Ayahanda Dori Alam Girsang. IST FB Dori Alam Girsang |
"Nanti Ambia Son dari buah jeruk ini lah kau sekolah Pah engga hanya
kau saja semua Kakak mu dan Adek-adek mu harus mengayanam bangku
kuliahan. Jadi engga apa-apalah kau sekarang cape nak karena masa depan
ada disini. Sebagai pegawai berapa lah uang Bapak sanggup membiayi
kalian yang 7 orang.
Kakak mu Repina udah di Akper di Medan, Kakakmu si
Ros udah SMA, kau dan adek mu si Gottam udah SMP, adek mu si Lena dan si
Junita sudah SD cuma adek mu si Dorialam yang belum sekolah.
Jadi
nak sebagai anak laki-laki yang paling tua kau harus memberi contoh
kepada adek-adek mu dan kakak mu. Kau harus turut perintah Bapak.
Bapak
bukan membawa mu ke jurang maut, tapi kepada masa depan yang sudah pasti
yaitu jadi orang sukses. Sukses harus di mulai dari sekarang nak dari
saat kau masih muda seperti ini,".
"Jadi ini ambil bibit jeruk ini kau mulai lah dari sisi pojok paling
kiri ladang ini dan jangan lupa bikin doa mu dan yakinkan kalau jeruk
ini berbuah lebat dan kalian semua bisa sekolah tinggi-tinggi, selesai
itu mulai ke sisi pojok paling kanan sampai ke depan pojok paling kanan
dan kiri juga".
Inilah dialog Bapak ku dengan Abangku yang paling
tua 40 tahun yang lalu, jelas hari ini anak-anaknya Bapak sudah dan
selesai di bangku kuliahan semua berkat kerja kerasnya Orang tua
mengolah ladangnya dan hasilnya untuk menyekolahkan anak-anaknya, dan
hari ini Bapak sudah tak ke ladang lagi.
"Ayo Bang Gomal ambil
bibit cabe ini Pah, kita tanam cabe ini Nakku nanti dari hasil cabe ini
untuk biaya sekolah Abang, jelas Gomal mengambil bibit cabe yang masih
belia dan tangan Gomal aku genggam sembari berdoa.
" Ale Oppung
Naibata hu paborhat ma on hu paradang-adangan hu paredeng-edengen na
magira pultak i poltak ni Mataniari, anggo adong alago na mapurpur ho
ulang ho mabiar aido Bapa pakon inang in, anggo adong milas ni Mataniari
ulang ham mabiar aido Bapa pakon Inang in, ase tubu ma ho, mardakka,
martunas, marmutik, marbunga pakon marboras rambing ramos, Ouu Ale Inang
Boraspati ni tano ase mambogei ma ham, hokkop ham au ase hu hokkop ham ".
Ini lah sepenggal doa dan harapan. "yak ayo segera di tanam Bang doa nya udah selesai". Dan cara menam dan berdoa apa yang di lakukan Bapakku 40 tahun yang
lalu aku lakukan agak mirip seperti yang di lakukan Bapakku kepada Abang
Tua.
40 tahun waktu yang lama memang namun akan begitu singkat
ketika kesusesan telah di capai, bahwa keringat pahit getir telah di
lunasi ketika Bapak bisa melihat anak cucunya hari ini, kembali ke tanah
leluhur dan berbakti kepada Ibu Pertiwi adalah yang aku lakukan saat
ini. (Dori Alam Girsang)
Lahan Pertanian Milik Keluarga Dori Alam Girsang di Simalungun. |
Lahan Pertanian Milik Keluarga Dori Alam Girsang di Simalungun. |
0 Comments