Di sodom gomora. |
Oleh: Defri Judika Purba
BS-Hari ini kami meninggalkan kota Bethlehem menuju perbatasan Taba untuk memasuki negara Mesir. Perjalanan ditempuh dengan waktu lima jam dengan melewati pesisir laut mati. Di tangan Israel laut mati menjadi sumber pendapatan negara yang luar biasa. Selain pembangunan Hotel dan Resort di beberapa titik, pemerintah Israel juga membangun pabrik pengolahan pupuk yang akan dijual ke seluruh dunia.
Kami melewati pabrik pembuatan pupuk tersebut. Ada kolam air tawar yang dibangun untuk memasok kebutuhan hotel. Air tawar ini diambil dari aliran sungai Yordan di Utara. Diolah dengan teknologi yang tinggi untuk bisa dikonsumsi.
Kami melewati daerah En Gedi. Ini adalah daerah yang digunakan Daud untuk bersembunyi dari kejaran raja Saul. Tempat yang dipilih Daud ini memang strategis. Ada begitu banyak celah-celah batu yang bagus untuk bersembunyi. Saat ini En Gedi sudah menjadi tempat wisata di Israel dengan air mata mineralnya.
Di tengah perjalanan kami singgah di sebuah tempat yang diyakini sebagai daerah Sodom dan Gomorah. Kita ketahui bersama dalam kisah Alkitab, orang Sodom disebut sebagai orang yang sangat jahat dan berdosa kepada Tuhan. (Kej.13:13).
Tempat ini mulai disebut ketika Lot memilih untuk tinggal di lembah Yordan dan berkemah dekat Sodom sementara Abram tinggal di tanah Kanaan. Mereka memilih berpisah untuk mencegah konflik akibat banyaknya kambing domba yang mereka miliki.
Karena kejahatan penduduk sodom, maka Allah merencanakan untuk memusnahkannya. Abraham yang mengetahui rencana Tuhan ini tidak menyetujui sebab anak saudaranya yaitu Lot ada di kota tersebut. Dengan rendah hati Abraham memohon agar Tuhan menangguhkan rencana tersebut dengan menyebut kemungkinan ada orang benar yang ikut juga musnah.
Abraham memulai dengan menyebut kemungkinan jumpah orang benar yaitu lima puluh orang sampai sepuluh orang (Kej.18:16-33). Tapi ternyata sepuluh orang pun tidak ada yang benar di kota sodom dan gomora.
Akhirnya Allah memusnahkan kota tersebut dengan mendatangkan hujan belerang dan api. Sebelum kota tersebut dimusnahkan, terlebih dahulu Allah menyelamatkan keluarga Lot dengan memberitahukan akan datangnya hukuman tersebut.
Lot dan keluarga diminta untuk meninggalkan kota tersebut dengan pesan jangan menoleh ke belakang. Keluarga Lot dengan tergesa-gesa meninggalkan kota tersebut. Tetapi di tengah perjalanan istri Lot pun menoleh ke belakang dan menjadi tiang garam.
Dari kisah ini, pesan yang mau disampaikan adalah mengikut Tuhan itu haruslah fokus ke depan. Tindakan istri Lot yang menoleh ke belakang yang mungkin memikirkan harta benda yang ikut juga hancur adalah tindakan mendua hati. Kaki melangkah untuk melaksanakan perintah Tuhan sementara hati menoleh ke belakang untuk mengikut dunia adalah tindakan yang tidak dikehendaki oleh Tuhan.
Kami tiba di perbatasan Taba ketika waktu sudah menunjukkan jam dua waktu Israel. Kalau di Mesir menjadi pukul satu. Ada perbedaan waktu satu jam lebih awal dari Israel. Berarti untuk Indonesia ada lima jam perbedaan waktunya.
Perbatasan Taba ini terletak di ujung paling selatan di Israel. Ada kota Elat sebagai kota terakhir yang kami lewati. Kota ini sangat maju. Terletak di pesisir laut Merah. Banyak hotel dikota ini begitu juga mobil yang masuk dari negara Korea dan Jepang untuk selanjutnya dipasarkan ke seluruh dunia.
Ketika kami memasuki perbatasan kami harus berjalan kaki sepanjang dua ratus meter untuk memasuki imigrasi Israel dan Imigrasi Mesir. Di imigrasi Israel pelayanan sangat cepat dan efisien. Kami tidak terlalu lama di Imigrasi ini. Tapi ketika kami di imigrasi Mesir situasi berubah.
Pelayanan nya lambat dan banyak melewati prosedur yang panjang dan berulang kali Dibutuhkan kesabaran yang ekstra di imigrasi Mesir. Ketika kami naik bus yang sudah sedia menunggu, bus yang kami tumpangi pun jauh berbeda. Bus di Israel, nyaman dan bersih sementara bus yang menjemput kami seperti bus intra patas tujuan Siantar Medan.
Di dalam bus kami dikawal oleh dua orang polisi Mesir. Itu mungkin sudah merupakan SOP di negara Mesir. Sepanjang perjalanan kami banyak melewati check point. Kadang paspor kami diperiksa kadang tidak.
Dari jendela saya melihat guide dan polisi yang mengawal kami turun memberi laporan ke pos tentara yang berjaga. Kebijakan ini mungkin berkenaan dengan peristiwa sejarah di masa lalu dimana Mesir pernah kecolongan akan wilayah pegunungan Sinai yang pernah dikuasai oleh Israel .
Ada beberapa hal yang menarik sepanjang perjalanan dari perbatasan Taba menuju St.Katarine tempat tujuan kami. Sepanjang perjalanan kami disuguhi indahnya Laut merah yang membentang. Nun disana ada negara Yordania dan negara Arab Saudi.
Perbatasan Taba yang terletak di teluk Araba memang menjadi pertemuan empat negara yaitu Israel, Mesir, Yordania dan Arab Saudi. Hal menarik lainnya kami bisa melihat suku beduin di sepanjang perjalanan. Suku beduin ini adalah suku yang menjadi cikal bakal bangsa Arab.
Mereka tinggal di perkemahan yang khas yaitu lantai satu dengan atap yang datar. Rumahnya tidak terlalu besar. Pekerjaan utama mereka yaitu menggembalakan kambing dan domba. Hal terakhir yang menarik adalah kami bisa melihat pegunungan batu yang sangat besar dan tinggi. Sepanjang perjalanan banyak gunung batu.
Setelah perjalanan selama tiga jam akhirnya kami sampai di pegunungan Sinai. Daerah pegunungan Sinai ini ada di wilayah yang sering disebut St.Katherina..Ini merupakan wilayah yang penting bagi Mesir. Ada tentara yang berjaga. Rumah dan hotel juga sudah dibangun.
Kami menuju kaki gunung Sinai dengan berjalan kaki dari pemberhentian bus. Melewati pos pemeriksaan. Tas yang kami bawa diperiksa satu persatu. Setelah berjalan hampir lima belas menit kami akhirnya sampai di kaki gunung Sinai. Di tempat inilah dahulu dua ribu tahun yang lalu menjadi tempat perkemahan bangsa Israel setelah keluar dari Mesir.
Gunung ini sering juga disebut gunung Horeb. Gunung ini memiliki ketinggian 2.285 M di atas permukaan air laut. Gunung ini menjadi tempat yang terkenal di dalam Alkitab karena di gunung inilah Allah memberikan aturan dan peraturan kepada bangsa Israel melalui Musa setelah mereka keluar dari perbudakan Mesir. Peristiwa ini sering disebut: sepuluh perintah Allah. (Kel. 19-20).
Perjanjian yang diadakan Allah disitu dengan umatNya sangat penting dalam mengikat suku-suku itu menjadi satu dan menempa mereka menjadi satu umat yang mengabdi kepada satu Allah. Gunung ini juga menjadi tujuan nabi Elia ketika saat itu ketakutan akan ancaman Izebel yang akan membunuhnya. Di gunung ini Elia disapa dan menerima kekuatan dari Allah Israel.
Di kaki gunung ini terdapat biara St Katarina. Disinilah ditemukan naskah Sinai yang ditulis dengan huruf besar yaitu sebagian Alkitab berbahasa Yunani. Di perpustakaan St Katarina ini ada naskah-naskah kuno dalam bahasa Yunani, Arab, Etiophia dan Siria.
Kami bermalam di morgand Land. Hotelnya sudah masuk kategori bintang empat. Tapi karena hotel ini ada di Padang gurun situasinya tentu berbeda dengan hotel bintang empat di kota. Walau demikian, tetap saja saya berdecak kagum akan kehebatan mereka membangun hotel ini di Padang gurun ini.
Ada taman yang indah, kolam renang, menu sarapan yang bermacam dan kamar yang memiliki AC. Sepertinya tidur di Padang gurun dengan fasilitas yang saya sebutkan diatas adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya nyenyak tidur di hotel ini.
Sekian perjalanan kami hari ini. Besok akan berlanjut dengan perjalanan menuju Kairo. Akan singgah di Rafidim, Elim, Mara dan melewati terusan Suez menuju Kairo. Gunung Sinai, 05 Juni 2022. (***)
Hotel morgand Land di tengah gurun. |
Hotel tempat kami menginap. |
Pegunungan Sinai. |
Jajaran mobil yang akan diekspor. |
Kota Elat. |
Pegunungan batu. |
Pabrik pupuk dari laut mati. |
Hotel di pesisir laut mati. |
Laut mati. |
Perkebunan Kurma. |
Selamat tinggal Yerusalem. |
Berangkat dari hotel. |
0 Comments