Pdt Enida Girsang (kanan) hadir di Jambi mewakili Pimpinan Pusat GKPS Pematangsiantar, Simalungun, Sumut menghadiri Synode Resort GKPS Jambi, Sabtu (26/3). |
BERITASIMALUNGUN.COM, Jambi-Umat Kristen di Indonesia harus tetap mampu
menjadi duta-duta perdamaian sekalipun masih sering menghadapi berbagai
hambatan dalam menunaikan ibadah di berbagai daerah. Umat Kristen
diharapkan mampu menghadapi sikap penolakan lingkungan dengan hati yang
damai dan penuh pengampunan.
“Sebagai pengikut Kristus, umat Kristen perlu senantiasa memiliki
budaya hidup damai, penuh kasih, pengampun dan peduli terhadap sesama.
Budaya seperti itu menunjukkan bahwa nilai-nilai religius dan manusiawi
yang ditunjukkan Kristus di kayu salib tetap hidup dalam jiwa setiap
pengikut-Nya,” kata Sekretaris Umum (Sekum) Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia (PGI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut), Pendeta (Pdt) Enida
Girsang, MTh pada ibadah memperingati wafatnya Yesus Kristus atau Jumat
Agung di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi, Jumat (25/3)
sore.
Pdt Enida Girsang hadir di Jambi mewakili Pimpinan Pusat GKPS
Pematangsiantar, Simalungun, Sumut menghadiri Synode Resort GKPS Jambi,
Sabtu (26/3).
Di hadapan sekitar 350 orang warga jemaat GKPS Jambi yang memadati
ibadah Jumat Agung, Enida Girsang mengatakan, kegiatan peribadah umat
Kristen di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk hingga kini masih
sering dilanda konflik akibat penolakan lingkungan terhadap kehadiran
gereja.
Namun hal tersebut tidak bisa menjadi alasan bagi umat Kristen tidak
melakukan upaya-upaya penyelamatan masyarakat dari ancaman degradasi
moral, kemiskinan, kebencian antaretnis maupun kelompok masyarakat,
keretakan kehidupan keluarga dan berbagai penyakit sosial lainnya.
“Dunia ini boleh menebar kebencian, melarang beribadah, melakukan
ketidakadilan terhadap sesama manusia, penelantaran keluarga dan
pengabaian kelestarian lingkungan. Namun umat Kristen harus mampu
menghadapi itu semua dengan mengedepankan budaya hidup damai, pengampun,
penuh kasih dan peduli terhadap nasib sesama,”katanya.
Enida mengatakan, perbuatan kasih dan pengampunan yang mesti
ditunjukkan manusia terhadap sesama menunjukkan bahwa umat Kristen turut
membawa keselamatan dalam dunia ini seperti Yesus telah menyelamatkan
manusia berdosa. Perbuatan kasih yang mesti ditunjukkan umat Kristen
dalam hidupnya sebagai pengikut Kristus bukan hanya kasih secara
vertikal kepada Allah, tetapi juga kasih secara horizontal kepada sesama
manusia.
Kematian Yesus di kayu salib, lanjut Enida, bukan hanya untuk
menyelamatkan manusia agar mampu menggapai kehidupan sorga, tetapi juga
menyelamatkan manusia dalam kehidupan di dunia ini.
“Kasih yang dicurahkan Yesus kepada orang percaya akan memampukan
mereka menghadapi berbagai problema sosial, baik perpecahan keluarga,
kesulitan ekonomi, penyakit, kenakalan remaja, kemerosotan moral dan
persoalan sosial lainnya. Karena itu orang percaya harus senantiasa
menjalani hidup seturut dengan kasih, kerendahan hati dan pengorbanan
Yesus,”ujarnya.
Sementara itu ibadah atau misa Jumat Agung di berbagai gereja di Kota
Jambi, Jumat (25/3/2015) berlangsung khidmat, aman dan tertib. Ibadah Jumat
Agung di setiap gereja di Kota Jambi dipadati jemaat. Kemudian
pengamanan ibadah Jumat Agung di beberapa gereja di Kota Jambi juga
dilakukan cukup ketat seperti tampak di Gereja Katolik Santa Theresia
Pasar, dan di Huria Batak Kristen Protestan (HKBP) Kotabaru, Kota Jambi.
Mengantisipasipadatnya umat yang mengikuti ibadah Jumat Agung, Gereja
Katolik Santa Theresia dan HKBP Jambi mengadakan ibadah Jumat Agung
tiga kali, yakni pagi, siang dan sore. Sementara beberapa gereja hanya
mengadakan ibadah Jumat Agung sekali. Gereja Methodist Indonesia (GMI)
Moria Kotabaru Jambi mengadakan ibadah Jumat Agung pagi hari, sedangkan
GKPS Jambi mengadakan ibadah Jumat Agung sore hari. (Rades/SP)
0 Comments