Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan kepada Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Lapangan Upacara Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis, 10 November 2016. |
BeritaSimalungun.com Jakarta-Memperjuangkan persatuan dan
kesatuan Indonesia di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan golongan adalah
mutlak. Keragaman tak semestinya membuat Indonesia menjadi terpecah belah.
Demikian ditegaskan Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan kepada Prajurit
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Lapangan Upacara Markas Kopassus,
Cijantung, Jakarta Timur, Kamis, 10 November 2016.
"Saya sebagai Panglima Tertinggi memerintahkan kepada
para perwira dan prajurit Kopassus untuk menempatkan diri sebagai perekat
kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia," tegas Presiden di hadapan
1.217 prajurit.
Presiden melanjutkan, Tentara Nasional Indonesia haruslah
bisa berdiri tegak mempersatukan keragaman ras, suku, dan agama guna mewujudkan
cita-cita kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan. Hanya dengan
persatuan itulah bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang kuat.
"Karena hanya dengan itu, Indonesia bisa menjadi
bangsa majemuk yang kuat dan solid. Saya ingin mengingatkan bahwa para pahlawan
kesuma bangsa, para pendiri Tentara Nasional Indonesia seperti Panglima Besar
Jenderal Sudirman, mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk memperjuangkan
kemerdekaan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga
berpesan agar seluruh prajurit TNI di manapun mereka berada dapat mengutamakan
kepentingan bangsa di atas segala kepentingan pribadi dan golongan lainnya.
Prajurit haruslah berdiri tegak di atas semua golongan untuk kejayaan
Indonesia.
Para Prajurit TNI yang hadir mendengarkan arahan pagi ini
terdiri atas satuan Sandhi Yudha, satuan Para Komando, dan juga satuan Gultor
(Penanggulangan Teror).
Satuan-satuan tersebut merupakan pasukan yang dapat digerakkan
oleh Presiden Joko Widodo selaku panglima tertinggi TNI apabila negara berada
dalam bahaya. Adapun menurut Presiden, Indonesia saat ini tidaklah sedang
berada dalam keadaan darurat. Pengarahan yang diberikan kepada para prajurit
Kopassus tersebut dimaksudkan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan.
"Jadi di sini ada satuan Sandhi Yudha, satuan Para
Komando, dan satuan Gultor. Ini merupakan pasukan cadangan yang dalam keadaan
darurat bisa saya gerakkan sebagai Panglima Tertinggi lewat Panglima TNI untuk
keperluan-keperluan khusus," terang Presiden kepada jurnalis usai
pengarahan.
Mengakhiri sesi tanya jawab dengan sejumlah jurnalis,
Presiden menitipkan pesan bagi para generasi muda penerus bangsa agar
menghargai jasa-jasa para pahlawan. Selain itu, sebagai warga Indonesia, juga
diwajibkan untuk terus memperjuangkan cita-cita kemerdekaan yang telah
diwariskan para pahlawan.
"Saya kira kewajiban kita itu memperjuangkan terus apa
yang menjadi cita-cita para pahlawan baik dalam memakmurkan, menyejahterakan,
dan memberikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," tutup Presiden.
Turut hadir dalam acara tersebut di antaranya Menteri
Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kepala
Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono. (Sumber: Rel Kepala Biro Pers, Media dan
Informasi Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan kepada Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Lapangan Upacara Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis, 10 November 2016. |
Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan kepada Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Lapangan Upacara Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis, 10 November 2016. |
Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan kepada Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Lapangan Upacara Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis, 10 November 2016. |
Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan kepada Prajurit
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Lapangan Upacara Markas Kopassus,
Cijantung, Jakarta Timur, Kamis, 10 November 2016.
|
0 Comments