Penanganan Covid-19 di Kabupaten Simalungun Harus Diawasi Elemen Masyarakat
Jhon Mejer Purba (Millenial Activist & Founder Pantau.id).Kolase |
Simalungun, BS-Ditengah-tengah kondisi saat ini hampir semua umat manusia merasakan dampak yang diakibatkan menyebarnya virus corona. Di Indonesia kasus Covid-19 ini dimulai pada 02 maret 2019 yang resmi diumumkan presiden Joko Widodo dengan kasus 2 orang dinyatakan positif yaitu warga Bekasi, Jawa Barat hingga hari ini sudah menyebar ke seluruh provinsi dan 310 kab/kota di tanah air, termasuk Kabupaten Simalungun.
Dengan kondisi Kabupaten Simalungun saat ini, yang tidak terlepas dari Covid-19, maka diperlukan pemimpin/pengambil kebijakan yang bekerja dengan berani, tanggap, cepat, terukur juga tepat sasaran.
Belajar dari daerah-daerah yang terlebih dahulu terpapar korban yang positif tidak berhenti diangka 1.2 orang tetapi selalu melebihi ada yang mencapai angka puluhan, ratusan bahkan ribuan di 1 daerah, tentu kita tidak menginginkan itu terjadi di Kabupaten Simalungun.
Disinilah pentingnya kita bergotong royong sering kita sebut “Sapangambei Manoktok Hitei”, ada kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah, DPRD , serta semua elemen masyarakat.
Atas dorongan tersebut maka kami para perkumpulan anak rantau Simalungun ikut ambil bagian dalam mengkampanyekan juga mengedukasi saudara, orang tua yang ada di Simalungun (kampung halaman).
Berawal dari komunikasi dari beberapa orang yang berada di tanah perantauan antara lain Jhon Mejer Purba (Jakarta), Wira Dani Damanik (Jambi), Tri Ombun Sitorus (Sumedang), Jhonson Saragih (Bogor),Rijan Purba (Malang), Hotmas Sinaga (Sumedang), Wenro Haloho (Tangerang), dan Rivento Sinaga (Bali) akhirnya sepakat membuat satu gerakan bangun dan selamatkan Simalungun melalui satu wadah yang diberi nama PANTAU (Perkumpulan Anak Rantau) Simalungun dengan rencana kegiatan akan aktif membuat webinar juga tindakan nyata dalam membangun Simalungun baik melalalui sumbangsih pemikiran, pengawasan terhadap Pemkab Simalungun, juga mendorong serta mengingatkan DPRD Simalungun dalam membangun Simalungun.
Diskusi Pantau (Perkumpulan Anak Rantau) Simalungun. |
Pada hari Kamis, 30 April 2020 tepat Pukul 15.00-17.30 WIB “PANTAU Simalungun” menggelar webinar pertamanya melaui zoom dengan mengangkat Tema :Langkah Strategis Pemerintah Kabupaten Simalungun dalam menghadapi Covid-19. Diskusi tersebut diadakan dengan mengundang pembicara yang kapabel serta berimbang, pembicara yang diundang “PANTAU Simalungun” itu antara lain :
1.S. Samrin Girsang (Wakil Ketua DPRD Simalungun)
2.Dr. Lidia Saragih (TGT2P & Kadis Kesehatan Simalungun)
3.Bobok S. Simanjuntak, SKM, MKM (Praktisi Ketahanan Pangan)
4.Silverius Bangun (Journalist & Director Efarina TV)
5.Rikanson J. Purba (Pengamat Kebijakan Kabupaten Simalungun)
6.Jhon Mejer Purba (Millenial Activist & Founder Pantau.id)
Semua pembicara hadir dalam diskusi itu juga dihadiri 55 orang peserta asal Simalungun di berbagai daerah. Diskusi berlangsung baik yang di moderatori oleh Rijan Purba dengan memberi kesempatan kepada pembicara-pembicara untuk menjelaskan kondisi real yang terjadi.
S.Samrin Girsang (Wakil Ketua DPRD Simalungun) mengungkapkan banyak permasalahan yang terjadi di Simalungun yang ditangani bupati dalam menangani covid-19, mulai dari pembangunan ruang isolasi yang dibangun di Batu 20 dan Parapat, tidak adanya koordinasi serta transparansi dengan DPRD Simalungun dalam penggunaan anggaran penanganan covid-19 yang berjumlah Rp 110.5 Milyar dan teryata sampai pada saat ini DPRD Simalungun sudah melayangkan surat pemanggilan kepada Bupati Simalungun hingga 3 kali, namun tak kunjung ditanggapi Bupati Simalungun DR JR Saragih.
dr. Lidia Saragih (TGT2P & Kadis Kesehatan Simalungun) menjelaskan kondisi update mengenai covid-19 di Kabupaten Simalungun dengan memberi data kasus positif 2 orang, PDP 26 orang, ODP 29 orang, sembuh PDP 6 orang, PDP meninggal 4 orang. Beliau juga menjelaskan ada 3 RSUD rujukan di Simalungun dalam menangani kasus ini yaitu di Pardagangan, Pamatang Raya, dan Parapat.
Bobok S. Simanjuntak, SKM, MKM (Praktisi Ketahanan Pangan) dalam keterangannya menjelaskan bahwa covid-19 ini memberi dampak ke berbagai sektor salah satu yang harus diantisipasi adalah ketahanan pangan, dalam menghadapi wabah ini perlu untuk menjaga pola hidup sehat dan ketahanan pangan dapat membentuk imun tubuh juga aktivitas positif lawan corona.
Silverius Bangun (Journalist & Director Efarina TV) juga ditanya oleh moderator soal data valid soal kasus Covid-19 di Simalungun, karena banyak berita yang menimbulkan tanda tanya, sebagai jurnalis dia memberi keterangan terhadap pembangunan ruang isolasi yang dilakukan Pemkab Simalungun.
Dia mengatakan bahwa disituasi sekarang dalam menghadapi kasus corona yang masih pertama kali dihadapi, tidak ada yang bisa menjamin bahwa ruang isolasi itu mubajir dan tidak diperlukan. Dia juga menyayangkan ungkapan Wakil Ketua DPRD Samrin Girsang atas yang menurutnya hanya cenderung mengeluh atas sikap bupati.
Rikanson J. Purba (Pengamat Kebijakan Kabupaten Simalungun) blak-blakan dalam menyampaikan pandangannya terhadap penanganan covid-19 di Simalungun. Dia mengungkap bahwasanya Pemkab Simalungun itu kerjanya ngawur dengan memperlihatkan langkah-langkah yang sudah diambil oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun, antara lain ruang isolasi yang tidak begitu penting, pemberian masker yang tidak komprehensif dan tidak mengena ke masyarakat.
Narasumber terakhir yang juga salah satu Founder PANTAU Simalungun Jhon Mejer Purba mengungkapkan bahwa peran pemuda baik yang tinggal di Simalungun maupun di perantauan sangat penting dilibatkan dalam menangani permasalahan covid-19 ini.
Banyak potensi yang ada di dalam pemuda baik melalui pemikiran juga tenaga, dia mengharapkan kedepan PANTAU Simalungun menjadi wadah membangun Simalungun.
Setelah semua narasumber menyampaikan materinya, moderator membuka sesi tanya jawab dan ada 5 orang yang bertanya antara lain: Sanggam Fernando, Wira Dani Damanik, Ando Nainggolan, Hermanto Sipayung, dan Renold Saragih yang pada intinya mereka semua ingin memastikan bahwa semua elemen bergerak bersama terutama antara Pemkab Simalungun dengan DPRD Simalungun, serta menekankan pemerintah harus bekerja secara jelas, terukur, tepat sasaran dan juga transparan.
Secara khusus Wira Dani Damanik meminta kasus ini terus diseriusi oleh Pemkab Simalungun, belajar dari daerah-daerah lain yang lebih dulu terpapar positif corona. Kasus ini tidak berhenti di angka 1,2 orang tetapi selalu naik sampai angka puluhan bahkan ratusan orang.
Yang artinya walaupun sudah diumumkan Pemprov Sumatera Utara bahwa Kabupaten Simalungun keluar dari zona merah tidak boleh dianggap sepele lalu dia meminta Pemkab Simalungun segera memperbaiki pusat informasi resmi penanganan Covid-19 Simalungun, dengan menunjukkan website resmi dia membandingkan pusat informasi Pemkab Simalungun yang tidak bisa menggambarkan secara detail beserta peta persebaran di tingkat kecamatan berbeda dengan Kabupate Karo yang jelas dan mudah dipahami.
Selanjutnya Hermanto Sipayung yang juga sebagai jurnalis memberi peryataan yang blak-blakan bahwa tidak jelasnya tata kelola pemerintahan itu, dibuktikannya dengan memberi contoh kasus dimana seorang wartawannya mewawancarai tim penanganan tidak bisa menjelaskan secara lengkap tentang kondisi yang terjadi.
Diakhir diskusi moderator Rijan Purba mengajak semua peserta mengkampanyekan bangun Simaungun dengan sama-sama mengucapkan “Mari Bergabung Bersama, Kita Berkolaborasi Pantau Simalungun” untuk berkontribusi bersama. (Penulis :Wira Dani Damanik/ Editor: Asenk Lee Saragih)
Gallery Kolase Hasil Diskusi Pantau (Perkumpulan Anak Rantau) Simalungun
Rikanson J. Purba (Pengamat Kebijakan Kabupaten Simalungun) |
Silverius Bangun (Journalist & Director Efarina TV) |
Dr. Lidia Saragih (TGT2P & Kadis Kesehatan Simalungun) |
Bobok S. Simanjuntak, SKM, MKM (Praktisi Ketahanan Pangan) |
S. Samrin Girsang (Wakil Ketua DPRD Simalungun) |
0 Comments