Hinalang, BS-Di bawah langit sore Purba Hinalang, lonceng Gereja St. Pio berdentang lirih. Umat Katolik berduyun-duyun datang, membawa bunga, doa, dan air mata. Ribuan orang dari berbagai penjuru Sumatera Utara memenuhi halaman gereja. Mereka datang bukan sekadar menghadiri pemakaman, tetapi memberi penghormatan terakhir kepada seorang gembala besar: Uskup Agung Medan Emeritus Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap.
Pada usia 91 tahun, Mgr. Pius berpulang dengan tenang di Rumah Sakit Santa Elisabeth, Medan, Jumat pagi (17/10/2025). Namun, jejak hidupnya yang penuh kesederhanaan dan kasih masih terus bergaung di hati umat yang pernah disentuhnya.
Bagi banyak orang, Mgr. Pius bukan sekadar pemimpin Gereja. Ia adalah Oppung—kakek rohani—yang selalu menyapa dengan senyum dan sentuhan lembut. Ia tak pernah canggung duduk bersama para petani, berbagi roti di gubuk sederhana, atau menyapa anak-anak di halaman gereja. Dalam kesunyian dan kesederhanaannya, hidupnya benar-benar menjadi doa.
Ribuan Jemaat Katolik mengikuti acara Pemakaman Uskup Emeritus Mgr A.G. Pius Datubara yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna Oppung Dolog, Paroki Santi Fransiskus ASSISI Saribudolog. Alm. Mgr Pius Datubara dimakamkan dilokasi halaman gereja St. Pio Purba Hinalang Kabupaten Simalungunn- Sumut, Selasa (21/10/2025).
Uskup Agung Medan Emeritus Mgr Alfred Gonti Pius Datubara OFM Cap wafat pada usia 91 tahun di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/10/2025). Datubara dikenal sebagai teladan yang sederhana dan selalu mendoakan kelompok terpinggirkan. Dia merupakan Uskup Agung Medan pertama yang berlatar suku Batak.
”Dalam duka yang mendalam kami sampaikan, telah menghadap dalam damai kepada Allah Bapa di surga, Mgr Alfred Gonti Pius Datubara OFM Cap,” kata Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap.
Kornelius menyebut Datubara adalah gembala yang dengan penuh kasih dan telah menggembalakan umat Keuskupan Agung Medan lebih dari tiga dekade.
Dalam kesederhanaan Fransiskan, Datubara mempersembahkan hidupnya bagi Gereja dan masyarakat Sumut, membangun jembatan persaudaraan antaragama, memperjuangkan martabat manusia, dan menyalakan semangat damai di tengah keberagaman.
Jenazah Alm. Mgr. Pius Datubara Akan Dimakamkan di Saribudolog
Uskup Agung Emeritus Keuskupan Agung Medan Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap., meninggal dunia pada hari Jumat, 17 Oktober 2025, pukul 09.13 WIB, di Rumah Sakit Santa Elisabeth di Medan, Sumatera Utara, pada usia 91 tahun.
Sepanjang hidupnya, Mgr. Pius Datubara dikenal sebagai figur penting dalam perjalanan panjang Gereja Katolik di Sumatera Utara. Dia memimpin Keuskupan Agung Medan selama lebih dari tiga dekade, sejak tahun 1976 hingga 2009, sebelum akhirnya menjadi Uskup Emeritus.
Mgr Pius merupakan gembala yang dengan penuh kasih telah menggembalakan umat Allah di Keuskupan Agung Medan. Dalam kesederhanaannya, dia mempersembahkan hidupnya bagi gereja dan masyarakat Sumut.
Dalam masa kepemimpinannya, Gereja Katolik di Sumatera Utara bertumbuh dalam iman, persaudaraan, dan pelayanan sosial bagi sesama.
Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung memimpin perayaan Misa Requiem didampingi puluhan imam sebagai konselebran yang dihadiri para Pastor, Suster, Bruder, Frater dan segenap umat dari berbagai Paroki serta para peziarah di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Yang Dikandung Tanpa Noda – Katedral Medan pukul 18.00 WIB pada hari Jumat (17/10/2025).
Cermin Dari Sabda Bahagia
Dalam khotbahnya, Mgr. Kornelius menyampaikan, “kita berkumpul dalam suasana duka, namun juga dalam syukur dan harapan untuk mengenang dan menyerahkan jiwa Yang Mulia Mgr. Pius Datubara, OFMCap. Sebagai Gembala, sahabat dan Bapak yang telah memberi hidupnya bagi gereja dan umat Allah di Keuskupan Agung Medan.”
“Sabda Tuhan hari ini, sabda bahagia. Bukan sekedar menasihati moral, tetapi mau mengatakan kepada kita potret wajah Kristus sendiri dan hari ini kita boleh melihat bahwa hidup Mgr. Pius adalah cermin dari sabda bahagia itu.”
“Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah. Kehidupan yang miskin di hadapan Allah. Lembut dalam hati, haus akan kebenaran, penuh belas kasih dan membawa damai. Itulah yang boleh kita teladani dari hidup Mgr. Pius. Ia telah menapaki jalan bahagia yang diajarkan Kristus, bukan kebahagiaan dangkal. Tetapi, kebahagiaan yang berakar pada kasih dan pengorbanan,” ucap Mgr. Kornelius.
Dalam diri Mgr. Pius, lanjut Uskup, kita melihat semangat ini nyata, terutama semangat kemiskinan. Ia hidup sederhana, bukan pribadi yang menimbun dan menyimpan apa yang dia miliki, tetapi yang selalu siap untuk membagikan. Sedemikian murah hati sehingga banyak juga yang memperalatnya mengambil kesempatan untuk mendapatkan sesuatu dari Mgr. Pius.
“Monsinyur Pius pecinta kemiskinan yang menaruh hati kepada orng miskin, seorang pribadi bersahaja yang tidak dibat-buat tetapi yang meluap dari kedalaman diri dan seorang yang rendah hati. Sebagai gembala, dia tidak pernah jauh dari penderitaan dan juga penderitaan umatnya,” ujar Mgr. Kornelius.
Mgr. Kornelius menyampaikan bahwa Mgr. Pius dikenal sebagai pribadi pembawa damai. Ia membangun jembatan antar agama, memajukan dialog antaragama, bersahabat dengan agama-agama lain dan mendorong gereja untuk menjadi tanda persaudaraan sejati di tengah bangsa.
Sebagai Fransiskan, ia membawa damai bukan dengan kata-kata kasar, melainkan dengan sikap keramahan dan terutama kesediaan untuk mendengar. Monsinyur Pius telah menjadi berkat bagi Keuskupan Agung Medan, Gereja di Indonesia, bangsa dan bagi siapapun. Bukan hanya umat katolik yang pernah berjumpa dan mengenalnya.
“Marilah kita bersyukur atas hidup-Nya yang menjadi tanda kehadiran Allah di tengah kita dan semoga teladannya meneguhkan kita semua untuk berjalan dalam sabda bahagia, jalan kasih, kerendahan hati dan jalan yang mengupayakan damai.
Selamat istirahat dalam damai Mgr. Pius Datubara. Terima kasih atas hidup, cinta dan kesetiaan-Mu. Semoga terang Kristus kekal brsinar atas-Mu selama-lamanya,” tandas Mgr. Kornelius di bagian akhir homilinya.
Penghormatan Gembala Penuh Kasih dan Setia
Serangkaian acara penghormatan atas meninggalnya Uskup emeritus Agung Medan, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap yang diedarkan Keuskupan Agung Medan yang ditandatangani oleh Kanselarius Keuskupan Agung Medan, RP. Adrianus Sembiring, OFMCap.
Hari Jumat, 17/10/2025 pukul 13.30 WIB Ibadat Penyambutan Jenazah di Gereja Katedral, Jl. Pemuda, Medan yang dipimpin oleh Pastor Paroki Santa Perawan Maria Yang Dikandung Tanpa Noda, Pastor Sesarius Petrus Mau. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan melayat, berdoa pribadi dan kelompok.
Sorenya, pukul 18.00 WIB Perayaan Ekaristi dipimpin Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung. Sesudahnya diberi kesempatan untuk melayat dan berdoa.
Hari Sabtu (18/10/2025) pukul 06.00 WIB Ibadat Pagi dan Ekaristi, dilanjutkan dengan penerimaan tamu-tamu pemerintahan, lembaga, keluarga, paroki-paroki dan sebagainya. Kemudian, pukul 17.30 WIB Perayaan Ekaristi sesuai jadwal Gereja Katedral Medan.
Hari Minggu (19/10/2025) Perayaan Ekaristi sesuai jadwal Misa hari Minggu di Gereja Katedral Medan. Pukul 17.30 WIB Perayaan Ekaristi Requiem Agung, dipimpin oleh Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap.
Hari Senin (20/10/20250) pukul 06.30 WIB Perayaan Ekaristi lalu pukul 10.00 WIB Jenazah diberangkatkan menuju Saribudolog. Pukul 12.00 WIB Ibadat penyambutan jenazah di Paroki Saribudolok. Setelah itu, berangkat menuju Gereja St. Pio Purba Hinalang. Pukul 17.30 WIB Perayaan Ekaristi lalu dilanjutkan dengan Mariah Raja.
Hari Selasa (21/10/2025) pukul 08.00 WIB Acara Adat Gok Simalungun. Setelah itu pukul 16.30 WIB Perayaan Ekaristi Pemberangkatan jenazah dan Pemakaman.
Biodata
Uskup Emeritus Pius Datubara adalah Uskup Gereja Katolik Roma untuk Keuskupan Agung Medan sejak 24 Mei 1976 hingga 12 Februari 2009. Beliau adalah Pastor dan juga Uskup Agung Pertama dari suku Batak.
Uskup Agung Pius Datubara lahir pada 12 Februari 1934 di Lawe Bekung, Aceh Tenggara, Provinsi Aceh. Ia ditahbiskan sebagai imam Keuskupan Agung Medan pada 22 Februari 1964 oleh Uskup Agung Medan saat itu, Mgr. Antoine Henri van den Hurk OFMCap.
Vatikan menunjuknya menjadi Uskup Auksilier Keuskupan Agung Medan dengan gelar Uskup Tituler Novi pada 5 April 1975. Ia ditahbiskan menjadi uskup pada 29 Juni 1975 oleh Uskup Agung Semarang, Justinus Kardinal Darmojuwono. Ia menjadi uskup pertama dari Suku Batak.
Bertindak sebagai uskup ko-konsekrator pada saat itu, Uskup Agung Medan, Mgr. Antoine Henri van der Hurk, dan Uskup Padang Mgr. Raimundo Cesare Bergamin.
Pada 24 Mei 1976, Vatikan mengangkat Uskup Agung Datubara menjadi Uskup Agung Medan menyusul pengunduran diri pendahulunya, Uskup Antoine van den Hurk.
Uskup Agung Pius Datubara pensiun sebagai Uskup Agung Medan pada 12 Februari 2009 dan Keuskupan Agung Medan dilanjutkan oleh Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga OFMCap. Uskup Agung Sinaga juga telah meninggal dunia tahun 2020.(BS-Berbagaisumber/AsenkLeeSaragih)
Galeri Foto Pemakaman Uskup Emeritus Mgr A.G. Pius Datubara

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)


0 Komentar