Jalan penghubung Desa Nanggaraja menuju Desa Rakut Besi, Nagori Siboras, Kecamatan Pamatang Silimakuta, Kabupaten Simalungun rusak parah. IST |
BERITASIMALUNGUN.COM, Silimakuta-Jalan penghubung Desa Nanggaraja menuju Desa Rakut Besi, Nagori
Siboras, Kecamatan Pamatang Silimakuta, Kabupaten Simalungun rusak
parah. Kondisi ini menyebabkan jarak tempuh jadi lambat yang biasanya
bisa ditempuh dalam waktu 20 menit menjadi 45 menit. Karena emosional warga menyebut Bupati Simalungun JR Saragih "Sontoloyo" selama 5 tahun.
Pantauan sepanjang jalan terdapat puluhan titik
kubangan air memenuhi badan jalan. Tidak hanya itu, ratusan titik jalan
berlubang dan batu berdiameter 10-20 cm juga berserak di badan jalan
layaknya jalur motocross. Bahkan jumlah titik jalan yang berlubang sudah tidak terhitung lagi.
Kondisi ini membuat jalan menuju desa tersebut menjadi sulit untuk
dilewati kendaraan bermotor, sehingga dari Saribudolok menuju desa
tersebut semestinya bisa ditembuh dengan waktu 20 menit menjadi 45
menit.
Sementara itu, warga setempat mengharapkan kepada pemerintah agar
jalan itu segera diperbaiki. Sebab, jalan ini merupakan jalan utama bagi
warga desa untuk beraktifitas sehari-hari, khususnya untuk mendukung
roda perekonomian.
“Jika jalan rusak seperti ini kami tidak bisa beraktifitas. Terlebih
saat hari hujan. Pengangkutan hasil tani kami menjadi terganggu. Selain
itu, yang kami sedihkan kalau hari hujan, kami sulit untuk mendapatkan
angkutan umum,” jelas Sahdan Girsang, Hermand Sipayung, dan Crispo
Sipayung di Desa Rakut Besi.
Akses jalan sepanjang 6 kilometer tersebut sudah sejak 10 tahun lalu
belum pernah tersentuh pembangunan. Padahal jalan tersebut menjadi jalur
alternatif terdekat warga dari beberapa desa lainnya menuju
Saribudolok.
Ironisnya, untuk mengangkut hasil pertanian ke Pasar STA Saribudolok,
mereka harus berkeliling melewati Tigaraja lantaran jalan tersebut
sudah rusak parah. Sehingga harus memakan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan
melintasi jalan dari Rakut Besi menuju Desa Nanggaraja untuk sampai di
Pasar STA Saribudolok.
“Untuk memasarkan hasil pertanian, kita terpaksa melewati jalan menuju Tigaraja. Otomatis biaya pun bertambah,” tambah mereka. Bahkan, sambung Sahdan, meski kondisi jalan sangat buruk, namun masih
banyak warga yang tetap menggunakan jalan tersebut untuk mempercepat
penjualan hasil pertanian sampai di pasar.
Masyarakat berharap agar Pemkab Simalungun melalui dinas terkait
untuk segera memperbaiki ruas jalan. “Makin lama dibiarkan seperti itu,
kondisi jalan akan semakin buruk dan otomatis akan memutus hubungan
ekonomi di daerah ini,” tandasnya.
Jembatan di Silinduk Butuh Pembatas Jalan
Sementara itu, masyarakat Nagori Silinduk, Kecamatan Tapian Dolok
mengeluhkan hal berbeda. Masyarakat mengeluhkan jembatan yang belum
memiliki pembatas jalan.
Andre, salah seorang warga mengatakan, belum adanya pembatas jembatan
dikhawatirkan bisa berdampak buruk terhadap masyarakat. Apalagi,
kawasan tersebut cukup rawan dan belum disertai penerangan jalan.
“Memang belum ada korban. Tapi, kalau bisa dipasanglah pembatasnya.
Karena di bawah jembatan itu ada irigasi persawahan,” ucapnya.
Pengamatan menunjukkan, kondisi jembatan sepanjang kurang lebih dua meter dan
lebar dua meter tersebut belum disertai pembatas dan penerangan. Selain
itu, kondisi jalan didekat jembatan juga rusak. Sayang, Kadis PU Bina Marga Simalungun J Gurning belum memberikan
keterangan terkait kondisi ini. Sebab, telepon seluler bersangkutan
sedang tidak aktif. (MSC)
0 Comments