Info Terkini

10/recent/ticker-posts

HARI KE EMPAT : Gereja Warta Sukacita-Sungai Yordan-Yerikho-Qumran-Laut MatiI-Betlehem

Sungai Yordan.
Oleh : Pdt Defri Judika Purba

Setelah dua hari di kota Nazareth, hari ini kami  menuju selatan Israel yaitu Betlehem. Perjalanan ditempuh dengan naik bus sekitar dua jam.  Sebelum kami meninggalkan Kota Nazaret kami mengunjungi Gereja Kabar sukacita, yaitu tempat dimana bunda Maria menerima kabar sukacita dari Malaikat untuk melahirkan Tuhan Yesus. 

Sebelum cerita tentang gereja kabar sukacita, saya sedikit bercerita tentang kota Nazareth. Seperti kita ketahui bersama, Nazareth dicatat sebagai tempat tinggal Yesus di masa kecil dan muda-Nya. Nazareth menjadi tempat yang dituju Yusuf dan Maria setelah kembali dari pelarian Mesir. Tindakan ini menggenapi nubuat para nabi yang akan menyebut Yesus sebagai: orang Nazareth. 

 Nazareth berasal dari bahasa Ibrani yaitu: Netzer yang berarti: Tunas atau taruk yang tumbuh. Netzeri berarti “orang dari Nazareth” atau “ Sang Tunas”. Jadi, Yesus dipanggil sebagai “Netzeri” artinya Yesus akan timbul sebagai tunas dari tunggul Isai, yaitu Ayah Daud (Yes.11:1). 

Kehadiran Yesus sebagai “Netzeri” adalah sebuah theologia yang muncul di kitab Yesaya. Sebuah tema Theologia yang memunculkan harapan dari sebuah keterpurukan atau kegagalan hidup.

Ketika Yesus mati dan disalibkan, Pilatus memerintahkan untuk memasang papan kayu yang berisi tulisan, : INRI (Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum). 

Artinya, Yesus orang  Nazaret, Raja orang Yahudi. Tulisan INRI ini ditulis dalam tiga bahasa, yaitu: bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Walau imam-imam kepala Yahudi tidak setuju dan protes, Pilatus tetap kokoh pada keputusannya (Yoh. 19: 19-22).

Tempat pertama yang kami kunjungi yaitu, gereja warta sukacita (Basilica of the Annunciation). Gereja ini adalah gereja Katolik terbesar di timur tengah. Secara tradisi dipercaya sebagai  tempat dimana penghulu Malaikat yaitu Gabriel memberitakan kabar sukacita (annuciation) kepada Maria, bahwa ia akan melahirkan Yesus, Sang Juru Selamat (Luk.1:26-31).

Ketika memasuki gedung gereja yang sangat megah ini, saya menangis terharu. Tangisku tidak dapat saya tahan. Saya pergi menjauh dari rombongan. Suasana gedung gereja ini begitu megah, berseni tinggi dan mampu membuat saya menjadi orang yang kecil. 

Saya langsung membayangkan bagaimana dulu di tempat ini sebuah kabar sukacita diberitakan kepada Maria. Kabar kelahiran Yesus Sang Juru Selamat manusia. Sungguh jenius arsitek bangunan ini. Di lantai, ornamen keramik dibuat seolah-olah kita menuruni tangga, padahal lantainya datar.

Saya melihat bangunan tua berbentuk gua yang dipercaya sebagai rumah Maria zaman dahulu ketika menerima kabar sukacita dari Malaikat. Melihatnya, lagi-lagi saya sangat terharu. Terimakasih Yesus, terucap spontan dari bibirku. 

Setelah puas menikmati gereja kabar sukacita, mobil pun bergerak meninggalkan kota Nazareth pergi ke selatan Israel. Perjalanan ini lumayan panjang, hampir dua jam. 

Kami puas menikmati suasana perjalanan. Jalannya sangat bagus. Tidak ada lobang sedikitpun. Pertanian gandum, anggur, kurma dan Zaitun kami lihat di kiri kanan sepanjang perjalanan . Hampir satu jam naik mobil suasana lingkungan sudah mulai berubah. 

Lahan sudah mulai kering. Tidak banyak lagi tanaman hijau yang tumbuh. Paling banyak kami lewati yaitu gunung batu. Israel Utara memang lebih hijau dibanding Israel selatan.

Tempat pertama yang kami kunjungi di selatan Israel adalah sungai Yordan. Ini adalah tempat dimana Yesus dibaptis oleh Yohannes. Sungai Yordan di Utara yang sudah kami kunjungi, hanyalah sebagai tempat yang dibuka untuk tourism. Kenapa? Karena airnya banyak dan lebih bersih . 

Sementara sungai Yordan yang kami kunjungi ini airnya kotor dan sempit. Tidak memungkinkan tempat yang sempit ini dibuka untuk tourism. Tetapi alasan yang paling utama adalah sungai yang lebarnya hanya enam meter ini dimiliki oleh dua negara yaitu Israel dan Yordania. 

Sungai Yordan inilah memang pembatas antara Israel dan Yordania. Dengan status sebagai perbatasan, maka wilayah ini pun dijaga oleh tentara. Saya melihat dua orang tentara wanita dengan senjata lengkap duduk mengawasi pengunjung. Di sebelah sana pun, mungkin tentara Yordania pun berjaga-jaga.

Di sungai Yordan ini kami pun melakukan ibadah singkat. Setelah ibadah kami memanfaatkan waktu untuk melihat situasi sekeliling. Saya melihat banyak juga yang dibaptis di sungai ini. Lucunya, tempat pembatisan itu sudah diberi tanda. Sebelah sini untuk Israel, sebelah sana untuk Yordania.

Dari sungai Yordan kami mengunjungi bukit pencobaan. Ini adalah tempat yang dipercaya sebagai tempat Yesus dicobai (Mat. 4:1-11). Untuk menuju tempat ini, kami melintasi kota tua Yerikho. 

Ketika kami sampai di tempat, saya bisa melihat secara jauh bukit ini menjulang tinggi. Ada bangunan tempat ibadah di tempat tersebut dari Yunani  Ortodoks. Kami hanya melihat bukit pencobaan, tidak sampai mendaki ke atas. Selain cuaca panas, waktu juga tidak memungkinkan. 

Dari bukit pencobaan kami menuju Qumran melintasi kota tua Yerikho. Dibanding dengan kota Nazareth yang kami tinggalkan, kota Yerikho sedikit semrawut, tidak beraturan dan kurang tertata. 

Kami melintasi kota Yerikho dengan ingatan di tempat ini pernah dulu ada seorang yang bernama Zakheus yang ingin melihat Yesus. Tapi karena tubuhnya pendek, maka dia memanjat sebuah pohon Ara. Dari pohon tersebut, Zakheus bisa melihat Yesus. Kami berhenti di pinggir jalan untuk melihat contoh pohon yang dipanjat oleh Zakheus. Hanya photo dari mobil saja.

Keluar dari kota tua Yerikho, kami melanjutkan perjalanan menuju Qumran. Ini adalah tempat dimana gululungan-gulungan asli kitab suci ditemukan pada tahun 1947. Gulungan ini adalah “arsip” dari persekutuan Qumran yang memisahkan diri dari kelompok Eseni di tengah-tengah bangsa Yahudi dari pertengahan abad kedua sM sampai tahun 66-67 M. 

Kenapa mereka memisahkan diri?  Karena mereka menganggap beberapa keputusan yang telah dibuat pada zaman Anthiokus Epifanes (175-164 sM) tidak mereka setujui sebagai kehendak Allah. Dengan pimpinan seorang guru yang mereka sebut “Guru Kebenaran” mereka mengasingkan diri ke padang gurun Yudea. 

Di gua-gua di padang gurun ini mereka mempraktikan hidup saleh dengan rajin mempelajari hukum taurat dan menghayatinya dan memohon pengampunan akan dosa-dosa sebangsanya yang telah disesatkan itu. Persekutuan Qumran ini berakhir pada tahun 66-70 M selama perang Yahudi.  

Namun sebelumnya mereka telah menyembunyikan “gulungan-gulungan asli Kitab Suci” yang telah mereka pelajari ke dalam perpustakaan mereka di gua-gua. Dan gulungan inilah yang ditemukan tersebut.

Dari Qumran kami menuju Laut mati atau disebut juga laut Araba. Laut ini adalah laut terendah di dunia (400 m di bawah permukaan laut).. Disebut laut mati karena tidak ada binatang atau tanaman yang bisa hidup di dalamnya, biar mikroba sekalipun. Kadar garamnya sangat tinggi. Karena itulah ketika kami mencoba berenang, tubuh mengapung di laut ini. 

Setelah puas berenang di laut mati, kami pun bergegas menuju kota Betlehem. Di kota inilah kami akan menginap sampai hari Minggu. Kami akan menuju Yerusalem dari kota Betlehem. Sekian perjalanan kami hari ini. Betlehem, 03 Juni 2022. (***)
Laut mati.

Qumran

Pohon ara

Kota tua Yerikho.

Bukit pencobaan



Gereja Kabar sukacita.

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments