Jambi - Presiden Jokowi mengunjungi masyarakat Suku Anak Dalam di Jambi. Jokowi ingin mengetahui secara langsung apa keinginan masyarakat Suku Anak Dalam. Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana bertolak menggunakan Helikopter dari Bandara Sultan Thaha Jambi menuju Desa Bukti Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Jumat (30/10/2015). Heli Super Puma, Puma dan Bell membawa rombongan dengan perjalanan ditempuh sekitar 45 menit.Foto: dok Tim Komunikasi Presiden |
PALEMBANG - Rumah singgah khusus bayi yang dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang,
diduga sebuah rekayasa. Pasalnya, warga setempat banyak yang tidak
mengetahui kapan rumah tersebut dijadikan tempat penampungan bagi bayi
penderita kabut asap.
"Kemarin rumah ini masih seperti biasa, kami juga terkejut tiba-tiba
rumah ini jadi tempat evakuasi dan dikunjungi presiden," ujar tetangga
rumah singgah yang mengaku bernama Nur (32).
Warga perkampungan kumuh itu baru tahu kalau di sana ada tepat
evakuasi bayi, setelah Presiden Jokowi datang memantau. "Saya kira,
rumah singgah ini dibuat tadi malam. Karena, kalau tahu ada dokter di
sana dan berobatnya gratis, pasti dari kemarin-kemarin orang sudah
ramai," ungkapnya.
Sebelumnya, rumah tersebut kosong karena pemiliknya meninggal.
Kemudian, ada yang datang bersih-bersih dan membawa peralatan. "Kami
kira penghuni baru yang mau pindahan," ungkapnya.
Ironisnya, pasien rumah singgah yang datang juga diduga pasien
rekayasa. Mereka bukannya datang sendiri untuk berobat melainkan diminta
untuk datang dengan membawa bayi. Setelahnya dijanjikan nasi bungkus
dan gizi tambahan untuk bayi.
Bahkan, bukannya diberi pengobatan para bayi tersebut mengantre dalam
gendongan terpapar asap, disuruh menyambut kedatangan Presiden Jokowi.
"Sudah dari pagi saya ke sini, tapi belum juga dilayani, hanya
disuruh duduk-duduk saja. Kemudian ditanya-tanya Pak Jokowi," ujar salah
seorang pasien, Asmawati.
Sementara itu, Koordinator Rumah Singgah Kelurahan 5 Ulu, Syarifudin
membantah kalau rumah singgah itu baru didirikan. "Rumah singgah ini
sudah ada sejak seminggu lalu, eh sebulan yang lalu," katanya.
Menurut Syarifudin, sudah ada 20 orang balita yang mendapat layanan
rawat inap di sana. Namun, dia tidak bisa menyebutkan siapa saja pasien
tersebut. "Sekarang sudah mendingan, mereka sudah pulang. Apalagi kabut
asap di Palembang berangsur berkurang," ujarnya.(http://news.okezone.com)
0 Comments