Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Ketika Pdt Renny M Damanik Menghampiri “Bayi Keselamatan”

Sisei yang Berdampak 
Ketika Pdt Renny M Damanik Menghampiri “Bayi Keselamatan”.(Foto Istimewa)

Tebing Tinggi, BS-Mengikuti lini masa media sosial (Facebook) Pdt Renny M Damanik terus dilirik Redaksi Beritasimalungun. Kadang ada hal-hal menarik yang diluar dugaan, pelayanan Pdt Renny M Damanik STh MSi yang perlu didokumentasikan digudang google secara online. Tidak hanya di media sosial, di google juga perlu didokumentasikan. Hal itulah yang dilakukan Redaksi Beritasimlaungun.com selama ini.

Seperti halnya ada postingan Pdt Renny M Damanik, Selasa (6/4/2021) sore. Dalam tulisan ini Pdt Renny Damanik menuliskan pertemuan dengan Jemaat GKPS yang pernah dia baptis dewasa sekira 12 tahun lalu dan menyapanya saat di gereja. 

Berikut dibawah ini tulisan itu yang dikutip Redaksi Beritasimalungun dari laman akun media sosial milik Pdt Renny Damanik.

Aku Sudah Lupa Tapi  Kau Mengingatnya, Kok Bisa? 

Saat aku duduk di meja tempat pelayan firman, kau datang menghampiriku. Lalu kau sapa aku, dan bilang horas inang  pendeta. Inang dulu yang babtis saat itu waktu aku memutuskan Yesus jadi juru selamatku.

Lalu aku makin kaget, kok bisa kenal aku ya sudah 12 tahun yang lalu, dan kutanya, dimana ham ku babtis bapa? Jawabmu di Bangun Silo. Wahhhh... Aku benar dah lupa, tapi dia tetap ingat tandatanganku di blangko babtisannya. 

Saat itu dia dibabtis sudah Remaja bersama 2 adikku, dari iman lain jadi Kristen. Lalu kutanya, sudah menikah? Jawabnya, sudah pendeta, lalu mana isterimu, kok tidak gereja, jawabmu baru melahirkan.

Ohhhh... Begitu, sambil aku berniat ingin melihat anaknya ke rumahnya, karena begitu baik dan ramahnya dia, menyapaku. Banyak orang cuek bahkan parhorja sekalipun, sudah kenal pun pendeta itu bisa saja diam tidak menyapa. Karena pendeta  tidak bisa mengenal semua orang, tapi banyak juga parhorja yang ramah dan mau menyapa dan memperkenalkan diri.

Selanjutnya kami ibadah dan aku tidak tahu nama nya siapa dan dimana alamat rumahnya, akhirnya tidak jadi ke rumahnya. Aku terus kepikiran tentang dia, pingin ketemu. 

Akhirnya Minggu Paskah kemarin dari jarak jauh dia melihat saya dan menundukkan kepala dan hormat, lalu alu tersenyum tapi  aku tidak tahu siapa itu. Kemudian kutanyalah seorang singer, inang siapa yang baru melahirkan isterinya kemarin.

Dulunya bapak itu Islam, pingin aku ketemu. Lalu namanya siapa, kati inang ini, kujawab, tidak tahu aku, mereka pun tertawa. Ternyata bapak yang menundukkan kepala tadilah yang kucari itu dan aku jumpai ke tempat duduknya dan kutanya alamatnya. 

Lalu hari ini (Selasa 6 April 2021) aku datang ke rumahnya melihat bayinya. Ternyata, bapak itu sedang kerja di lapangan. Kami hanya bertemu isterinya dan bercerita tentang kehidupan ini dan juga tentang pekerjaan. 

Juga anaknya yang SD cerita akan kerinduannya ke sekolah minggu yang telah libur  satu tahun. Dia sedih dan sudah lupa tentang sekolah minggu. Aduhhh... Gimana ya kok sekolah minggu tak bisa sekolah minggu.

Setelah cerita dengan ibunya dan anaknya, Saya berikan KAIN PANJANG/ KAIN GENDONG, untuk bayi yang  baru  lahir dan ku bilang, bawa anak ini ke gereja dan KAIN GENDONG INI buat gendongannya. Saat bisa datang ke gereja, Tetap setia dan taat pada Tuhan.  Setelah itu kami berdoa dan pamit pulang, karena suaminya baru pulang jam 6 sore dari Indrapura.

Pesan moral yang kuambil adalah dia tetap mengingat dan ramah terhadap yang melayani dia. Keramahan dan kerendahan hati lewat sapaannya sangat berdampak bagiku sebagai pendeta dan aku rindu bertemu dengan dia dan kepo dimana rumahnya.

Dan berusaha mencari alamatnya karena masih 1 bulan di Tebing, Sumut ini jadi Praeses GKPS Distrik V. Bukan hanya karena pemberian atau memberi maka berdampak pada diri kita. Bagaimana dengan aku, kau dan kita sebagai pelayan apakah kita juga selalu ramah dan sisei pada jemaat kita.

Atau hanya melayani rutinitas dan langsung menuju konsistori tanpa menyapa warga jemaat kita. Perjumpaan ini juga mengedukasi aku, kau dan kita akan arti dan makna menyapa orang lain dengan tulus dan hati yang paling dalam, akhirnya akan berdampak. Horas, salam persekutuan dan pelayanan yang berdampak. Pdt Renni H Damanik.MSi.(***/Editor Asenk Lee Saragih)

Ketika Pdt Renny M Damanik Menghampiri “Bayi Keselamatan”.(Foto Istimewa)

Ketika Pdt Renny M Damanik Menghampiri “Bayi Keselamatan”.(Foto Istimewa)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments