Pdt Dr Robinson Butarbutar Posisikan Perempuan Sebagai Calon
Kadep Koinonia
BeritaSimalungun.com, Tarutung-Pdt Dr Robinson Butarbutar memastikan jika dirinya terpilih hari ini
menjadi Ephorus HKBP, maka akan memberi peluang dan jalan bagi perempuan
dalam pelayanan, termasuk fungsi dan struktur gereja.
Baginya perempuan
tak bisa diabaikan, dan mesti dimohon, bukan diberikan, menduduki
posisi strategis. Itu sebabnya, Pdt Roida Situmorang DMin diposisikannya
sebagai calon Kepala Departemen (Kadep) Koinonia.
"Latarbelakang
saya selama ini, secara istimewa di VEM, itu saya ditugasi, memimpin
departemen, pertama di Asia, lalu kemudian di internasional. Salah satu
bagian utama programnya, adalah memberdayakan perempuan, sehingga mereka
sedemikian rupa diberi wewenang untuk memimpin. Artinya mengambil
keputusan. Itu sudah mendarah daging dalam jiwa saya, di teologi saya,
dan juga di iman saya. Sebab, kita ini gereja protestan, yang mengatakan
imamat am rajani, berarti semua harus berpartisipasi melaksanakan misi
Tuhan. Itulah latar belakang teologisnya,"ujarnya kepada SIB, di
Sipoholon Tarutung, Rabu (14/9).
Perempuan menurutnya harus
berpartisipasi penuh. Karena itu, sekarang dalam aturan peraturan HKBP,
sudah diberi posisi-posisi strategis bagi perempuan untuk menduduki
komisi-komisi yang sangat strategis. Komisi pemberdayaan sumber daya
manusia, komisi teologi, juga di MPS dan sinode.
Masalahnya, HKBP harus
lebih memberdayakan perempuan, supaya bisa secara yakin melakukan
tugasnya. Itu harus dilakukan lewat pelatihan-pelatihan, leadership
(kepemimpinan), yang secara sengaja, kepada diakoness, bibelvrow,
pendeta perempuan, sehingga secara natural, ataupun intensif, supaya
bisa diangkat mereka menjadi pemimpin.
"Itu sebabnya, kalau saya
diizinkan menjadi Ephorus, seorang perempuan diposisikan menjadi Kadep
Koinonia, yakni Pdt Roida Situmorang DMin. Koinonia karena kebanyakan
jemaat HKBP yang aktif di gereja adalah perempuan. Mereka harus dimohon,
bukan diberi, untuk berperan besar, bersama Ephorus yang mau memajukan
perempuan. Posisi Koinonia yang sangat strategis harus dimanfaatkan
memberdayakan perempuan, bukan hanya penuh waktu, termasuk
penatua-penatua perempuan, karena mereka juga memiliki peran strategis
di jemaat-jemaat kita", katanya.
Harapan Pendeta Perempuan
Pdt
Roida Situmorang DMin, Calon Kadep Koinonia mendukung pimpinan yang
memberi jalan dan peluang bagi pendeta perempuan dan pelayan perempuan
lainnya berpartisipasi aktif dalam fungsi dan struktur HKBP.
"Kalau mau
jujur, banyak sebetulnya karya-karya perempuan, yang mengukir perjalanan
HKBP, mulai dari hadirnya misionaris perempuan. Sungguh sangat mendidik
kaum perempuan Batak, sehingga dia bisa berkarya besar di gereja, dan
kalau kita lihat, tiada hari dan tiada minggu, tanpa perempuan berkumpul
di gereja. Selain minggu, ada di hari biasa, dengan tekun belajar
Firman Tuhan dan berdoa, bukan hanya untuk keluarganya, tetapi juga
untuk pelayanan di gereja,"ujarnya.
Menurutnya, walau banyak
karya perempuan, dalam dua periode terakhir, hanya satu perempuan yang
menjadi praeses. Ke depan diharapkan lebih terbuka dan lebih banyak
perempuan masuk struktur. Memang ada latar belakang mengapa masih minim
perempuan, karena untuk menjadi utusan sinode godang harus pendeta
resort.
Sayangnya, kesempatan perempuan menjadi pendeta resort masih
minim dibandingkan pendeta pria. "Bagaimana HKBP bersikap jujur dan
penuh pertimbangan yang sangat teologis, melihat pelayanan secara adil
yang dilakukan laki-laki dan perempuan,"katanya.
Memang, walau
belum maksimal, kehadiran perempuan telah disejajarkan dengan laki-laki
di fungsi-fungsi dan struktur di HKBP. "Mungkin karena mindsetnya belum
menghargai kesetaraan gender. Diharapkan ada kesengajaan dari pimpinan,
untuk memberi peluang bagi perempuan menjadi pendeta resort. Saat ini
hanya ada dua perempuan calon praeses, dan satu menjadi calon Kadep
Koinonia,"ujarnya.
Diharapkan peserta Sinode Godang
mempertimbangkan keterwakilan pendeta perempuan di struktur HKBP. Sayang
sekali jika tak diakomodir, sebab sudah 155 tahun HKBP, dan sejak awal
sudah ada peran perempuan. Untuk berpartisipasi penuh dalam mengambil
keputusan masih sangat minim.
Hal senada disampaikan Pdt Lilis
Siregar STh, Pendeta Resort Payung Sekaki Distrik Riau yang berharap
Pimpinan HKBP melihat status pendeta, bukan jenis gendernya. "Tohonan
(jabatan gerejawi) supaya ada pemerataan dan keadilan terhadap
perempuan. Jangan nomorduakan perempuan dalam pelayanan,"serunya.
Pdt
Santawaty Sirait, Kabiro Perempuan HKBP menyebutkan perempuan mesti
terbuka untuk mencari dukungan dari laki-laki, bukan hanya dari kaumnya.
Kemampuan perempuan dalam pelayanan jangan diukur dari suaminya,
misal pekerjaan. Keadilan gender diharapkan ada di HKBP. Amandemen
juklak tentang utusan sinode jangan hanya memakai istilah
mempertimbangkan gender, tetapi dengan tegas, satu pria dan satu
perempuan. (SIB)
0 Comments