun menjadi sikap
keseharian kita," kata Gubsu.
Menurut Erry, adalah menjadi hal yang menggembirakan bahwa semangat berkurban hewan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Dia
mengharapkan, kurban hewan ini dapat menanamkan semangat kepedulian
sosial pada diri pekurban. Semangat berkurban hendaknya tidak berhenti ,
melainkan diperluas kepada bentuk kepedulian sosial yang lain.
Sholat Ied berlangsung khusuk dan khidmat yang dilaksanakan di lapangan terbuka di tengah cuaca cerah.
Dalam
khutbahnya, khatib Prof Dr H Ramli Abdul Wahid MA menjelaskan, dalam
Idul Adha ada dua kegiatan pokok yang disyariatkan kepada umat Islam
yang sebelumnya disyariatkan dari Nabi Ibrahim dan keluarganya. Keduanya
adalah haji dan menyembelih hewan kurban.
"Bagi yang tidak mendapat
kesempatan pergi haji, bersabarlah, berdoa, bekerja keras mencari
rezeki. Dan bagi yang mempunyai kelapangan, menyembelih kurbanlah sebaik
mungkin," ujarnya.
Dia mengingatkan,bahwa ibadah dalam Islam
diisyaratkan dua hal, yaitu niat ikhlas mengerjakan semata-mata mencari
ridha Allah . Hal kedua adalah bahwa amal atau ibadah dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk syariat.
Tanpa Orang Miskin
Sementara
itu Imam HM Tuah Sirait MA mengaku semangat berkurban hewan tampaknya
meningkat dari tahun ke tahun. Hendaknya kurban hewan ini menanamkan
semangat kepedulian sosial pada diri pekurban dan tidak berhenti pada
hewan kurban, tapi meluas kepada kepedulian sosial berkelanjutan. Sehingga jumlah dermawan meningkat untuk mengatasi problem kemiskinan di tanah air.
"Para
dermawan hendaklah merasakan betul kewajiban mereka untuk membantu
orang-orang miskin. Oleh karena hakikatnya bukan orang miskin saja
berhajat kepada orang kaya. Sebenarnya orang kaya pun berhajat kepada
orang miskin. Seorang dermawan hendaknya memahami secara mendalam hadis
Nabi Muhammad SAW yakni kamu ditolong oleh orang-orang lemah. Hadis ini
menerangkan hakikat hubungan antara si miskin dan si kaya yang
benar-benar membongkar rahasia kehidupan," ucapnya.
Hadis
tersebut kata dia juga membantah sikap sombong dan congkak yang selama
ini diperlihatkan orang kaya terhadap orang miskin. "Dengan tegas Nabi
Muhammad SAW menerangkan yang sebenarnya, bukan orang miskin saja yang
membutuhkan bantuan orang kaya, tapi orang kaya pun membutuhkan
pertolongan orang miskin. Bagaimana butuhnya orang miskin kepada orang
kaya, begitu jugalah sebaliknya, orang kaya butuh kepada orang miskin,"
terangnya.
Orang kaya yang berpenghasilan hingga jutaan rupiah
per hari, kata HM Tuah Sirait, tidak bisa membangun rumah megah tanpa
adanya buruh dan tukang yang gajinya berkisar Rp 70.000-100.000 per
hari. Rumah mewah akan busuk dan berulat tanpa adanya pengangkat sampah
yang digaji Rp 25.000. Orang kaya tidak bisa makan ikan tanpa adanya
nelayan penangkap ikan yang penghasilannya hanya puluhan ribu per hari.
"Dengan
ungkapan yang lebih ekstrem lagi, orang kaya tidak bisa hidup tanpa
orang miskin. Allah berfirman: dan bertolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksaNya," paparnya.(SIB)
0 Comments