ILUSTRASI |
BERITASIMALUNGUN.COM-Suatu ketika seorang ibu, sambil mengenakan pakaian anaknya yang masih
SD, menyempatkan diri berbincang-bincang menjelang anaknya pergi ke
sekolah.
Mama: "Nak, apakah kalau nanti kamu sudah menjadi orang masih ingat Ibu?"
Pertanyaan yang tidak biasa diungkapkannya kepada anaknya, lalu
mengambil baju warna putih untuk dikenakan ke tubuh anaknya yang masih
telanjang, karena baru saja dimandikannya.
Anak:"Pasti dong
bu. Ingat, wah ibu ini ada-ada saja pertanyaannya!". Dia agak sedikit
kaget karena baru kali ini ibunya bertanya seperti itu.
Mama:
"Ibu serius Nak!. Soalnya, banyak anak-anak sekarang ini, cuma ingat
ibunya dengan mengirim uang. Kalau dia sakit, juga hanya dikirim uang,".
Sambil memasang tas rangsel di punggung anaknya.
Anak: "Ya,
saya nanti juga mau seperti itu bu. Saya akan kirimkan uang
berjuta-juta untuk ibu setiap bulan," katanya bersemangat, sambil
mengepalkan kedua tangannya.
Mama: "Apa yang ibu berikan kepada kamu, sehingga kamu bisa besar sekarang?"
Anak: "Nasi, uang sekolah, nanti saya bayar semua deh bu. Malah lebih
lagi dari apa yang pernah ibu berikan". Anak itu menatap mata ibunya,
meyakinkan.
Mama: "Tidak hanya itu nak.Kamu tidak akan pernah
bisa membayarnya. Waktu kamu tidak bisa jalan, ibu membimbing kamu
supaya bisa jalan. Waktu kamu belum bisa ngomong, ibu mengajar kamu,
satu demi satu kata setiap hari. Ibu sudah memberikan seluruh jiwa raga
ibu untukmu. Kalau kamu salah, ibu ajarin, kalau kamu sakit, ibu bawa ke
rumah sakit, disuapin makan, diceritain cerita yang buat kamu senang.
Kamu adalah hidup mati ibu". Sang ibu mengecup pipi anaknya, merapikan
kerah bajunya yang masih berlipat.
Anak: "Wah. Berapa harganya itu ya bu?". Sambil mengernyitkan keningnya.
Mama: "Tidak bisa dibayar dengan apapun". Ibunya membimbing anaknya ke teras tumah menunggu mobil jemputan.
Anak: "Jadi, saya banyak utang dong sama ibu?"
Mama: "Utang yang tak pernah lunas, Nak!"
Anak: "Lalu gimana dong bu. Apa yang harus saya berikan untuk ibu".
Mama: "Kasihilah ibu setulus hatimu, seperti ibu sudah mengasihimu.
Kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu, karena Dia sudah mengasihi ibu,
mengasihi kamu. Nanti kalau ibu sudah tua, jangan malu mengakui aku
mamamu. Mau nggak kamu memapah, menyuapin ibu setiap hari kalau ibu
sudah tua?!"
Anak: "Oh. Begitu ya Bu. Gampang itu!"
Mama: "Belajar yang rajin, dan hormat kepada guru ya Nak. Nanti kamu akan tau bahwa itu tidak mudah"
Si anak tertunduk, merapikan tali sepatunya. Lalu, bangkit mencium tangan ibunya, berangkat ke sekolah.
Mobil jemputan sudah nongol!
"Daaaag Ibu!. Aku akan mengasihi ibu, selamanya!
Mama: "Daaag, sayang". Sang ibu kembali ke dapur, mempersiapkan makan siang untuk sang anak.
Kasih ibu tidak bisa dibayar dengan apapun.Kita tidak mampu menyuapin
mereka,memapah mereka setiap hari kalau mereka sudah tua, sama seperti
mereka memapah kita, menyuapi kita dulu.
"Tak sempatlah" .Untuk berbicara yang sopan kepada ibu saja tidak mudah! (St Jannerson Girsang)
0 Comments