JR Saragih |
SIMALUNGUN-Janji-janji manis yang dilontarkan Bupati JR Saragih kepada guru-guru, dinilai hanya bualan belaka. Buktinya, untuk mendapatkan hak-hak guru, seperti tunjangan
sertifikasi guru (TPG), tidak pernah tepat waktu. Bahkan, dana itu
dialihkan ke sektor lain. Penilaian itu diutarakan sejumlah guru yang
ditemui di Jalan Asahan, Jumat, (24/7/2015) sekitar pukul 09.30 WIB.
Bila guru-guru PNS datang mempertanyakan dana TPG, dinas pendidikan
dan dinas pendapatan pengelolaan keuangan aset daerah (DPPKA) selalu
mengumbar janji-janji manis. m“Bapak-Ibu guru, mohon bersabar, dana itu segera akan dicairkan. Ini
hanya menunggu proses administrasinya saja” ujar seorang guru Marga
Purba, menirukan pernyataan dinas pendidikan kabupaten simalungun.
Dana TPG untuk triwulan II dan III sebagian besar belum disalurkan
kepada guru-guru yang berhak mendapatkan. Jumlahnya satu kali dari
jumlah gaji pokok yang dibayarkan secara triwulan. “Mungkin, Bupati JR
menganggap dana TPG itu, karena kebaikannya, padahal kan tidak. Dana itu
pemberian pemerintah pusat yang disalurkan ke pemkab simalungun melalui
rekening kas daerah” ujar Purba yang mengajar di Kecamatan Bandar.
Hal senada diungkapkan EW boru Saragih, guru kelas III SD. Baginya,
sebagai penanggungjawab APBD, JR kerap berbohong, begitu juga para staf
nya.
Bupati JR katanya melalui dinas pendidikan, mengundang para kepala
sekolah SD,SMP dan SMA pada acara pelatihan guru-guru di Pematangraya
selama dua hari, pada tanggal 8-9 Juli 2015 yang lalu.
Pada pertemuan itu kata boru saragih, seorang Kabid, boru Sipayung
mengumumkan, segala hak-hak guru PNS yang terlambat pembayarannya akan
dicairkan seluruhnya sebelum hari raya idul fitri.
Faktanya, hingga saat ini lanjut boru saragih, hak guru itu tak junjung dibayarkan.
“Bupati penipu itu (red-JR Saragih) mengundang para kepala Sekolah
SD-SMP-SMA untuk pelatihan guru-guru selama dua hari. Ibu kabid sipayung
berjanji segala keterlambatan hak guru akan dikeluarkan sebelum
Lebaran. Tapi, faktanya tak ada” ujar nya
Momentum pelatihan guru itu juga dimanfaatkan Kadis Pendidikan
Parsaulian Sinaga, mengkampanyekan Bupati JR Saragih agar terpilih dua
periode. “Begitu kami dengar, langsung kami soraki, tidak perduli kami,
kata seorang kepala sekolah SD di Serapuh yang meminta identitasnya
dirahasiakan.
Dua hari sebelum libur lebaran, ribuan guru mendatangi Bank Sumut,
dan BRI untuk mengecek kebenaran pejabat dinas pendidikan itu. Ternyata,
pada hari H pencairan, tidak ada, alias nihil.
“Waktu itu, kami ramai ke bank sumut, dan BRI. Bayangkan saja
seluruh guru PNS se kabupaten Sumalungun.Tapi, hasilnya nihil. Kesal
kali kami, dari seluruh penjuru datang hanya untuk kena tipu.biadab lah
pokoknya.” ungkapnya.
Kesal dan Balas Dendam
Niat Bupati JR Saragih mencalonkan Bupati kedua kalinya, direspong
para guru dengan negatif. Bakan, mereka menyumpahi dan mendoakan JR
Saragih, agar tidak terpilih. Sejumlah kepala sekolah yang dihubungi
secara terpisah, mengatakan, tidak akan memilih JR Saragih pada
pemilihan Bupati yang akan digelar 9 Desember mendatang.
LN Simanjuntak, kepala sekolah di Tanah Jawa mengatakan, “”Terlalu
sakit yang kami rasakan selama lima tahun ini, serba terancam dan
terintimidasi. Kalau tidak isi pulsa (red-memberi uang) akan di non job
kan.
Kalau tidak terpenuhi kemauannya non job, dan paling parah potongan
(pungli). Itu yang paling terasa, padahal kami yang harus
mempertanggungjawabkan. Contoh konkrit, dana BOS” ujarnya, yang saat
dihubungi, bersama rekan-rekanya kepala sekolah.
Seorang guru di Perumnas juga mengungkapkan hal yang sama. Bupati JR
dinilainya pembohong, penipu dan arogan. Lima tahun kepemimpinan JR
Saragih tidak dirasakannya ada pembangunan.
Menurutnya, gonta-ganti pejabat yang tidak kompeten dibidangnya yang
kerap berubah-ubah. Selain itu pengelolaan keuangan daerah sarat
korupsi.
“Tidak ada pembangunan, yang ada hanya pergantian pejabat . Yang
digantipun,tak kompeten dibidangnya. Banyak kasus korupsi, tapi adem
mayem nya, tidak tersentuh oleh KPK, padahal beberapa orang sudah
diperiksa” katanya dengan kesal. (Penulis : Saddan/Siantarnews)
0 Comments