Info Terkini

10/recent/ticker-posts

PEMENTASAN TEATER TRADISIONAL SIMALUNGUN "RAJA RAYA, TUAN RONDAHAIM SARAGIH"

UNDANGAN
UNDANGAN. Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November. Sanggar Budaya Rayantara mempersembahkan.


PEMENTASAN TEATER TRADISIONAL SIMALUNGUN
"RAJA RAYA, TUAN RONDAHAIM SARAGIH"


Hari/tanggal : Selasa, 10 November 2015
Pukul : 19.30 - selesai
Tempat : SMA 2 Jl. Patuan Anggi No. 8 P. Siantar

Advisor : Opung Raminah Garingging (Pinoppar ni Tuan Likkar Garingging, Tuan Sorbadolog)
Sutradara : Sultan Saragih

Pemain :
Opung Raminah Garingging
Sultan Saragih
Jaya Silangit Purba
Sully Sinaga
Robet Purba
Angelina Napitupulu
Adelina Napitupulu
Resky
Ganda
Felix Simbolon
Bona Silitonga
Aldi dkk (Teater Kompas)


Musik : Panggual Pimp. Jadohor Garingging - hasusuran Tuan Sorbadolog
Soundsystem & Lighting : Roni Efendi, Ramon (Teater Kompas)
Multimedia : Jamin Purba
Koordinator lapangan : Oi Manusia setengah dewa, Oi Siantar, Oi Pamatang


Tiket Pelajar : Rp. 10.000.
Tiket Umum : Rp. 20.000
Cp. Sonny Bonata Poerba
085359381668
082166432313
Pin bbm 540f8f36



Sinopsis
Pada masa Raja Raya, Tuan Rondahaim masih berjaya, putri nya masih memiliki waktu bermanja manja dengan gembira ke mata air dan tepian sungai, hingga pada malam hari datanglah petanda dari seekor harimau yang mandihar dihar (mengaum dan menari) di halaman rumah bolon (istana).


Upas (Pengawal raja) yang melihat kedatangan harimau tersebut heran dan bertanya tanya, peristiwa apa yang akan terjadi. Sesuai dengan penglihatan mata batin Raja, peperangan akan terjadi dengan kehadiran pasukan bersenjata mesiu dengan ciri banga mata putih (Belanda).

Puang Bolon (permaisuri) sedih mendengar masalah masalah yang menimpa kerajaan, putri membujuk agar ayahnya tidak maju ke medan perang. Puang Bolon meminta bantuan dari Guru Bolon, prosesi pemberangkatan perang dilakukan.

Sementara itu, pasukan Belanda yang berada di tengah hutan selalu menemui kegagalan mencari jalan masuk menuju Kerajaan Raya. Mereka tidak tahu, Tuan Rondahaim bersama pasukannya memakai siasat kenali burung Tullik (seperti burung Batu) yang selalu hinggap di rerimbunan tempat persembunyian. Pasukan Belanda terkecoh dan berbalik arah sebab memiliki anggapan burung akan beranjak bila terusik dengan manusia dibawahnya.

Toldot, keluarga kerajaan, seorang penghianat terlebih dahulu pulang ke Rumah Bolon memberitakan kabar bohong untuk melemahkan Kerajaan Raya. Ia mengatakan bahwa pasukan Raja telah kalah dalam peperangan.

Tuan Rondahaim di tengah hutan sudah memiliki firasat tidak baik tentang perilaku dan kehadiran Toldot. Ia menghukum dengan hukuman cambuk dan menyuruh pengawal mengikat di tiang Rumah Bolon untuk disaksikan orang banyak. Semenjak itu, ia diberi gelar Tuan Namabajan.


Didukung oleh :
Alumni SMA Negeri 2 lulusan tahun 1993
PT. Lovely Holidays Tour & Travel
RS Vita Insani
Hotel Sapadia
PT. Pabrik Es Siantar
Disporabudpar Kota Pematangsiantar
UPAS
BPW Oi Sumut
BPKel Oi Siantar
Siantarnews
Hetanews
Harian Metro Siantar

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments