|  | 
| Jokowi (kanan) dan Menteri PUPERA Tinjau Pembangunan Tol Medan Tebing Tinggi. | 
BERITASIMALUNGUN.COM-Kemaren saya melintasi Jalan 
alternatif menuju Medan, yakni Tebingtinggi-Dolok Masihul-Galang-Lubuk 
Pakam. Jalan sudah cukup bagus dan lebar!
 Sebuah jalan 
alternatif dari tebing Tinggi menuju Medan yang kini makin ramai dari 
sebelumnya, meski jaraknya lebih jauh 20 km dibanding melalui Sei Rampah 
yang sering macet dan padat dengan truk-truk besar. 
 Menjelang Lubuk Pakam, saya melintas di pembangunan jembatan jalan Toll
 Medan-Tebing Tinggi yang konon akan selesai pada 2017. Saya melihat 
progressnya cukup bagus. Setiap melintas, kayaknya jembatannya makin 
panjang dan selalu sibuk hingga larut malam. 
 Saya kira pemerintah pusat dan daerah benar-benar lebih serius membangun infrastruktur dibanding sebelumnya. 
 Di masa pemerintahan Jokowi, saya melihat perubahan besar. Pembangunan 
infrastruktur benar-benar dijalankan sesuai dengan rencana. 
 Mimpi jalan toll Medan-Tebingtinggi sudah lama "mengudara", tapi kayaknya baru terealiasi di masa Jokowi, deh. 
 Semoga  Pemprovsu, Pemkab dan Pemkot di seluruh Sumatera Utara berpacu 
juga. Kiranya jalan-jalan provinsi kualitasnya samalah dengan Jalan 
Medan- Brastagi.   
 Saya melihat Pemprovsu juga sudah mulai 
membenahi jalan-jalan raya.Ketika saya melintas beberapa waktu lalu dari
 
Medan-Brastagi-Sidikalang-Tele-Doloksanggul-Barus-Sibolga-Tarutung-Balige-Prapat-Pematangsiantar-Medan,
 secara umum, jalan raya sudah "agak mulus". 
 Kalau saya menilai,
 jalan Medan-Brastagi adalah jalan yang terbaik di Sumut.  Kadang, saya 
bertanya dalam hati, kok jalan Medan Brastagi--jalan provinsi bisa bagus
 benar, tanpa lubang dan jalannya lebar, bahkan di kiri-kanan jalan 
dibangun beton. 
 Kenapa jalan lainnya tidak sebagus itu Apa tidak bisa jalan sekelas Medan-Brastagi dibangun dengan kualitas yang sama? 
 Jokowi kini mengungkap mimpinya soal pembangunan Danau Toba. Mimpi ini 
sudah pula didengungkan puluhan tahun yang lalu. Cuma, dulu hanya "omong
 doang". Tapi di masa Jokowi dananya sudah ditarget Rp 21 triliun.
 Tapi sayang untuk yang satu yang terakhir ini, kekhawatiran kita adalah
 persiapan kepemilikan lahan yang rumit, latar belakang budayanya yang 
sangat kompleks dan lain-lain. 
 Membangun kawasan Danau Toba 
tidak semudah membangun jalan toll.Semoga ahli-ahli antropologi dan 
budaya juga dilibatkan dalam perencanaan dan monitoringnya. 
 Di
 sana banyak manusia yang sudah lama menikmati bisnis yang "setengah 
terlarang": untuk turis, banyak masyarakat yang masalahnya sangat 
kompleks. 
 Pendekatan Jokowi mungkin berbeda dari Presiden lainnya, semoga mampu mengatasi masalah masyarakatnya. Semoga berhasil. (St Jannerson Girsang)  
 



0 Komentar