Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberi sambutan saat acara deklarasi di Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jakarta, Rabu (14/5/2014). |
BERITASIMALUNGUN.COM, Jakarta-Hari ulang tahun ke-69 presiden
kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri berlangsung dalam
suasana akrab. Acara dihadiri puluhan tamu penting dan kalangan awam di
bilangan Sentul, Bogor, Jawa Barat, 23 Januari siang.
Menurut Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, pesta kecil itu
tak direncanakan walaupun jumlah tamu yang ingin memberikan ucapan
selamat cukup mengular.
Dua tamu penting adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla
dan mantan Wakil Presiden Budiono. Sebagian menteri yang hadir dari
PDI-P adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly,
Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo,
dan, tentu saja, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Puan Maharani.
Hadir pula Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama alias Ahok,
Wakapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Kepala Badan Narkotika
Nasional Komjen Budi Waseso, dan Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri
Nasional Arif Budimanta.
Hadir pula sejumlah fungsionaris partai dan gubernur terpilih
Sulawesi Utara Olly Dondokambey yang menyempatkan diri terbang dari
Manado.
Selain Puan Maharani, dua putra Megawati, Rizki Pratama serta
Prananda Prabowo, juga hadir. Rizki putra pertama yang lebih memilih
profesi pebisnis ketimbang berpolitik, sebaliknya Prananda kini menjabat
sebagai Ketua Bidang Ekonomi Kreatif DPP-PDIP.
Prananda ikut menulis sebuah buku yang disiapkan untuk HUT Megawati
berjudul Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama
Rakyat.
Buku yang disiapkan editornya, Kristin Samah, ini berisi sejumlah
artikel wartawan yang pernah meliput aktivitas Megawati dalam berbagai
gejolak politik tahun 1990-an yang berpuncak pada Reformasi 1998.
Bersama Puan Maharani, Prananda tampaknya disiapkan untuk melanjutkan tradisi dinasti Soekarno di PDI-P.
"Tetapi kami di PDI-P lebih percaya pada regenerasi yang alamiah saja tanpa harus dikelola," ujar Prananda kepada Kompas.
Acara puncak ultah tentu ketika Megawati meniup lilin, memotong kue,
dan juga memberikan potongan tumpeng, antara lain untuk Wapres dan
Gubernur DKI. Ketika tumpeng diberikan kepada Basuki, suasana menjadi
seperti pasar.
Bintang pesta
Tak pelak lagi, bintang pesta ultah Megawati memang Basuki. Ke mana
Basuki pergi, selalu saja ada tamu yang bersemangat meminta berjabat
tangan atau berfoto.
Basuki seperti telah menjadi bagian dari PDI-P setidaknya sejak ia
dielu-elukan para peserta HUT-Rakernas PDI-P, 9-11 Januari di Jakarta.
Hubungan Basuki dengan Megawati terbilang dekat sejak pencalonan Jokowi-Basuki sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI tahun 2012.
Kini muncul spekulasi Basuki akan diusung oleh PDI-P untuk pilgub DKI
tahun depan, sementara sebagian warga Jakarta mungkin merasa lebih
nyaman Basuki maju sebagai calon independen.
Apalagi, keputusan Mahkamah Konstitusi yang dikeluarkan September
2015 telah memudahkan persyaratan jumlah dukungan KTP untuk calon
perseorangan atau independen.
Untuk Pilgub DKI, Basuki "hanya" membutuhkan minimal 7,5 persen (atau
sekitar 525.000 fotokopi KTP warga DKI) dari perkiraan daftar pemilih
tetap (DPT) sekitar tujuh juta jiwa.
Organisasi warga pendukung Basuki, Teman Ahok, mengklaim telah mengumpulkan sekitar 624.000 fotokopi KTP.
Apakah PDI-P dengan Basuki berjodoh, atau Basuki menjadi calon
independen, waktulah yang akan menjawab. Sebuah hal yang kasatmata,
hubungan personal Megawati dengan Basuki semakin hari semakin mesra.
Sebuah hal yang juga pasti, publik yang semakin sinis dan apatis terhadap partai kurang rela jika Basuki "diambil" oleh PDI-P.
Tanpa dukungan partai sampai saat ini pun, Ahok
telah terbukti sukses membenahi Jakarta, memerangi birokrasi bobrok
Pemprov DKI, dan melakukan perlawanan terhadap sebagian anggota DPRD
DKI.
Pesta HUT Megawati ditutup dengan penyerahan buku Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat.
"Megawati ingin bertemu lagi dengan para wartawan yang dulu meliput
transisi demokrasi yang menyimpan banyak cerita yang belum sempat
diungkap. Itulah yang ditulis di buku ini," kata Kristin.
Saat menerima buku, Megawati dalam sambutannya menjanjikan akan secara rutin bertemu dengan para wartawan yang menulis buku itu.
"Jika perlu kita bikin arisan tiap dua bulan sekali," janji Megawati
dengan wajah semringah. Selamat ulang tahun, Megawati! (BAS)
(Sumber: Kompas.com)
0 Comments