Menpora Imam Nahrawi (Beritasatu.com/Firman Qusnulyakin) |
Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora),
Imam Nahrawi, meminta, suporter mengedepankan sportivitas dan tidak
anarkis seperti dilakukan oleh beberapa oknum yang diduga akan
mengganggu pertandingan final Piala Presiden 2015.
"Saya mengimbau kepada suporter untuk bersikap dewasa dan menjaga
citra sepakbola Indonesia," kata Menpora Imam Nahrawi, seperti dalam
siaran pers, di Jakarta, Sabtu (17/10).
Menjelang pertandingan final Piala Presiden 2015 antara Persib
Bandung melawan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta,
Minggu (18/10), situasinya mulai memanas. Bukan masalah persaingan
kedua tim yang ingin juara, namun kondisi di luar lapangan.
Kehadiran Persib di Jakarta sedikit menjadi permasalahan karena
pendukungnya selama ini kurang memiliki hubungan harmonis dengan
penguasa Ibu Kota dalam hal ini "The Jakmania" (sebutan suporter fanatik
Persija). Kondisi ini menjadi perhatian tersendiri dari semua pihak
termasuk kepolisian.
Bahkan, sejak Sabtu (16/10) dini hari banyak diberitakan media
terjadi tindakan kurang terpuji yang dilakukan oleh oknum dengan
melakukan perusakan terhadap sejumlah kendaraan di beberapa titik di
Jakarta. Mayoritas terjadi pada kendaraan yang berasal dari Bandung,
Jawa Barat.
Menpora mengimbau kepada para suporter untuk tidak terprovokasi oleh
pihak yang ingin mengacaukan partai final Piala Presiden 2015 yang
sedianya akan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo itu.
"Saya berharap kepada seluruh suporter mulai bobotoh,
pendukung Sriwijaya FC maupun suporter yang akan menjadi tempat
pelaksanaan pertandingan final dalam hal ini Jakmania bersatu dan
menjaga perdamaian sebagai langkah awal tata kelola sepakbola yang lebih
baik," katanya.
Pertandingan final Piala Presiden 2015 menjadi sorotan. Bahkan untuk
menjaga kelancaran pertandingan ditetapkan siaga satu oleh pihak
keamanan.
Kondisi ini cukup istimewa karena baru pertama kali dilakukan. Semua
pihak mulai kepolisian, TNI hingga pemerintah daerah terlibat untuk
menyukseskan turnamen ini.
"Gesekan antarsuporter di masa lalu, biarlah kita jadikan
pembelajaran dan pengalaman untuk mengambil sikap di masa depan. Bahwa
persatuan dan kesatuan antar suporter menjadi penting untuk kemajuan
sepak bola Indonesia. Sepakbola Yes, tawuran suporter No," kata menteri asal Bangkalan Madura itu. (Ant)
0 Comments