KABUT ASAP DI KOTA JAMBI 27 OKTOBER 2015. FOTO ASENK LEE SARAGIH. |
Pagi
ini langit biruku benar-benar sempurna, cahaya matahari bersinar cerah,
cucuku bermain bebas di teras atau di luar rumah. Anak-anak menghirup
udara segar, dan memperoleh sinar ultra violet yang membantu pertumbuhan
tulang mereka. Tidak ada kekhawatiran lagi menghirup asap beracun.
Itulah hasil mahakarya Tuhan yang selama berbulan-bulan hilang akibat
keserakahan manusia menghancurkan ciptaan Tuhan, hutan dan segala isinya
di daerah Kalimantan, Sumatera Selatan, Jambi dan Riau.
Hasil
karya orang-orang serakah itu menebar asap dan menutupi hampir 3/4 bumi
Indonesia, serta menutup langit biru negara tetangga seperti Malysia,
Singapura dan Thailand.
Sadarlah bahwa Tuhan telah menciptakan
bumi ini sempurna untuk dinikmati manusia. Tapi orang-orang serakah,
tidak menghargainya, bahkan merusaknya dan membahayakan orang lain.
Menikmati ciptaan Tuhan tidak boleh serakah, mau untung tanpa usaha.
Membakar hutan memang lebih murah biayanya untuk membuka lahan, tetapi
mengorbankan hasil maha Karya Tuhan, dan akhirnya mengganggu umat
manusia lainnya, dan anda, para orang yang serakah juga menderita pada
akhirnya. Semua menderita.
Kalau manusia merusak Ciptaan Tuhan,
memang seolah beruntung, tetapi dalam jangka panjang, kita akan
membayar kembali jauh lebih mahal dari "untung" yang diperkirakan
orang-orang yang serakah.
Hari ini Tuhan menghadiahkan langit
biru, cahaya matahari yang tidak bisa diciptakan siapapun. Marilah
memelihara langit biru Indonesia, membiarkan cahaya matahari menyinari
bumi, mengoptimalkan proses fotosintesa untuk meningkatkan produksi
tanaman kita.
Para orang-orang yang serakah, hentikanlah keserakahanmu. Jangan cemari lagi langit biru kami dengan asap beracun! Pak Jokowi, kami memohon maaf, karena telah membuat bapak merah kuping selama ini.
Tapi, bapak jangan lupa, tahun depan kami tidak boleh kehilangan langit
biru, kami tidak boleh kehilangan cahaya matahari karena tertutup asap,
kami tidak boleh khawatir anak-anak menghirup udara beracun. Tuhan
telah menghadiahkan itu semua untuk kami. Jangan rebut berkat itu dari
kami.
Bapak Jokowi bertanggungjawab dengan menugaskan kabinet
bapak, melakukan mitigasi dan mencegah pembakaran hutan. "Jangan
kebakaran Jenggot" lagi.
Kalau tahun depan tidak ada lagi asap, maka korban-korban asap akan memilih bapak lagi deh! Selamat menikmati! (St Jannerson Girsang)
0 Comments