SIMALUNGUN- Kondisi
jembatan Sionggang di Nagori Pantoan Maju, Kecamatan Siantar, sudah
sangat memprihatinkan dan terancam amblas. Jika itu terjadi, ribuan
warga yang mendiami beberapa dusun di seberang jembatan itu terancam
terisolasi karena jembatan itu merupakan akses satu-satunya menuju
Jalinsum Siantar-Perdagangan.
Waluyo (47) warga Kampung Jawa, Nagori
Pantoan Maju, Kecamatan Siantar menuturkan, jembatan sepanjang sekitar
20 meter itu adalah urat nadi desa tersebut yang merupakan jalur
pengangkutan hasil bumi. Katanya, jembatan tersebut tak pernah tersentuh
pembangunan.
“Jika jembatan itu putus, putus juga perekonomian masyarakat karena
tidak ada jalan untuk mengangkut hasil pertanian,” ujarnya. Senada
disampaikan R Simbolon, salah seorang warga yang memiliki lahan
pertanian di seberang jembatan.
Dia mengaku cukup kesulitan jika
melewati jembatan itu karena lantai jembatan yang terbuat dari papan
sudah banyak yang rusak. “Kalau ini dibiarkan terus, tak berapa lama
lagi jembatan ini akan putus total. Sementara di seberang sana ada
puluhan bahkan ratusan hektare lahan yang diusahai warga. Kalau rusak,
mau kemana hasil pertanian itu diangkut?” kesal Simbolon.
Remaja Kampung Jawa juga mengeluhkan rusaknya jembatan itu. Sebab,
remaja Kampung Jawa yang ingin sembahyang maghrib di Kampung Lombang
yang harus melalui jembatan itu. “Jika malam hari jembatan itu sangat
gelap karena tidak ada lampu jalan di sana. Sementara lantai jembatan
juga berlubang-lubang,” ujarnya.
Warga Patungan Beli Papan
Akibat rusaknya jembatan Sionggang, warga Kampung Jawa beberapa kali mengumpulkan uang untuk membeli papan guna menutupi lubang jembatan yang rusak. Efendi Situngkir (45) warga sekitar mengatakan, jembatan rusak itu sangat jarang diperhatikan pemerintah setempat, sampai-sampai untuk mengganti papan yang sudah rusak saja warga terpaksa harus mengumpulkan uang untuk memebeli papan.
Amatan METRO, tampak kendaraan roda dua dan roda empat sangat
berhati-hati saat melintas dari jembatan itu. Kendaraan juga tak bisa
berpapasan di jembatan itu karena dikhawatirkan jembatan tak kuat
menahan beban kendaraan yang melintas.
Tampak di beberapa titik, papan
yang merupakan lantai jembatan sudah banyak yang lepas. Sementara, di
bawah jembatan, mengalir Sungai Bah Bolon dengan aliran air yang cukup
deras. Sementara, di seberang jembatan adalah pemukiman yang cukup ramai
dan tersebar di beberapa dusun, seperti Kampung Jawa, Kampung Batu 7,
Sionggang Dolok, Sionggang Simanindo, Blok Songo, dan Kampung Kulit
Manis.
Jembatan itu juga digunakan sebagai jalur alternatif menuju Tanah
Jawa, dan tak sedikit warga yang melintasi jembatan itu jika ingin ke
Tanah Jawa. (MSC)
0 Comments