Presiden Jokowi mengunjungi kawasan objek wisata religi Pemakaman Mahligai Barus (Laily Rachev/Biro Pers Setpres) |
BeritaSimalungun.com, Jakarta - Presiden Jokowi meresmikan Tugu Titik Nol Pusat
Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah,
Sumatera Utara. Meski tak berjuluk 'Serambi Makkah', ternyata dari
tempat inilah agama Islam masuk ke Nusantara.
Belum ada catatan
resmi mengenai kapan wilayah Barus terbentuk. Tetapi tercatat sejak abad
ke-6 Masehi, rempah-rempah dari Barus jadi magnet bagi para saudagar
penjuru dunia.
Dalam buku 'Lobu Tua Sejarah Awal Barus' yang disunting oleh seorang peneliti asal Prancis Claude Gulliot yang dikutip detikcom
pada Sabtu (25/3/2017), Barus juga dikenal dengan nama Pancur atau
dalam bahasa Arab menjadi Fansur. Buku yang ditulis oleh beberapa
peneliti itu pun belum bisa mengungkap apakah Barus dan Pancur memiliki
makna yang sama.
Presiden Jokowi mengunjungi kawasan objek wisata religi Pemakaman Mahligai Barus. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
|
Seorang
ahli geografi yang juga matematikawan berdarah Yunani, Claudius
Ptolemaeus pada abad ke-1 Masehi menyebut ada lima pulau yang salah
satunya bernama 'Barousai'. Namun belum terbukti benar apakah Barousai
adalah Barus.
Meski
tak ada catatan yang memastikan bahwa Barus adalah Barousai yang
dimaksud Ptolemaeus, tetapi memang sejak dahulu Barus dikenal sebagai
penghasil kamper. Pada zaman dahulu tak semua tempat bisa ditumbuhi
pohon kamper, dan komoditas ini amat disukai orang Timur Tengah.
Maka
masuklah pedagang dari Timur Tengah ke Barus yang pada abad ke-6 Masehi
merupakan pelabuhan di tepi barat Sumatera Utara. Kala itu memang belum
bernama Sumatera Utara.
Tak hanya pedagang dari Arab, bahkan di
Barus juga sudah berdatangan para pedagang dari Aceh, India, China,
Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya.
Keanekaragaman suku bangsa yang datang ke Barus terbukti dengan adanya
catatan-catatan berbahasa Arab, Yunani, Syriak, Tamil, Melayu, Jawa,
hingga Armenia tentang Barus.
Presiden Jokowi mengunjungi kawasan objek wisata religi Pemakaman Mahligai Barus. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
|
Masuknya
Islam ke Nusantara dipercaya turut dalam jalur perdagangan ke Barus
ini. Jalur perdagangan ini dikenal sebagai Jalur Rempah karena memang
para pedagang memiliki misi untuk mencari rempah-rempah.
Bukti
bahwa Islam pertama kali masuk ke Nusantara lewat Barus adalah
ditemukannya makam Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi
atau 48 Hijriah. Makam tersebut terdapat di kompleks Makam Mahligai di
Barus.
Jokowi: Makam Mahligai Barus Bukti Hubungan Bersejarah RI-Timteng
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengunjungi
kawasan objek wisata religi Pemakaman Mahligai Barus, di Desa Sihorbo,
Kecamatan Barus Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah. Jokowi mengatakan
lokasi wisata religi ini sebagai bukti sejarah hubungan Indonesia dengan
Timur Tengah sejak ratusan tahun yang lalu.
"Ini menunjukkan
bahwa hubungan antara Timur Tengah dengan Indonesia itu sudah ada sejak
abad ke-6. Jadi, kalau di Masehi itu 661 Masehi, 48 Hijriah, jadi
artinya memang ratusan tahun yang lalu hubungan itu telah ada," kata
Jokowi di lokasi, yang disampaikan Kepala Biro Pers, Media, dan
Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Jumat (24/3/2017).
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
|
Jokowi
menambahkan hubungan yang terjalin dengan Timur Tengah, salah satunya,
adalah hubungan perdagangan. Lokasi Barus ini dinilai berpotensi tinggi
menjadi penyalur kapur barus dan rempah untuk diekspor. Mengingat
wilayah Barus merupakan penghasil kapur barus dan rempah-rempah yang
terkenal hingga Timur Tengah, bahkan kawasan Eropa.
"Hubungan
yang sifatnya dagang mencari di sini kapur barus, merica, kemiri,
kemenyan, semuanya ada dari Barus dan sekitarnya," kata Jokowi.
Selain
itu, di pemakaman Mahligai Barus, yang terbentang di atas bukit seluas 3
hektare, terdapat sejumlah makam ulama besar asal Timur Tengah. Hal ini
menunjukkan hubungan Indonesia dengan Timur Tengah juga terjalin dalam
rangka penyebaran agama Islam, sekaligus jejak sejarah masuknya agama
Islam ke Indonesia. "Dan juga di situ pasti ada syiarnya," katanya.
Oleh
sebab itu, tak heran jika hubungan Indonesia dengan Timur Tengah
berjalan dengan baik sejak sebelum kemerdekaan. Presiden pun meyakini
hubungan baik tersebut akan terus terjalin pada masa mendatang.
"Hubungan
kita dengan Timur Tengah sudah lama sekali. Ya kalau sekarang ini
semakin erat ya memang sudah sewajarnya karena dulu saja sudah dekat,
sudah erat, sekarang kalau semakin erat juga semakin baik," ujar Jokowi.
Turut
mendampingi Presiden, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki,
dan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
|
(Sumber: Detik.com)
0 Comments