Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan memantau langsung pembenahan seluruh fasilitas dan sistem transportasi di Danau Toba, Sumatera Utara pada Jumat, 13 Juli 2018. |
Tobasa, BeritaSimalungun-Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan memantau langsung pembenahan seluruh fasilitas dan sistem transportasi di Danau Toba, Sumatera Utara pada Jumat, 13 Juli 2018.
Pembenahan sistem transportasi di Danau Toba ini menyusul insiden tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun, Senin 18 Juni 2018, lalu. Dalam insiden itu, ratusan orang hilang dan sulit ditemukan hingga saat ini.
Pembenahan itu juga untuk kenyamanan Danau Toba sebagai destinasi wisata Internasional dan memantau progres pengembangan pariwisata Geopark Kaldera Toba.
Dalam pantauan Luhut, Ia menyoroti pembangunan pelabuhan yang ada di Danau Toba. Catatan mereka menunjukkan ada 41 pelabuhan yang ada di Danau Toba, termasuk pelabuhan yang dikelola swadaya masyarakat.
Untuk memiliki fasilitas terbaik dengan safety pelayaran, Kementerian Perhubungan membangun pelabuhan di kawasan Danau Toba, seperti Pelabuhan Ambarita, Pelabuhan Ajibata, Pelabuhan Simanindo, Pelabuhan Tigaras dan Pelabuhan Muara.
Luhut sempat meninjau pembangunan kapal feri di Desa Parparean II, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Sumatara Utara. Untuk proyek pembuatan kapal Roro, pengerjaan dilakukan oleh PT. Dok Bahari Nusantara dengan berkapasitas 280 penumpang, dan kapal ini bisa mengangkut kendaraan bermotor.
"Ini pasti lebih bagus karena tidak kapal kayu. Bawahnya juga lebih lebar. Sehingga stabilitas kapalnya bagus. Ini upaya pemerintah serius dalam menangani," ucap Luhut kepada wartawan.
Luhut mengatakan pemerintah Indonesia hadir untuk memperbaiki fasilitas di Danau Toba, agar kejadian seperti tenggelamnya KM Sinar Bangun tidak terulang kembali. Kemudian, transportasi penyeberangan di Danau Toba harus memiliki safety.
"Jadi kita enggak ribut soal kecelakaan. Keluarganya sudah kita urus, sekarang kita perbaiki supaya tidak terjadi lagi seperti itu," tutur Luhut.
Tidak tanggung, Luhut menyebutkan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan akan membangun 7 kapal fery di pembuat kapal di Danau Toba secara bertahap. Kemudian, Kapal akan beroperasi di mulai bulan Oktober 2018.
Ia menilai sudah saatnya Danau Toba kembali menyedot kunjungan wistawan lokal dan mancanegara untuk berwisata. Dengan itu, Danau Toba sudah memiliki fasilitas wisata standar Internasional.
"Nah ini kan kita ada galangan kapal di Danau Toba. Sekarang kita coba membuat disini. Nanti kita rapikan lagi. Supaya nanti bisa diaudit kapal kapal yang ada. Supaya tidak terjadi lagi seperti kemarin, karena tidak audit," ucap Luhut.(*)
Pembenahan itu juga untuk kenyamanan Danau Toba sebagai destinasi wisata Internasional dan memantau progres pengembangan pariwisata Geopark Kaldera Toba.
Dalam pantauan Luhut, Ia menyoroti pembangunan pelabuhan yang ada di Danau Toba. Catatan mereka menunjukkan ada 41 pelabuhan yang ada di Danau Toba, termasuk pelabuhan yang dikelola swadaya masyarakat.
Untuk memiliki fasilitas terbaik dengan safety pelayaran, Kementerian Perhubungan membangun pelabuhan di kawasan Danau Toba, seperti Pelabuhan Ambarita, Pelabuhan Ajibata, Pelabuhan Simanindo, Pelabuhan Tigaras dan Pelabuhan Muara.
Luhut sempat meninjau pembangunan kapal feri di Desa Parparean II, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Sumatara Utara. Untuk proyek pembuatan kapal Roro, pengerjaan dilakukan oleh PT. Dok Bahari Nusantara dengan berkapasitas 280 penumpang, dan kapal ini bisa mengangkut kendaraan bermotor.
"Ini pasti lebih bagus karena tidak kapal kayu. Bawahnya juga lebih lebar. Sehingga stabilitas kapalnya bagus. Ini upaya pemerintah serius dalam menangani," ucap Luhut kepada wartawan.
Luhut mengatakan pemerintah Indonesia hadir untuk memperbaiki fasilitas di Danau Toba, agar kejadian seperti tenggelamnya KM Sinar Bangun tidak terulang kembali. Kemudian, transportasi penyeberangan di Danau Toba harus memiliki safety.
"Jadi kita enggak ribut soal kecelakaan. Keluarganya sudah kita urus, sekarang kita perbaiki supaya tidak terjadi lagi seperti itu," tutur Luhut.
Tidak tanggung, Luhut menyebutkan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan akan membangun 7 kapal fery di pembuat kapal di Danau Toba secara bertahap. Kemudian, Kapal akan beroperasi di mulai bulan Oktober 2018.
Ia menilai sudah saatnya Danau Toba kembali menyedot kunjungan wistawan lokal dan mancanegara untuk berwisata. Dengan itu, Danau Toba sudah memiliki fasilitas wisata standar Internasional.
"Nah ini kan kita ada galangan kapal di Danau Toba. Sekarang kita coba membuat disini. Nanti kita rapikan lagi. Supaya nanti bisa diaudit kapal kapal yang ada. Supaya tidak terjadi lagi seperti kemarin, karena tidak audit," ucap Luhut.(*)
Sumber: www.viva.co.id
0 Comments