Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Eks Terminal Suka Dame Siantar "Kumuh" Butuh Sentuhan Pembangunan

Eks Terminal Suka Dame Siantar "Kumuh" Butuh Sentuhan Pembangunan. Foto Syamp
Pematangsiantar | BeritaSimalungun.com-Kondisi eks. terminal suka dame kelurahan Suka Dame Kecamatan Siantar Utara Pematangsiantar saat ini sudah sangat memprihatinkan selain bak kumbangan kerbau terkesan juga kumuh dan bau busuk, sangat disayangkan kondisi tersebut dipertontonkon ditengah tengah kota yang dulunya penerima Adupura. 

Pantauan, situasi amburadul juga terlihat dan tumpukan sampah limbah dari hasil kegiatan pasar hasil tani seperti limbah sayur mayur dan limbah cabai yang menimbulkan bau tak sedap disekitar eks terminal yang dulunya merupakan terminal besar dan sangat dikenal.

Nurinda Situmorang siswi salah satu SMA Negeri Pematangsiantar dijumpai di sekitar lokasi menyayangkan kondisi eks terminal suka dame dan berharap pemerintah kota Pematangsiantar bersedia menata ulang baik mengembalikan menjadi terminal lagi maupun membangun pusat pasar modern maupun moll supaya kota tidak terkesan kumuh.

Hal senada juga diungkapkan seorang mandor salah satu bus bermarga Sitorus (45) berharap adanya penataan maupun perbaikan dilakukan melihat kondisi yang sudah sangat memprihatinkan namun bila ada rencana merubah fungsi eks terminal diharapkan memberikan solusi terbaik bagi masyarakat yang keseharianya mencari nafkah di lokasi bekas terminal.

Selang beberapa saat, seorang wanita yang berprofesi sebagai pedagang di lokasi eks terminal juga sangat merasa prihatin akan situasi dan kondisi lahan yang sudah mirip dengan persawahan melihat semua lokasi eks terminal sudah digenangi air serta berbau amis terkadang menyekat saat hujan dan panas terik. 

Lokasi eks terminal yang sangat strategis disayangkan bila diterlantarkan, dan para Investor juga pasti memiliki niat untuk mampu membangun satu pusat keramaian maupun perbelanjaan melihat letak geografis lahan merupakan perlintasan dari seluruh pelosok. 

Adanya beberapa kumpulan masyarakat yang menolak rencana perubahan dinilai karena kurangnya sosialisasi dan solusi yang diberikan sehingga merasa waswas dan termakan issue adanya penggusuran tanpa adanya relokasi untuk kegiatan jual - beli hasil tani.(Syamp)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments