Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Sang Penjelajah Nusantara, Daniel Sihombing Tewas Lakalantas di Aek Loba, Kabupaten Asahan

R.I.P Daniel Sihombing.

Jambi, BS-“Aaabaaaangku......dari tadi kutahan tangis ku bang. Ku buat statusku tapi masih berharap aku kau masih hidup. Dikirim orang foto meninggal tapi masih belum percaya aku bang. Kalau ini kau bang. Sebelum orang Tulang dan kaka yang melihat langsung,” tulis Vria Br Purba Dasuha yang merupakan saudara sepupun dari Daniel Sihombing, yang kecelakaan di Aek Loba, Kabupaten Asahan, Sumut, Rabu (15/3/2023) sekira Pukul 18.30 WIB.

Daniel Sihombing yang merupakan kelahiran Medan 2 April 1976 ini bertolak dari Kota Jambi, rumah saudara sepupunya di Kebun Handil, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Senin (13/3/2023). 

Setelah dua hari perjalanan Lintas Timur Sumatera menggunakan sepeda motor Astrea Green Tahun 1992 nomor polisi BK 3841 VH, Daniel Sihombing mengalami kecelakaan di Aek Loba, Asahan, Rabu (15/3/2023). Dari video dan foto yang beredar di media sosial facebook, Daniel Sihombing digilas oleh sebuah Bus Putra Simas.

“Turut Berdukacita. Padahal kemarin masih mandi di rumah kita, sempat juga ngopi di rumah kita. Tulang Daniel Sihombing itu orangnya pendiam, tapi tekun membantu Inangi Kesya saat di Kota Jambi. Hari ini dapat kabar, Tulang Daniel Sihombing kecelakaan dan meninggal di Asahan yang sudah tiba di kampungnya usai melakukan jelajah Nusantara selama 3 tahun lamanya. Kami turut berdukacita,” ucap Moses Juneri Manihuruk, Ezer Twopama Manihuruk.

Catatan Menganang Penjelajah Nusantara

Daniel bersama Sekda Pulau Morotai, Jumat (28/02/2020). Mengutip dari Portal Beritamalut.co,  Daniel Sihombing, salah seorang penjelajah nusantara menceritakan kisahnya saat tiba di Kabupaten Pulau Morotai dalam touringnya dengan menggunakan sepeda motor Astrea Green Tahun 1992 Nomor Polisi BK 3841 VH.

Daniel Sihombing berangkat dari titik nol kilometer Sabang Banda Aceh sejak April 2017 lalu dan baru tiba di pulau Morotai, Kamis (27/02/2020). Itu artinya kurang lebih sekitar dua bulan lagi lamanya perjalanan Daniel Sihombing memasuki tahun ke 3 untuk menjelajahi Nusantara.

Sebelum sampai di Morotai, Daniel Sihombing mulai menjelajah Kota Sabang dan menyisir Pulau Sumatra sekitar 4 sampai 5 bulan lamanya. Setelah itu, Daniel Sihombing kembali menjelajah Pulau Jawa dengan waktu yang sama yakni 4 sampai 5 bulan.

Daniel Sihombing kemudian melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Sumbawa dan Pulau Flores, perjalanan ke empat pulau tersebut hanya memakan waktu minggu saja.

Setelah itu kembali ke Pulau Jawa untuk transit ke Semarang lalu melanjutkan perjalanan ke Pulau Borneo yaitu Kalimantan dengan durasi waktu kurang lebih 4 bulan.

Dari Jawa, Daniel Sihombing ke Kalimantan Utara lalu ke Pulau Sulawesi. Di Pulau Sulawesi menurut Daniel Sihombing Pulaunya besar dan berbentuk huruf K, maka dari itu untuk menjelajahi Pulau tersebut Daniel Sihombing memakan waktu hingga 5 sampai 6 bulan lamanya.
Daniel Sihombing di Maluku Utara 2020.

Dari Sulawesi, barulah Daniel ke Maluku Utara, di Maluku Utara tepatnya di Kota Ternate, Daniel mulai menjelajah Kota Tidore, Jailolo, Tobelo dan hingga Morotai. Di Maluku Utara sendiri, Daniel sudah 3 bulan lamanya.

“Setelah menjelajahi Kabupaten Kota di Maluku Utara akan melanjutkan perjalanan panjang menuju Merauke Jaya Pura dan provinsi lain yang belum dikunjunginya,” kata Daniel Sihombing saat itu.

Tujuan menjelajahi suatu daerah mulai dari titik nol Sabang sampai Merauke adalah untuk mengetahui dan mempelajari budaya dan sejarah masyarakat serta peninggalan-peninggalan sejarah di daerah tersebut.

Selama menjelajah banyak hal pelajaran dan pengalaman yang ia dapatkan. Banyak sejarah dan budaya yang diketahuinya, sedangkan pengalaman ketika perjalanan tiba waktu malam di mana saja tempat kita berteduh untuk tidur.

“Apalagi saat dalam perjalanan kita kehabisan uang maka segala hal kita kerjakan dari bengkel, bangunan dan lainya yang penting mendapatkan uang yang halal untuk melanjutkan perjalanan,” katanya.

Sementara saat bertemu Sekda Pulau Morotai Muhammad M. Kharie banyak hal yang diceritakannya. Morotai katanya adalah miniatur Indonesia kenapa demikian? karena, seluruh suku bangsa ada di pulau Morotai, sehingga Morotai kaya akan ragam budaya.

Apabila budaya ini kita padukan menjadi satu maka menciptakan suatu budaya yang unik dan menarik. Perpaduan Itu sudah pernah kita buat dan terciptalah suatu kolaborasi semua budaya di pulau morotai yang kita gelar saat ivent festival Morotai 2019.

“Morotai tempo dulu adalah indonesia saat ini. Artinya saat ini banyak orang persoalkan kemacetan Jakarta misalnya itu sudah dialami Morotai tempo dulu,” jelasnya.

Karena, Morotai ini dulunya tempat sekutu dalam sejarah perang dunia ke-II yang di tempati jenderal Mc Artur dan ribuan tentara sekutu serta peralatan termasuk kendaraanya yang menyebabkan kemacetan.

“Jadi Jakarta belum macet saat ini Morotai sudah alami macet saat itu makanya kita sebut Jakarta saat ini Morotai tempo dulu,” katanya lagi.

Selain itu Morotai punya kekayaan yang luar biasa baik itu kekayaan sumber daya alam baik laut, darat, tempat wisata, maupum kekayaan peninggalan sejarahnya.

Sehingga saat ini pemerintah lagi berpacu agar menghadirkan wisatawan sebanyak mungkin untuk berinvestasi di Pulau Morotai.

“Kami berharap morotai lebih lagi di kenal oleh pemerintah pusat karena, dunia sudah mengetahui Pulau Morotai sejak dulu mereka bercerita seakan-akan mereka tinggal di pulau Morotai,” kata Daniel Sihombing. 

Daniel Sihombing di Morotai Maluku 2020.

Mencari Ragam Budaya dan Sejarah

Melawan halangan dan rintangan sudah menjadi rutinitas sehari-sehari bagi, Daniel Sihombing. Dimana, untuk mewujudkan hobinya dengan menjelajahi nusantara untuk menggali pengetahuan tentang budaya dan sejarah di Indonesia Daniel rela meninggal sanak saudara dan menghabiskan waktu bertahun-tahun keliling Indonesia dengan hanya bermodalkan motor buntut.

Daniel Sihombing saat di temui sejumlah awak media di pelabuhan Veri, Rabu (26/02/2020). Daniel Sihombing yang berkulit saumatang, rambut lurus, terlihat berpenampilan sederhana dengan hanya mengenakan kaos oblong warna hitam, ditutupi jaket kulit hitam, bercelana jens warna biru dan mengenakan sepatu ini, banyak mingisahkan pengalamannya saat menjelajahi puluhan Kabupaten, Kota dan Propinsi wilayah Indonesia yang pernah dikunjunginya hanya untuk menggali lebih dalam budaya dan sejarah yang tersebar di Indonesia.

“Numpang veri bang, dari Tobelo, baru tiba bang, “ucap Daniel Sihombing saat berbincang-bincang wartawan media ini. Pria jomblo kelahiran Medan 1976 silam ini menceritrakan telah menghabiskan waktu selama tiga tahun mengelilingi seluruh Kabupaten, Kota dan Propinsi di Jawa dan Sumatra hanya untuk menyalurkan hobinya itu.

Kendati penjelajahi Indonesia untuk menggali budaya dan sejarah adalah bagian dari hobinya, namun Daniel Sihombing mengakui, butuh kesabaran lebih dan fisik prima, karena jika sakit, maka petualangan bisa terhambat.

Daniel Sihombing berujar banyak hal ditemui saat melakukan penjelajahan salah satunya budaya masyarakat Indonesia yang unik dan beragam, dimana ditemukan bahasa daerah yang berbeda-berbeda.
“Memang bahasa daerah beda-beda, tapi cara menyambut orang baru disuluruh wilayah Indonesia sama, karena masyarakat sangat ramah dengan orang baru, “ timpal Daniel Sihombing.

Meskipun budaya daerah berbeda, tapi beda halnya dengan sejarah, karena sejarah di Indonesia mulai dari Jawa, Aceh hingga Maluku Utara (Malut) sejarahnya hampir sama.

“Misalnya sejarah kesultanan, di Jawa ada kesultanan di Jokjakarta, di Aceh ada kesultanan Aceh dan di Maluku Utara juga ada kesultanan, jadi bagi saya sejarah di wilayah Indonesia sama, “tutur Daniel Sihombing.

Untuk daerah Malut yang telah disinggahi lanjut Daniel Sihombing yakni, Kota Ternate, Tidore, Jailolo, Tobelo, Morotai dan setelah di Morotai bakal melanjutkan petualangan di Halmahera Timur (Haltim).

Usai perjalanan selama tiga tahun, Daniel Sihombing tiba di rumah saudaranya Jhonson Saragih/Vria Br Purba Kebun Handil, Jelutung, Kota Jambi, Februari 2023 lalu. Senin 13 Maret 2023, Daniel Sihombing bertolak dari Kota Jambi menuju kampung halamannya di Asahan, Sumut. 

Namun setelah hampir tiba di kampung halaman usai menuntaskan penjelajahan nusantara dengan sepeda motor Astrea Green Tahun 1992 nomor polisi BK 3841 VH, Daniel Sihombing mengalami kecelakaan oleh Bus Putra Simas di Aek Loba, Asahan dan meninggal dunia. “Selamat Jalan Daniel Sihombing. Namamu Akan Dikenang Sebagai Penjalajah Nusantara”.
(AsenkLeeSaragih/Berbagaisumber)

Daniel Sihombing saat singgah di Kota Jambi di rumah saudara sepupunya Februari 2023.









Daniel Sihombing saat hendak berangkat dari Kota Jambi, Senin (13/3/2023) menuju Asahan, Sumut.

Daniel Sihombing saat hendak berangkat dari Kota Jambi, Senin (13/3/2023) menuju Asahan, Sumut.

Daniel Sihombing saat hendak berangkat dari Kota Jambi, Senin (13/3/2023) menuju Asahan, Sumut.

Daniel Sihombing saat hendak berangkat dari Kota Jambi, Senin (13/3/2023) menuju Asahan, Sumut.

Daniel Sihombing saat hendak berangkat dari Kota Jambi, Senin (13/3/2023) menuju Asahan, Sumut.

Daniel Sihombing saat hendak berangkat dari Kota Jambi, Senin (13/3/2023) menuju Asahan, Sumut.

Daniel Sihombing saat hendak berangkat dari Kota Jambi, Senin (13/3/2023) menuju Asahan, Sumut.

Daniel Sihombing saat hendak berangkat dari Kota Jambi, Senin (13/3/2023) menuju Asahan, Sumut.

Lakanlantas Rabu (15/3/2023).
Lakanlantas Rabu (15/3/2023).

Lakanlantas Rabu (15/3/2023).

Lakanlantas Rabu (15/3/2023).

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments