New York, BS – New York kini menjadi salah satu titik penyebaran virus corona (Covid-19) terbanyak di dunia. Jumlah kasus positif Covid-19 di New York, mengutip data Worldometer hingga Sabtu (4/4/2020) pagi, mencapai lebih 103.000 pasien atau 9% dari total kasus di dunia yang hampir 1,1 juta orang.
Jumlah kasus positif corona di New York lebih banyak dari total kasus di Tiongkok yang sebanyak 81.000. Bahkan jumlah kematian akibat Covid-19 di New York kini mencapai lebih dari 3.200 orang, hampir melampaui total kasus kematian di daratan Tiongkok yang sebanyak 3.300 orang.
Mengapa New York dalam waktu singkat menjadi episentrum pandemi global Covid-19? Jawaban atas pertanyaan itu masih diselidiki para pakar.
Dilansir dari metro.co.uk, ada sejumlah faktor yang diperkirakan menjadi pemicu mengapa hal tersebut terjadi. Sebagai salah satu kota terpadat di dunia, dengan populasi lebih dari 18,8 juta orang, New York sangat bergantung pada transportasi umum.
Sebagai salah satu kota utama di dunia, New York juga dikunjungi banyak turis. Tahun 2018, kota ini dikunjungi 65 juta pelancong mancanegara.
Kondisi itu diperkirakan menjadi salah satu faktor yang memicu kerentanan New York menghadapi penyebaran Covid-19. Warga yang berjejal di transportasi umum serta pelancong yang berbaur dengan warga kota di jalanan New York, mengakibatkan upaya physical distancing mustahil terjadi.
Selain itu, kepadatan penduduk hingga 27.000 orang per mil persegi, berkontribusi pada percepatan penyebaran virus ini. Namun, hal ini tidak terjadi di kota dengan kepadatan yang sama, seperti Tokyo dan Seoul.
Sikap pemerintah federal AS yang pada awalnya seolah meremehkan ancaman pandemi corona, juga diyakini menjadi penyebab mengapa kini New York dan negara itu kewalahan dengan korban yang terus bertambah dari hari ke hari.
Pada Rabu (1/4/2020) lalu, Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo memperkirakan, puncak penyebaran corona akan terjadi pada akhir April.
Untuk itu, pemerintah setempat menginstruksikan seluruh warga untuk menggunakan masker wajah saat beraktivitas di luar rumah. Di sisi lain, tenaga medis meminta lebih banyak ventilator, alat pelindung diri, dan perlengkapan kesehatan lain yang dibutuhkan untuk menangani pasien Covid-19.
Wali Kota New York Bill de Blasio juga meminta pemerintah federal untuk segera mengirim lebih banyak peralatan kesehatan. Jika tidak ada tambahan, Blasio menyatakan, tenaga medis terpaksa harus memilih pasien yang harus diselamatkan.
Sumber: BeritaSatu.com
0 Comments