Ribuan Pedagang Pasar Horas dan Pasar Tradisional dari Pasar Sukadame (Parluasan) melakukan unjukrasa di Gedung DPRD Kota Pematangsiantar, Rabu (27/4/2016). |
BERITASIMALUNGUN.COM, Pematangsiantar-Ribuan Pedagang Pasar
Horas dan Pasar Tradisional dari Pasar Sukadame (Parluasan) melakukan unjukrasa
di Gedung DPRD Kota Pematangsiantar, Rabu (27/4/2016). Aksi unjukrasa itu
terkait dengan naiknya biaya retribusi sebesar 300 % tanpa adanya sosialisasi
kepada pedagang.
“Denny Siahaan dimana kau. Kenapa kau sembunyi. Dulu waktu
pencalegan banyak kali ceritamu. Akan begini lah akan begitulah. Tapi kami
datang untuk sampaikan aspirasi kau malah sembunyi. Ga cocok kau jadi wakil
rakyat,” begitu orasi disampaikan pedagang yang mayoritas dari ibu-ibu itu.
Aliansi Pedagang Tradisional menuding DPRD Siantar telah
mati. Pasalnya, DPRD tidak memperjuangkan aspirasi para pedagang Pasar Horas
dan Pasar Tradisional dari Pasar Sukadame (Parluasan).
“Anggota DPRD Siantar pantasnya mati. Mereka tidak peduli
dengan perjuangan pedagang," kata orator aksi Agus Butar-butar di luar
gerbang DPRD Siantar, Rabu (27/4/2016).
Karena matinya DPRD Siantar, mereka mengibaratkan DPRD
Siantar telah bau bangkai. “Mana janjimu DPRD Siantar. Kemarin kalian bilang
ikut berjuang dengan rakyat. Nyatanya sekarang dimana?,bau bangkai
kalian," teriak orator lainnya.
Pendemo juga menaburkan bunga sebagai pertanda seluruh
anggota DPRD Siantar “mati” rasa. “Kita tidak usah masuk, kita taburkan saja
bunga ini. Mati DPRD Siantar, mati!!,"teriak mereka.
Sebelumnya pedagang eks Terminal Sukadame masih ngotot
dengan tuntutan mereka, bahwa PD PAUS agar tidak melanjutkan pembangunan Pasar
Sub Terminal Agrobisnis. Alasannya, dengan uang muka sebesar Rp 25 Juta sangat
memberatkan, meskipun memakai sistem penyicilan. (Syamp)
0 Comments