Jakarta, BS-"Pah. Wisma Jaya dimana?" tanya boru Sinaga sebelum kami berangkat. Saya sudah janji mengantarkannya ke GRHA TARUM BARAT Sport Center, tempat dimana klub basketnya akan melakukan sparing dengan klub lain. Saya pun menerangkan.
"Bisa gak kita lewat situ?" lanjutnya setelah saya terangkan.
"Emang kenapa harus lewat situ?" tanyaku mengangkat alis sebelah.
"Ada teman Cia tinggal disitu. Dia mau ikut sparing. Tapi gak diijinkan orangtuanya pergi sendiri", terangnya.
"Yaudah. Kita ambil. Buruan kalau mau kesana, nanti kalian terlambat", kata saya. Diapun tampak semangat berkemas.
Dalam perjalanan mengikuti arahan google maps, saya menanyai boru Sinaga tentang temannya yang mau kami jemput. Namun ternyata dia tidak tau apapun selain nama teman satu clubnya itu. Jadi alasan saya untuk menatar agar selalu berusaha mencari tau siapa orang yang terhubung dengannya.
Tiba di lokasi yang ditentukan, seorang gadis belia mengenakan kerudung, langsung masuk ke jok tengah setelah saya persilahkan. Begitu mulai jalan, saya menanyainya. Namanya sudah dapat. Intan.
Kelas satu SMA. Satu kelas di atas boru Sinaga.
Setelah bertanya tentang sekolahnya, saya mengajukan pertanyaan standar yang selalu saya pakai untuk menjalin keakraban jika baru bertemu seseorang.
"Intan orangtuanya asalnya dari mana?"
"Dari Medan Oom".
Saya terkejut. Tadinya saya kira dia orang asli bekasi atau orang jawa. Ada sedikit logat jawanya soalnya.
"Oh. Kamu orang Medan rupanya. Melayu?" tanyaku menebak-nebak.
"Batak", jawabnya singkat dengan nada agak aneh. Seakan ada rasa geli saat dia mengcapkannya. Sekali lagi saya terkejut. Boru Sinaga pun tampak terkejut.
"Hah! Kamu orang batak? Sama dong kita" kataku.
Sekarang balik dia yang terkejut.
"Ah, masa? Oom orang batak?" tanyanya seakan tidak percaya.
"Iya. Kami Sinaga", jawabku senang, karena kami pasti akan mudah akrab. Kami bertiga sama-sama tertawa.
"Jadi kamu boru apa?" tanyaku penasaran.
"Purba," jawabnya singkat.
Lagi-lagi saya terkejut dan tambah penasaran.
"Purba? Jadi purba apalah kamu?" tanyaku makin penasaran.
"Gak tau Oom", katanya dengan nada setengah geli.
"Jadi kamu purba apa? Toba? Karo? Atau jangan-jangan Simalungun juga," kataku berkelakar.
"Simalungun", jawabnya singkat.
Serasa mau copot jantungku. Dan tambah penasaran.
"Jadi kamu tidak tau kamu purba apa? Jangan-jangan kamu Purba Siboro juga. Ibuku Purba Siboro soalnya", kataku masih berkelakar.
"Pernah sih dibilangin sama Atok. Tapi lupa", katanya.
"Memangnya Purba Simalungun ada apa aja Oom?" katanya balik bertanya.
"Ada Purba Pakpak, Purba Dasuha, Purba Sidadolok, Purba Siboro", terangku. Saya tidak menyebut marga purba Simalungun yang lainnya.
"Purba Pakpak. Ya. Saya ingat sekarang. Pernah dibilang Purba Pakpak", katanya dengan nada agak riang.
"O, gitu. Trus, ibunya orang mana?" tanyaku lebih lanjut.
"Eyang itu boru Saragih", jawabnya, membuat saya agak bingung. Ditanya ibunya, yang disebut eyangnya.
"Eyang itu Saragi gak pake H atau Saragih pake H?", tanyaku tambah penasaran.
"Pake H", jawabnya.
Kembali saya terkejut.
"Berarti Simalungun juga dong?"
"Iya Pak", jawabnya.
"Saragih apa eyang kamu?" tanyaku tambah penasaran.
"Gak tau Oom", jawabnya.
"Kampung eyang kamu dimana?" tanyaku lagi.
"Di Siantar", jawabnya.
"Jadi benar eyang kamu itu Saragih Simalungun. Nanti tanyakan eyang ya, dia Saragih apa", pesanku.
"Jadi kamu sisini tinggal sama siapa?" kulanjutkan menelusuri tentang dia.
"Intan disini, dari kecil, tinggal sama eyang".
"Orangtua kamu dimana?" tanyaku lagi.
"Mereka tinggal di Tebing Tinggi. Dulu waktu kecil, bapak ibu bawa saya berlibur kesini sama eyang. Trus ditanya, kamu mau tinggal disini sama eyang, katanya. Saya bilang mau. Sejak itu saya tinggal saya eyang disini", terangnya.
"Jadi kalian bertiga dengan Atok dan Eyang tinggal disini?" tanyaku mencari tau.
"Bukan. Atok udah meninggal. Kami bertiga dengan, apa namanya ya. Paman. Kalau saya panggilnya Uncu", terangnya lagi.
"Jadi, kalian sudah berbudaya melayu ya. Panggil kakek, Atok. Panggil nenek, eyang. Panggil paman, Uncu", kataku memastikan.
"Iya Pak", jawabnya masih dengan nada setengah geli.
"Jadi saya panggil apa ini kalau dalam Simalungun?" tanyanya.
"Ya, kamu panggil Kela aja", jawabku.
Ini hanya salah satu contoh bukti hilangnya orang Simalungun.
Jadi, wajar kalau jumlah orang Simalungun berkurang jauh. Kalau dulu dari tepian Danau Toba dari Girsang Sipangan Bolon ke Tongging, sampai tepi laut di sekitar Bedagai, Tanjung Kasau serta Batubara, banyak orang Simalungun.
Sekarang, orang Simalungun bahkan tidak sampai sepertiga dari jumlah seluruh penduduk Kabupaten Simalungun dan Kota Pematang Siantar. Bukan karena kematian, tapi karena banyak sekali yang berganti suku. Tidak lagi menjalankan budaya dan adat istiadat Simalungun dan tidak lagi mengaku sebagai orang Simalungun. (Sumber FB Uttok Sondi)
Grubert ManihurukAnalisa sementara ni ham, ahado na mambahen ai bang? Orangtua lang harga mar Simalungun atap niombah do lang porlu be bani halak aha ia, janah humbani analisa ai, ahado naboi ibahen halak Simalungun mambobai mulak hasoman ni, dong do nani kesempatan ai bang?


Uttok SondiGrubert Manihuruk analisakku, tekanan humbani tetanggatta inggot do Pak Pendeta. Age karo, toba, sonai pakon melayu. Kasar kali kek orang tak berasat nini halak malayu. Sibaluccut, tong ibere seng ipangan nini halak toba. Itambah use agama. Miara babi makan anjing, menjijikkan nini. Akhirni muncul rasa tidak percaya diri.
Mangatasi ai, pitah patuduh hita bahasa hatunggungon ni Simalungun lang kalah humbani nalegan. Lang pitah klaim tapi dihut mandorong ase na hurang tunggung jadi tunggung, na dob tunggung hinan, naha ase lobih rotunggungni use marhitei na marhasadaon bani ganup hal. Nai dassa huahap da Pak Pendeta.
Uttok SondiAtak naha nari mando Simalungun on anggo songon sonari on do hassa hita lalap.
Amri GaringgingSattabi katua
Dong do memang sebagian Hita Simalungun on maila mangaku Simalungun
Tardingat diri Waktu SMA
Kawan sahuta janah sadalan waktu sikolah i siattar ni arahkon marbahasa Simalungun i balosi marbahasa Indonesia, memang Lang salah Namin tapi untuk marbahasa Simalungun pakon sesama Simalungun pe domma gengsi ia, maila ia Bani bahasa ni sendiri
Uttok SondiSakalasku i SMA 2 tikki aipe dong do na masonai-sonai. Songon na maila ia dohor bendiri.
Uttok SondiAnggo atok, eyang pakon uncu ni ai tottu na dob magouma ai kan. Anggo lang ope magou, pasti isuruhni mardilo oppung, tua pakon tulang

LenaBacanya jd terpikir dgn diri saya botou
Saya sangat senang jd boru simalungun,bangga malah
Sampai2 dulu gadis mau nya punya suami simalungun
Tapi apa hendak dikata
Garama simalungun sekitar ku tdk membuka hati
Rata2 batak lain yg buka hati
Sedih sih wkt itu
Tapi melihat alm bapa selalu nanya kapan boruuu...nini
Akhir nya jatuh lah pilihan pd lae ito sbg pendamping, yg bukan simalungun
Nai ma ...jd paniaran toba ma diri kan
Namun sampe kini simalungun masih tetap dihati
Masniari Purbabetul.. saya punya panggi yg nikah sm br .Saragih Garangging par Tebing, panggilan kekeluarga mereka sm seperti diatas (baru tau saya). Opung itu digelar Datok juga


Uttok SondiDatok, sebutan orang ketiga untuk orangtua laki-laki, tapi yang memakai biasanya laki-laki. Itu kalau di sekitar raya dan tidak semua memakai kata ini.
Masniari PurbaUttok Sondi atok mereka krn dekat sm kerabat melayu dikasi gelar Datok akhirnya sampai skarang klo acara dikeluarga mereka pakai melayu & simalungun.
mereka namakan keluarga melayu ( muslim), cuma inanganggi itu yg masuk kristen)
Uttok SondiHalani yakin do au bahasa Batak ai aima penyebutan kelompok suku-suku na i sekitar danau toba, ija Simalungun masuk ibagas pengelompokan ai.
Anggo Batak ai ianggap keturunan ni Siraja Batak, uhurni namanganggap aima hujai. Ulang halani gigi diri bani halak, ganup gian diri na sarupa pakon gianni halak ai tor niambukhon. Harugian bendiri janah hauttungon bani hagigi diri aido sonai.
Marwin SaragihSimalungun sebenarnya bukan nama suku tapi daerah, sama seperti Toba, Samosir, Humbang, dll. Yang membedakannya pada adat kebiasaan ( ahab ). Suku manapun dia kalau mempraktekkan ahab Simalungun layak disebut orang Simalungun, sekali lagi bukan suku Si…
Lihat Selengkapnya
Dewi DamanikSonai do botou, i tempat nami on pe dong do boru Damanik han Tebing hinan tp halani ibuat marga Nasution ia gabe ma Melayu ma use bahkan margani pe lang ipakei be, nai do homa kepala desa ijon Marga Damanik do tong homa igijikkonni margani ase boi tar…
Lihat Selengkapnya
Bang Saragih Mdomma dokah ai alo kawan, lang porlu isolsoli hita be, hudingat sanggah bupati Zulkarnain Dmk, buei do na pataridahkon diri bai marga Simalungun, sonai homa hasadaon ni Purba Dasuha das hu Sordang Bedagei, mulgap do sidea
usulhu pabahat hita ma pagelaran seni termaduk Rondang Bittang iganup huta itanoh Simalungun sonai age hu Sordang, hu Serdang, Medan, hu Masojid pkn Gareja
etah etah etah hobaskon hita
Barens Muntheongga do thn 2000, mirip ma songon on homa lae, pemotretan ma nami i semarang, bahat marjejer naboru on, sada huidah ma kalung salip ni ( maaf pakaian ni ganub hurang bahan/kebutuhan pemotretan endorse obat miss V) jd nikku ma tene, hei kamu, itu punya sy loh ( hutuduh salip bai kalung ni)
ninima balos ni, ohhh,,tidakj,,ini dikasi sm nenek sy, ,
oh ya, km tinggal dimana? dia jawab, di Ungaran (menyebut salah satu asrama)
gitu ya, lalu dia bilang lg, sy dari td sdh tau kalau bapak org batak, dibisikin sm teman nini use,
bapak sy jg org batak loh, nini use , hah, ,koq bisa nikku, ,jd kalau bapakmu batak, lalu km bukan batak ya ? ibalosi ni, ini ada marga saya, ipatuduh KTP ni,,hape br saragih, , ( lanjar hu stop ma pemotretan)


Vivia Perpetua PurbaMantapppp ansosmu ba....khawatir au lg pitah hlk simalungun na moru tp bahasa simalungun p sada panorang MINTOP.
Bahasa menunjukkan Bangsa (suku).
Uttok SondiAnggo sonon-sonon dassa hita, mittop ma podas.
Tularhon nassiam ma tong homa ge. Hehehe...