Panei Tongah-Setiap akhir tahun, Sumatera Utara menjadi salah satu tujuan mudik (pulang kampung) warga Simalungun perantauan, baik dari Pulau Jawa, Kalimantan, Batam dan begitu juga Jambi, Pekanbaru Riau. Mudik untuk merayakan Natal dan Tahun Baru di kampung halaman merupakan kebahagian tersendiri bagi perantau.
Demikian juga yang dirasakan warga perantauan asal Desa (Nagori), Bangun Jawa, Kecamatan Panei Tongah, Kabupaten Simalungun, Kel Sy RI Girsang/br Sidauruk misalnya. Mereka sengaja menggunakan mobil pribadi mudik ke Desa Gunung Mariah, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun. Nagori itu hanya berjarah sekitar 10 kilometer dari jalan lintas provinsi Siantar-Kabanjahe.
Fasilitas jalan menuju Gunung Mariah yang bisa dijangkau dari Desa Sipoldas, Kecamatan Panei dan Nagori Batu Dua Puluh, Kecamatan Panei, cukup memprihatinkan. RI Girsang mengeluh saat tiba di Gunung Mariah, karena melewati kondisi jalan yang rusak parah, sehingga sulit untuk dilalui kenderaan, khususnya dari jalur Desa Sipoldas-Bangun Jawa.
“Saya merasa lebih capek menempuh jalan 15 KM ini, daripada bawa mobil dari Jambi ke Siantar. Jalan desa ini rusaknya bukan kepayang. Padahal akses jalan ke sini sudah terbuka sejak puluhan tahun, namun tidak ada perbaikan sama sekali. Warga Nagori Gunung Mariah, Batu Duapuluh, Bangun Jawa, Sipoldas harus bisa memperjuangkan perbaikan jalan ini,”kata RI Girsang di Nagori Gunung Mariah saat jumpa dengan penulis di desa itu.
Pengamatan menunjukkan, Nagori Gunung Mariah, Batu Duapuluh, Bangun Jawa, Sipoldas merupakan produsen tanaman pangan seperti Padi, Jagung dan sayuran. Produksi padi, jagung dari empat Nagori itu setiap tahunnya cukup lumayan di Simalungun.
Bahkan Kecamatan Panei secara umum merupakan lahan pertanian padi sawah andalan di Kabupaten Simalungun. Namun akses jalan di empat nagori tersebut hingga kini masih memprihatinkan.
“Warga Nagori Gunung Mariah, Batu Duapuluh, Bangun Jawa, Sipoldas sudah sering meminta kepada kepala desa (Pangulu) masing-masing agar memberitahukan kondisi jalan tersebut kepada Pemkab Simalungun agar segera diperbaiki, namun hingga kini belum terealisasi,”kata B Purba Sidadolog, warga Nagori Gunung Mariah.
Menurut B Purba Sidadolog, akibat kondisi jalan ke desa mereka yang rusak parah, sehingga angkutan desa enggan masuk dan mengakibatkan para warga yang hendak menuju Siantar dan Raya harus berjalan kaki sejauh 10 KM.
Hal senada juga dikeluhkan Ramel Sinaga, warga Nagori Bangun Jawa. Menurutnya, kondisi jalan dari Bangun Jawa ke Nagori Gunung Mariah-Batu Duapuluh-Sipoldas kondisinya rusak parah hingga 10 tahun lebih.
“Padahal disepanjang jalur tersebut merupakan lahan pertanian padi, jagung, kopi dan coklat. Petani menjadi kesulitan dalam mengangkut hasil pertanian jika panen tiba. Warga mendesak agar Pemkab Simalungun segera memperbaiki kerusakan jalan desa tersebut,”katanya.
Desakan perbaikan jalan desa di Kecamatan Panei harus segera ditindak lanjuti PU Kabupaten Simalungun. Warga selama ini sudah terlampau sabar dengan kondisi kerusakan jalan, khususnya akses ke sentra-sentra pertanian. Asenk Lee Saragih
Demikian juga yang dirasakan warga perantauan asal Desa (Nagori), Bangun Jawa, Kecamatan Panei Tongah, Kabupaten Simalungun, Kel Sy RI Girsang/br Sidauruk misalnya. Mereka sengaja menggunakan mobil pribadi mudik ke Desa Gunung Mariah, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun. Nagori itu hanya berjarah sekitar 10 kilometer dari jalan lintas provinsi Siantar-Kabanjahe.
Fasilitas jalan menuju Gunung Mariah yang bisa dijangkau dari Desa Sipoldas, Kecamatan Panei dan Nagori Batu Dua Puluh, Kecamatan Panei, cukup memprihatinkan. RI Girsang mengeluh saat tiba di Gunung Mariah, karena melewati kondisi jalan yang rusak parah, sehingga sulit untuk dilalui kenderaan, khususnya dari jalur Desa Sipoldas-Bangun Jawa.
“Saya merasa lebih capek menempuh jalan 15 KM ini, daripada bawa mobil dari Jambi ke Siantar. Jalan desa ini rusaknya bukan kepayang. Padahal akses jalan ke sini sudah terbuka sejak puluhan tahun, namun tidak ada perbaikan sama sekali. Warga Nagori Gunung Mariah, Batu Duapuluh, Bangun Jawa, Sipoldas harus bisa memperjuangkan perbaikan jalan ini,”kata RI Girsang di Nagori Gunung Mariah saat jumpa dengan penulis di desa itu.
Pengamatan menunjukkan, Nagori Gunung Mariah, Batu Duapuluh, Bangun Jawa, Sipoldas merupakan produsen tanaman pangan seperti Padi, Jagung dan sayuran. Produksi padi, jagung dari empat Nagori itu setiap tahunnya cukup lumayan di Simalungun.
Bahkan Kecamatan Panei secara umum merupakan lahan pertanian padi sawah andalan di Kabupaten Simalungun. Namun akses jalan di empat nagori tersebut hingga kini masih memprihatinkan.
“Warga Nagori Gunung Mariah, Batu Duapuluh, Bangun Jawa, Sipoldas sudah sering meminta kepada kepala desa (Pangulu) masing-masing agar memberitahukan kondisi jalan tersebut kepada Pemkab Simalungun agar segera diperbaiki, namun hingga kini belum terealisasi,”kata B Purba Sidadolog, warga Nagori Gunung Mariah.
Menurut B Purba Sidadolog, akibat kondisi jalan ke desa mereka yang rusak parah, sehingga angkutan desa enggan masuk dan mengakibatkan para warga yang hendak menuju Siantar dan Raya harus berjalan kaki sejauh 10 KM.
Hal senada juga dikeluhkan Ramel Sinaga, warga Nagori Bangun Jawa. Menurutnya, kondisi jalan dari Bangun Jawa ke Nagori Gunung Mariah-Batu Duapuluh-Sipoldas kondisinya rusak parah hingga 10 tahun lebih.
“Padahal disepanjang jalur tersebut merupakan lahan pertanian padi, jagung, kopi dan coklat. Petani menjadi kesulitan dalam mengangkut hasil pertanian jika panen tiba. Warga mendesak agar Pemkab Simalungun segera memperbaiki kerusakan jalan desa tersebut,”katanya.
Desakan perbaikan jalan desa di Kecamatan Panei harus segera ditindak lanjuti PU Kabupaten Simalungun. Warga selama ini sudah terlampau sabar dengan kondisi kerusakan jalan, khususnya akses ke sentra-sentra pertanian. Asenk Lee Saragih
0 Comments