Arman Purba.IST |
Hari guru dirayakan
sangat meriah hampir di setiap Sekolah perkotaan. Mungkin di daerah
terpencil hari guru dilalui hanya dengan upacara dan berdoa semoga para
guru diberkati dan tetap betah mengajar mereka tanpa adanya pemberian
kado kue dan bunga yang segar dan indah.
Dalam postingan saya melihat
perayaan hari guru sangat luar biasa penuh canda dan tawa, sukacita,
pemotongan kue ulang tahun Guru serta pemberian bunga yang indah bagi seluruh guru sebagai lambang rasa syukur, terimakasih, dan kebahagiaan siswa terhadap gurunya.
Tapi, apakah para guru menyadari bahwa mereka telah diperlakukan tidak
adil oleh para siswanya, karena kenyataannya jumlah bunga yang diterima
setiap guru ternyata tidak sama, ada yang dapat puluhan dan ada yang
hanya dapat beberapa saja. Mengapa demikian?
Ternyata para siswa
memiliki indikator tersendiri dalam memberi penilaian kepada para
guruya, apakah karena kualitas mengajarnya, perhatiannya, kepedulian,
kedekatannya, dsb. Para siswa tidak bisa kita larang untuk berbuat,
memberi kepada guru yang dikaguminya, dan disenanginya.
Apa
makna yang bisa kita dapatkan dari perayaan hari guru dari ketidakadilan
ini, yaitu para guru harus berubah, bahwa tugas guru tidak hanya
mengajar yang bisa membosankan, tapi bagaimana para guru bisa
menyenangkan, mampu menanamkan nilai-nilai karakter, mrnunjukkan
kejujuran, keadilan dlm bertindak, tidak pilih kasih, bisa menjadi
panutan, dan dekat dengan para siswa.
Untuk itu, siswa harus dianggap
sebagai mitra guru dalam pembelajaran sehingga dapat membangun
kerjasama, tidak akan menyakiti mereka, mendidik mereka untuk menaikkan
dan meraih prestasi belajar siswa dalam berkompetisi yang dapat
mengharumkan nama Sekolah.
Semoga Perayaan Hari Guru yang Ke70
ini menjadi refleksi bagi kita guru untuk dapat melakukan perubahan
kearah pembaharuan yang lebih baik agar kualitas pendidikan kita semakin
baik, masa depan anak-anak sebagian besar ditentukan oleh para
guru-guru yang profesional seperti anda. (Arman Purba)
0 Comments