Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Rikanson J Purba: KECERDASAN SOSIAL WALIKOTA HEFRIANSYAH JONGKOK?

Facebook
BeritaSimalungun-SEKAITAN kasus brosur Serbu Siantar 2018, agaknya kecerdasan sosial Walikota Hefriansyah dapat dikategorikan jongkok.

Kecerdasan sosial terdiri atas: sensivitas sosial, social insight, dan komunikasi sosial. Kecerdasan sosial mencakup empati, prososial, kesadaran diri, pemahaman situasi sosial dan etika sosial, keterampilan pemecahan masalah, komunikasi efektif, mendengarkan efektif, serta mampu memimpin kelompok.

Warga Simalungun protes keras, karena brosur yang ditampilkan mengesankan rumah adat Simalungun yang melompong dikerubuti orang-orang lain di Siantar. Setelah ramai di medsos, baru diperbaiki kemudian.

Siantar adalah kota multiras, multikultur, dan multiagama. Sudah pernah jadi kota tertoleran di Indonesia, walau akhir-akhir ini turun peringkat. Kota ini miniatur Indonesia.

Terjadinya karena pengaruh Belanda dalam rangka VOC dan kebetulan raja-raj di Simalungun (“raja marpitu”: Siantar, Tanoh Jawa, Panei, Raya, Purba, Silimakuta, dan Dolog Silou) bersikap terbuka. Maka orang-orang lain bermasukan ke Siantar (yang dulunya adalah ibukota Kabupaten Simalungun).

Jika Walikota Heriansyah baca sejarah, dia akan tahu siapa Simalungun di Siantar. “Sipungkah Huta”, “Sisuan Buluh”, dan “Sijolom Suhul ni Pisou”.

Zaman tentu berkembang. Populasi orang lain justru lebih banyak daripada orang Simalungun (oSim) itu sendiri. Perlu juga oSim sadar diri dan tak lagi terlena. Sudahlah,  Revsos 46 tak pantas lagi dijadikan alibi ketertinggalan Simalungun.

Gerakan protes terhadap Walikota Pematangsiantar Hefriansyah ber-tubitubi dilayangkan, baik melalui jalan maya maupun nyata. Yang seperti ini patut kita apresiasi.

Tapi jika Walikota Hefriansyah tetap kecolongan akan kasus-kasu semacam ini, bisa terkonfirmasi bahwa kecerdasan sosialnya benar-benar jongkok. Tak maulah punya walikota semacam itu…!Hapsun. (BS)

Sumber: Rikanson J Purba (FB)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments