Info Terkini

10/recent/ticker-posts

@ ANALISA POLITIK PILKADA DKI


BeritaSimalungun.com-Pencoblosan Pilkada Serantak Rabu 15 Februari 2017 sudah usai. Pilkada DKI Jakarta dipastikan dua putaran. Berikut ini analisa seorang Rohaniawan di Kabupaten Simalungun soal Pilkada DKI Jakarta, berikut tulisan analisanya.

1. Perhelatan demokrasi sudah selesai. Pasangan nomor dua (Ahok-Djarot) bersama pasangan nomor tiga (Anies-Sandi), dipastikan akan masuk ke putaran kedua. Pasangan nomor satu (Agus-Silvy), harus puas di posisi ke tiga dengan jumlah persentase di bawah 20 % versi Quick count.

2. Babak baru pertarungan menuju DKI 1 kembali dibuka dengan strategi baru. Pasangan nomor tiga dengan cepat membuka komunikasi politik dengan pasangan nomor satu. Ini sudah menjadi strategi mereka dari awal. Mereka mengharapkan pilkada menjdi dua putaran.

Mereka sadar (pasangan nomor satu dan tiga), mustahil bisa memenangkan pilkada melawan Ahok dengan satu putaran. Strategi mereka adalah dua putaran. Kenapa? Karena di putaran kedua ini banyak isu yang akan bisa digoreng lagi untuk keuntungan mereka.

Isu yang pertama jelas adalah sentimen primordial, ditambah isu dari pengadilan. Pasangan nomor tiga, sudah yakin benar dimana posisi berdirinya yang bisa meraup suara. Penolakan tegas pemimpin non muslim dan penolakan proyek reklamasi. Ini adalah posisi yang akan mereka pertahankan. Mereka berharap partai pendukung dan pengusung pasangan nomor satu ( Demokrat, PPP, PAN, PKB) akan mendukung mereka.

3. Sementara pasangan nomor dua (Ahok-Djarot) strateginya adalah satu putaran. Disamping efektifitas biaya, pasangan ini juga sadar betul bahaya yang mengancam kalau mereka masuk ke putaran kedua. Mereka akan diserang dari berbagai penjuru. Lagi-lagi isu primordial dikwatirkan akan menggerus suara ahok.

4. Kalau pilkada DKI putaran kedua dilihat dari penegasan identitas maka pilkada DKI adalah pertarungan konsep gagasan. Gagasan islam nusantara yang moderat dan gagasan islam garis keras dengan wahabinya.

Pada titik inilah partai-partai akan melihat dirinya dalam segala visi dan misinya. Partai-partai pengusung agus akan berpikir keras dalam penegasan identitasnya. Tiga partai pengusung agus (PPP, PKB, PAN) adalah partai berbasis islam, sementara demokrat menegaskan dirinya sebagai partai nasionalis-religius.

Kalau tiga partai (PPP, PKB, PAN) mendukung pasangan nomor tiga karena kesamaan visi dan misi tentang pemimpin muslim, itu ibarat makan buah simalakama. Bergabung tidak nyaman, karena disitu ada PKS dan FPI yang menampilkan wajah islam yang garang dan keras.

Kalau tidak bergabung, apa mereka akan mendukung Ahok dengan pertimbangan basis massa di akar rumput yang akan kecewa? Dalam beberapa hari ke depan kita akan melihat keputusan mereka. Menyerah pada godaan kekuasaan dengan bumbu kekerasan atau berpihak pada demokrasi yang menjunjung kebhinekaan.

5. Yang paling sulit menegaskan dirinya saat ini adalah partai demokrat. Boleh saja orang dengan gampang menyatakan, mereka akan mendukung pasangan nomor tiga. Melihat persaingan politik selama ini, mustahil demokrat mau mendukung pasangan nomor dua.

Pada titik inilah, demokrat harus tegas melihat politik jangka panjangnya. Boleh dipastikan demokrat tidak akan ikut dalam perpolitikan nasional sampai tahun 2024. Partai ini tidak memiliki stok pemimpin nasional yang diakui.

Masa SBY telah berlalu. Agus yang dipersiapkan sebagai pemimpin nasional pun, ternyata tidak sanggup, bahkan menelan kekalahan yang memalukan. Ini adalah kenyataan pahit bagi dinasti cikeas yang mencoba melanggengkan dinasti politiknya.

Ini semakin pahit ditambah bayangan partai demokrat akan menjadi partai gurem . dengan berbagai pertimbangan ini, dibutuhkan kebijaksanaan SBY sebagai seorang negarawan dan politikus. Kejadian selama ini bolehlah dijadikan sebagai satu bahan refleksi. Mulai dari suka curhat di twitter dan menganggap dirinya masih mempunyai kuasa.

6. Masalah dari SBY sebenarnya adalah keinginan untuk berkuasa itu sangat kuat sekali. Walau mungkin dengn cara yang tidak benar dan seperti orang yang kehabisan akal. Tapi melihat kondisi politik saat ini, mustahil untuk meraih itu kembali.

Citranya sudah semakin buruk dan rusak. Itu adalah akibat dari sikap negarawannya yang kurang. Tapi masih ada kesempatan untuk SBY untuk memperbaiki itu semua. Dia akan bisa pergi dan tidur tenang kalau situasi saat ini dia bertindak bijaksana.

Masalah utama Jokowi dan SBY lebih pada kekuasaan, beda dengan masalah SBY dengan Megawati lebih kepada persoalan personal. Ketika SBY mau kembali mendekati Kekuasaan Nasional, ternyata Jokowi sudah banyak dibentengi amunisi yang siap ditembakkan.

Mulai dari dosa di masa lalu sampai dengan proyek mangkraknya. SBY akan tidur tenang, kalau dia mau menjauh dari keinginan berkuasanya. SBY akan dianggap sebagai negarawan sejati, apabila saat ini dia mau konprensi pers atau mencuit di twitter dengan lugas dan tegas, tanpa baper berkata: “Partai Demokrat telah menegaskan dirinya sebagai partai yang menjaga kebhinekaan bangsa ini.

Partai ini akan bersikap tegas terhadap setiap usaha yang menolak dan merobek kebhinekaan itu. Karena itu, partai demokrat dengan tegas menyatakan akan mendukung saudara Basuki atau ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada putaran ke dua.

Dukungan ini adalah komitmen kami menjaga simbol kebhinekaan di negara ini, sangat dihargai. Sekian dan terimakasih”. *SBY*. Ketika ini terjadi, saya sangat yakin, masyarakat akan bertepuk tangan riuh rendah, dan suaranya akan menjadi terapi yang menyembuhkan SBY.

Semua jagad maya akan dipenuhi respon positif dan hormat kepada beliau. Sementara di istana, jokowi akan tertawa terkekeh, senyum manyum sambil berkata: “dari dulu kek”. Dalam beberapa hari ke depan, kita akan lihat jalan manakah yang akan ditempuh SBY. Apakah jalan sempit yang membawa kehormatan pada keluarganya atau jalan lebar yang akan membawa dia semakin hancur.

7. Dalam kondisi politik yang demikian, apakah ahok akan menang di putaran kedua? Jawaban saya: ahok akan tetap menang, walau berapa kali putaran pun. apakah itu bukan keyakinan yang terlalu naif dan jumawa? Di satu sisi penilaian seperti itu masuk akal kalau melihat perpolitikan saat ini dari panggung depan.

Saat ini lawan politik ahok akan berkata ahok akan tumbang kalau masuk ke putaran kedua. Itulah yang diyakini pasangan nomor tiga yang dengan wajah sumringah dan yakin ketika menggelar konfrensi pers. Tapi janganlah kita melupakan, politik DKI itu sebenarnya adalah perpolitikan nasional. Gubernur DKI adalah presiden bayangan.

Gubernur DKI rakyatnya adalah petinggi-petinggi di negara ini. Jokowi bangga manjadi rakyat ahok. Dia patuh pergi ke TPS untuk mencoblos. Tapi apa Jokowi bisa bangga kalau dia rakyatnya Anies? Yang nota bene adalah orang yang dia pecat karena lamban bekerja?

Apa jokowi nanti akan bisa bekerja sama dengan pejabat yang telah dipecatnya? Tentu tidak. Dalam titik inilah pak de akan memainkan politik senyapnya. Kita tidak tahu, tapi itu pasti ada. Cukuplah isu kesalahan data pencatatan anggaran sebanyak 23 T di kementrian pendidikan dan terlambatnya penyebaran kartu Indonesia Pintar di seluruh Indonesia, sebagai isu dengan pesan: betapa lambatnya seorang anies bekerja. Dia adalah seorang motivator bukan eksekutor.

8. Sampai saat ini, tidak ada klarifikasi tegas dari HT tentang pertemuannya dengan antasari. Kalau selama ini dia dengan bebas “mencuci otak” masyarakat dengan mars perindonya dan menjelekkan ahok di stasiun TV-nya, kita perhatikan tensinya akan berkurang.

Geraknya akan semakin dibatasi dan dikunci. Keinginan perindo untuk mencalonkannya sebagai presiden di 2019, harus dipikir ulang. Sudah ada kartu truf yang siap-siap dibuka pada waktunya kalau dia masih mencoba-coba bermain dengan api.

9. Melihat persentase suara ahok, itu adalah suatu anugrah yang patut disyukuri. Kekecewaan sebagian pendukung, hanya karena ahok tidak bisa satu putaran. Tapi melihat kejadian empat bulan terakhir, mustahil ahok bisa menang.

Tapi ternyata keajaiban terjadi. ahok masih bisa nomor satu. Dia masih membutuhkan tujuh persen suara untuk menang. Sementara anies sepuluh persen suara lagi. melihat begitu banyaknya kejadian yang menunjukkan kekurang siapan KPU yang merugikan paslon nomor dua, angka tujuh persen itu masih bisa ditekan.

Tapi sekali lagi, itu adalah jalan untuk menunjukkan keajaiban yang lain. pendukung ahok akan semakin militan untuk menang dan menggalang kekuatan. perjuangan belum selesai. Ahok akan menang di putaran dua dengan hasil yang membuat lawan tidak bisa tertidur.

10. Dilihat dari kacamata sejarah, tidak ada satu pun peristiwa yang kita alami terjadi secara kebetulan. Semua terjadi untuk kita alami dan ambil hikmahnya. Sejarah telah membawa perjalanan politik di negara ini sampai pada saat ini.

Ahok adalah orang yang ada di pusat sejarah itu. Dia berada di pusaran segala kepentingan dan cita-cita bangsa ini. dan tidak kebetulan ahok adalah orang yang benar dan jujur. Di sepanjang zaman dan abad,Pemilik sejarah selalu mengirimkan orang-orang yang Dia kasihi untuk memperbaiki dan mereformasi apa yang telah rusak sekian lama.

Ahok adalah seorang petarung hebat. Tidak ada pemimpin seperti itu yang sanggup membuat orang menangis karena mencintai pemimpinya, kembali dari luar negeri hanya untuk mencoblosnya. Tidak ada. Saat ini, hanya ahok yang bisa. Karena itu kita percaya, sejarah akan berpihak pada orang-orang yang benar dan tertindas.


Sejarah akan menjadi milik orang yang bercita-cita meng-administrasi keadilan sosial menjadi nyata di negara ini. kalau pada putaran pertama, sejarah telah membuka kemunafikan dan kekurang negarawan beberapa pihak, pada putaran kedua ini pun sejarah akan mempertontonkan kesantunan itu hanya bungkus untuk menipu dan baju putih itu tidak akan sanggup menutupi kehitaman hati dan pikiran. Sejarah akan selalu memihak orang benar dan jujur. Begitulah kura-kura !!(Bahapal Raya, 16 Februari 2017. Defri Judika Purba)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments