Empat Balita Selamat dari Maut
(Foto: Eko) ROBOH- Rumah Horas Simanjuntak yang roboh tertimpa pohon bambu dihantam hujan lebat dan angin kencang, Jumat lalu.SIANTAR-
 Akibat hujan lebat disertai angin kencang Jumat lalu, rumah Horas 
Simanjuntak (50)-Magdalena boru Manalu (50) yang memiliki 11 anak roboh 
tertimpa pohon bambu yang tumbuh di samping rumahnya, di Jalan Damar 
Laut, Kelurahan Kahean, Siantar Utara. Empat anaknya nyaris kehilangan nyawa akibat robohnya rumah itu.
Kepada METRO, Senin (25/6) sekitar pukul 17.30 WIB, Magdalena yang 
bekerja sebagai pedagang buah musiman di bus, baru saja kembali dari 
Medan karena ada urusan keluarga. Merasa lelah selama perjalanan, 
Magdalena tidur pulas dan 4 orang anaknya yang masih balita. Sementara 
dua anaknya sedang bermain di luar rumah dan Horas, suaminya, sedang 
bekerja di terminal sebagai agen bus Tao Toba Indah jurusan 
Medan-Tarutung.
Awal hujan lebat itu turun, Magdalena 
juga tidak begitu mengetahui karena sudah pulas tertidur dimanjakan 
angin yang dingin. Namun tak lama kemudian dia terbangun untuk 
menghidupkan senter dan ditaruh di atas lemari pakaian. Sementara Horas 
beserta dua anaknya belum pulang. 
Magdalena pun melanjutkan tidurnya.
Tiba-tiba, sekira pukul 21.30 WIB, 
Magdalena mendengar suara benturan keras dan lampu senter sudah 
terguling akbiat tertimpa pohon bambu besar. Seketika itu juga Magdalena
 mencari keempat anaknya, yakni Manjur Roki ,Ebri dan Iman yang ikut 
tidur. Upaya pencarian pertama, dia hanya menemukan 2 anak dan langsung 
mendobrak dinding tepas rumahnya untuk mengeluarkan mereka.
Sementara yang dua lagi masih berada di 
dalam. Segera Magdalena menuju rumah RT Kahean Nelson Simanjuntak guna 
meminta pertolongan karena rumahnya sudah roboh tertimpa pohon. “Pak, 
tolong batu kami. Bambu di samping rumah kami roboh tertimpa pohon. Dua 
lagi anakku di dalam (rumah) sudah tidak tahu lagi bagaimana keadannya. 
Entah sudah meninggal, saya tak tahu,” ujar Magdalena dalam bahasa 
Batak.
Namun saat itu Nelson tak bisa membantu 
karena kandang ternak miliknya pun rusak dan ternaknya bermatian. Kesal 
permohonannya tak ditanggapi, Magdalena kembali ke rumahnya untuk 
mencari dua anaknya yang belum dia temukan sembari berteriak minta 
tolong. Namun tak seorang pun warga yang mendengar teriakan itu, mungkin
 karena suara hujan lebat disertai angin kencang itu.
Setelah kembali ke rumah yang sudah 
tertimpa pohon bambu itu, dia mencari dua anaknya. Setelah dicek, kedua 
anaknya itu sudah terjepit timpahan lemari pakaian. Magdalena pun berupa
 sekuat tenaga menarik keduanya keluar sambil berdoa meminta 
pertolongan.
Sejurus kemudian, api berkobar dari 
dalam rumahnya yang menjilat kain kering di lemari. Namun akhirnya dia 
berhasil menemukan dua anaknya tersebut dan mengantarkan mereka ke rumah
 A Sihotang, Jalan Damar Laut, Kelurahan Kahean, Siantar Utara, yang 
letaknya di atas rumah mereka. Di sana dia minta tolong agar keempat 
anaknya dapat tinggal sementara di sana.
Magdalena kembali lagi ke rumah itu, 
berupaya mematikan api yang menyala di dalam rumah dengan cara menyiram 
menggunakan ember. Tidak lama kemudian api padam. Namun, rumah dan 
seisinya rusak parah.
Atas kejadian ini, pasangan suami istri (pasutri) ini mengharapkan kepada pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pematangsiantar untuk memberikan bantuan kepada mereka yang tertimpa bencana.
Atas kejadian ini, pasangan suami istri (pasutri) ini mengharapkan kepada pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pematangsiantar untuk memberikan bantuan kepada mereka yang tertimpa bencana.
Sementara Lurah Kahean J Silitonga 
mengatakan, setelah mendapat kabar bahwa rumah Horas Simanjuntak roboh 
tertimpa pohon bamboo, dia langsung menugaskan pegawainya mengecek 
kondisi rumah tersebut. Hanya saja ketika para pegawai kelurahan 
mendatangi rumah itu, yang bersangkutan sedang tidak berada di sana. (MSC)


0 Komentar