Empat Balita Selamat dari Maut

Kepada METRO, Senin (25/6) sekitar pukul 17.30 WIB, Magdalena yang
bekerja sebagai pedagang buah musiman di bus, baru saja kembali dari
Medan karena ada urusan keluarga. Merasa lelah selama perjalanan,
Magdalena tidur pulas dan 4 orang anaknya yang masih balita. Sementara
dua anaknya sedang bermain di luar rumah dan Horas, suaminya, sedang
bekerja di terminal sebagai agen bus Tao Toba Indah jurusan
Medan-Tarutung.
Awal hujan lebat itu turun, Magdalena
juga tidak begitu mengetahui karena sudah pulas tertidur dimanjakan
angin yang dingin. Namun tak lama kemudian dia terbangun untuk
menghidupkan senter dan ditaruh di atas lemari pakaian. Sementara Horas
beserta dua anaknya belum pulang.
Magdalena pun melanjutkan tidurnya.
Tiba-tiba, sekira pukul 21.30 WIB,
Magdalena mendengar suara benturan keras dan lampu senter sudah
terguling akbiat tertimpa pohon bambu besar. Seketika itu juga Magdalena
mencari keempat anaknya, yakni Manjur Roki ,Ebri dan Iman yang ikut
tidur. Upaya pencarian pertama, dia hanya menemukan 2 anak dan langsung
mendobrak dinding tepas rumahnya untuk mengeluarkan mereka.
Sementara yang dua lagi masih berada di
dalam. Segera Magdalena menuju rumah RT Kahean Nelson Simanjuntak guna
meminta pertolongan karena rumahnya sudah roboh tertimpa pohon. “Pak,
tolong batu kami. Bambu di samping rumah kami roboh tertimpa pohon. Dua
lagi anakku di dalam (rumah) sudah tidak tahu lagi bagaimana keadannya.
Entah sudah meninggal, saya tak tahu,” ujar Magdalena dalam bahasa
Batak.
Namun saat itu Nelson tak bisa membantu
karena kandang ternak miliknya pun rusak dan ternaknya bermatian. Kesal
permohonannya tak ditanggapi, Magdalena kembali ke rumahnya untuk
mencari dua anaknya yang belum dia temukan sembari berteriak minta
tolong. Namun tak seorang pun warga yang mendengar teriakan itu, mungkin
karena suara hujan lebat disertai angin kencang itu.
Setelah kembali ke rumah yang sudah
tertimpa pohon bambu itu, dia mencari dua anaknya. Setelah dicek, kedua
anaknya itu sudah terjepit timpahan lemari pakaian. Magdalena pun berupa
sekuat tenaga menarik keduanya keluar sambil berdoa meminta
pertolongan.
Sejurus kemudian, api berkobar dari
dalam rumahnya yang menjilat kain kering di lemari. Namun akhirnya dia
berhasil menemukan dua anaknya tersebut dan mengantarkan mereka ke rumah
A Sihotang, Jalan Damar Laut, Kelurahan Kahean, Siantar Utara, yang
letaknya di atas rumah mereka. Di sana dia minta tolong agar keempat
anaknya dapat tinggal sementara di sana.
Magdalena kembali lagi ke rumah itu,
berupaya mematikan api yang menyala di dalam rumah dengan cara menyiram
menggunakan ember. Tidak lama kemudian api padam. Namun, rumah dan
seisinya rusak parah.
Atas kejadian ini, pasangan suami istri (pasutri) ini mengharapkan kepada pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pematangsiantar untuk memberikan bantuan kepada mereka yang tertimpa bencana.
Atas kejadian ini, pasangan suami istri (pasutri) ini mengharapkan kepada pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pematangsiantar untuk memberikan bantuan kepada mereka yang tertimpa bencana.
Sementara Lurah Kahean J Silitonga
mengatakan, setelah mendapat kabar bahwa rumah Horas Simanjuntak roboh
tertimpa pohon bamboo, dia langsung menugaskan pegawainya mengecek
kondisi rumah tersebut. Hanya saja ketika para pegawai kelurahan
mendatangi rumah itu, yang bersangkutan sedang tidak berada di sana. (MSC)
0 Comments