![]() |
Jaya Damanik. FB |
BERITASIMALUNGUN.COM-Benar juga dipikir pikir, coba kita bergerak saja butuh uang, belum
lagi pendekar ulung butuh biaya Avtur, makan dan melaundry, steam dan
setrika kasur, agar aspal seperti asli tapi palsu, konon berbiaya mahal
dibayar ke loundry kiloan yang dilakukan oleh Mr. Marwah Arif.
Kata kawanku setidaknya menghabiskan biaya yang tidak sedikit, istilah
volume utuk me loundry dan steam kasur butuh biaya setara dengan 15
ember air untuk Mr. Marwah Arif.
Konon katanya para petarung
juga sudah bersusah payah menyiram Pohon Joring di Hutan, di ladang dan
di taman untuk bisa bertumbuh subur di malam sunyi nan senyap untuk di
petik di musim panen, membutuhkan biaya setara ratusan ember selama
penyiraman lebih kurang tiga bulan menjelang musim panen tiba.
Belum lagi keterlambatan dan penundaan panen Pohon Joring karena
permasalahan kesalahan formula pupuk palsu yang di coret di Koperasi
Pengecer Unit Desa, sehingga memperlambat musim panen, untung saja saat
mengganti pupuk palsu tersebut ke kota besar di Perseroan Terbatas
Tetap Nuntut diperkirakan hanya menghabiskan siraman puluhan ember air
dengan hasil yang instant mengganti pupuk yang palsu jadi pupuk kw 5.
Ternyata setelah di hitung hitung pengeluaran air dan pupuk untuk
menyiram tanaman dan meloundry dan steam kasur melebihi seratus ember,
akhirnya produksi hutan yang tidak jauh dari kampung nadol juga bantuan
sosial warga banua holing ludes.
Padahal musim panen belum juga
ditentukan kapan, dan masih butuh siraman siraman tanaman agar bisa
bertumbuh untuk di panen pada saatnya.
Si Pendekar Ulung
berhiting, itu akan impas karena musim panen joring di taman, ladang dan
hutan sampai habis, layu tidak berbuah lagi di perkirakan 5 tahun.
Semoga panen joring tercapai tidak layu sebelum panen, itulah harapan
si pendekar ulung, walaupun tanah dan unsur hara tanah sudah habis di
hisap oleh Pohon Joring.
Akankah Tanah sadar, Insyaf dan kabur
meronta di peras oleh Pohon Joring biaya perawatan dan perbaikan kasur
yang sangat mahal???,,,,, belum ada yang tau. (Jaya Damanik)
0 Comments