Info Terkini

10/recent/ticker-posts

"MAESTRO" MUSIK GEREA ITU TELAH TIADA

Bonar "Gorga" Gultom saat menjadi Juri Pesparawi Nasional di Samarinda, Kaltim, November 2009. Foto Asenk Lee Saragih. 

"Jenazah Almarhum Bonar Gultom disemayamkan di Rumah Duka RS Dharmais Lantai 2 Jalan S Parman Jakarta Barat. Direncanakan dimakamkan Kamis 31 Maret 2016".

BERITASIMALUNGUN.COM-Bonar Gultom, konduktor, pencipta lagu-lagu rohani, aranser lagu-lagu lomba Paduan Suara, juri di berbagai even nasional, telah meninggal dunia di Jakarta, Senin 28 Maret 2016, pukul 22.55 WIB, demikian dilansir berbagai media dan medsos.

Pria kelahiran Siborongborong, 30 Juni 1934 dan dikenal luas sebagai "Maestro" Musik Gereja itu, meninggal dunia di usia 81 tahun dan kini disemayamkan di umah Duka Dharmais di Jalan S Parman, Jakarta.

Semasa hidupnya Bonar Gultom menciptakan 150 lagu rohani dan non rohani—sekaligus mengrasemen untuk segala jenis musik dalam Paduan Suara.

Warga GKPS Turut Berduka!

Sebagai warga GKPS, Bonar Gultom kami kenal sebagai seorang pencipta lagu dan sering menjadi bahan koor kami di gereja.

Bonar Gultom turut mempopulerkan karya-karya musisi Simalungun di tingkat nasional.

Beliau pernah mengaransemen lagu-lagu ciptaan kedua musisi itu untuk dijadikan lagu Paduan Suara tingkat nasional, seperti lagu "Tubuhan Poyon-poyon" (gubahan St AK Saragih) Ya Allah Bapa (St AK Saragih), dan Ada Saatnya kita Jumpa (Taralamsyah Saragih).

Puluhan lagu ciptaaan berbagai bangsa di dunia pernah diaransirnya untuk dipakai dalam sayembara-sayembara bertaraf nasional.

Eksekutif Puncak dan Seniman Rohani

Bonar Gultom ternyata bukan lulusan sekolah seni. Seni mencipta lagu, mengaransemen lagu, dan menilai Paduan Suara (juri) ditempuhnya dengan otodidak. Di masa mahasiswa dia menjuarai beberapa kejuaran menyanyi nasional.

Dari riwayat hidupnya, di masa muda hingga pensiuan, Bonar Gultom adalah seorang eksekutif puncak, di PT Perkebunan Negara XIII, Bandung Jawa Barat.

Sebelum pensiun pada 1989 beliau adalah Direktur Komersial dan Umum pada perusahaan perkebunan milik BUMN tersebut.

Lulusan Universitas Indonesia ini selama kuliah adalah penerima bea siswa dari perusahaan Belanda NV Vereenigde Deli Maatschappijen .

Beliau adalah anak desa yang menempuh pendidikan Sekolah Rakyat SR di Dolok Sanggul, Humbang-Hasundutan dan MULO di Siborongborong, Tapanuli Utara.

Selamat Jalan Amang Bonar Gultom. Kami tidak mengenalmu secara dekat, tetapi Amang telah mengisi rohani kami melalui karya-karyamu.

Karya-karyamu akan abadi dan tetap kami nyanyikan. Kesetiaanmu dalam berkarya di ladang Tuhan melalui seni, menjadi inspirasi bagi kami semua!. (St Jannerson Girsang)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments