SIMALUNGUN- Liza (8)
murid kelas SD meregang nyawa di tali ayunan. Peristiwa itu terjadi di
rumah kakek korban di Huta I, Nagori Bandar Siantar, Kecamatan Gunung
Malela, Simalungun, Kamis (24/5) pukul 12.00 WIB.
Ceritanya, selama ini Liza dan adiknya tinggal di rumah kakek dan
neneknya, Nazir (57) dan Suginem (50). Lazir masih duduk di bangku kelas
1 SD Negeri Bandar, sedangkan adiknya masih berusia 2 tahun, makanya
masih perlu diayun.
Saat itu korban baru pulang sekolah.
Belum sempat mengganti seragam sekolahnya, korban langsung bermain-main
di ruang tamu dekat kamar kakeknya. Memang selama ini, korban hobi
bermain-main ayunan.
Di mana ayunan itu, sehari-harinya digunakan
adiknya. Dugaan kematian korban, saat korban melompat-lompat dari tempat
tidur kakeknya ke ayunan, leher korban terjerat tali ayunan. Tak
seorang pun melihat korban terjerat tali ayunan, karena saat itu Nazir
sedang tidak di rumah dan Suginem sedang tidur siang bersama cucunya.
Yang pertama kali mengetahui kejadian
itu nenek korban Suginem. Saat Suginem terbangun, sontak terkejut
melihat cucunya tak bernyawa tergantung di ayunan. Teriak minta tolong
bercampur histeris oleh Suginem, mengundang perhatian warga.
Saat itu
pun warga berbondong-bondong datang ke lokasi kajadian.
Belum sempat menjalani otopsi, korban langsung dikuburkan di penguburan Islam dekat kediaman korban.
Kapolres Simalungun dikonfirmasi melalui Kasubag Humas AKP H Panggabean membenarkan adanya kejadian tersebut. Dia mengatakan, korban tidak diotopsi, atas permintaan keluarga.
Kapolres Simalungun dikonfirmasi melalui Kasubag Humas AKP H Panggabean membenarkan adanya kejadian tersebut. Dia mengatakan, korban tidak diotopsi, atas permintaan keluarga.
“Keluarga korban sudah membuat surat
tidak keberatan atas kejadian tersebut. Keluarga tidak ada menemukan
tanda-tanda yang mencurigakan,” ujar mantan Kapolsek Raya ini. (metrosiantar.com)
0 Comments