Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Tragedi Bully Gadis Belia Sonya Depari (Bermula Bentak Polwan Ipda Perida Br Panjaitan)

Kapolresta Medan: Hentikan mem-bully Sonya Depari!
Arman-Sonya Depari. ©2016 Merdeka.com

Kapolresta Medan: Hentikan mem-bully Sonya Depari!


BERITASIMALUNGUN.COM, Medan-Gadis belia Sonya br Sembiring Depari menjadi korban bully nitizen setelah beritanya naik tayang dimedia online dan elektronik terkait dengan dirinya yang membentak seorang Polwan di Medan saat konvoi usai pelaksanaan Ujian Nasional. Selang beberapa hari kemudian, Makmur Sembiring Depari ayah dari Sonya meninggal dunia di rumah sakit.

Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto turut berduka cita dengan meninggalnya Makmur Sembiring Depari, ayah dari Sonya br Sembiring Depari. Dia meminta agar masyarak tidak lagi mem-bully remaja itu.

"Pihak Polresta Medan dan jajaran mengucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya almarhum Bapak Makmur Sembiring Depari, semoga arwah almarhum diterima di sisi Tuhan," kata Mardiaz, Kamis (7/4/2016) malam.

Dia juga mengajak seluruh masyarakat untuk tidak lagi memberikan kecaman di media sosial kepada Sonya dan keluarga yang sedang berduka. "Kita menyadari bahwa insiden kemarin merupakan kenakalan remaja yang harus bersama-sama kita bina," ucap Mardiaz.

Selain itu, Polresta Medan dan jajaran mengimbau seluruh siswa untuk tidak melakukan kegiatan yang menyimpang dalam merayakan berakhirnya pendidikan, seperti dengan melakukan aksi-konvoi tanpa memperhatikan tertib berlalu lintas, aksi corat-coret dapat membahayakan masyarakat umum. 

"Kelulusan adik-adik dari bangku SMA adalah baru melewati satu tahapan untuk meningkat ke jenjang pendidikan yang tinggi dalam meraih masa depan," kata Mardiaz. 

Seperti diberitakan, kabar duka datang dari siswi SMA Sonya Ekarina br Sembiring. Sore tadi ayahnya Makmur Sembiring Depari (58) meninggal dunia. 

"Benar tadi ada pasien kita atas nama Makmur Sembiring Depari usia 58 tahun. Meninggal dunia tadi sore," ujar Wakil Direktur Pelayanan Medik RSU Mitra Sejati Marolop J Butar-Butar, Kamis (7/4).

Namun Marolop enggak menjelaskan penyakit yang diderita Makmur. "Kode etik kami tidak bisa kasih tahu. Masuk pagi di ICU, sudah dibawa keluarga," tuturnya.

Ini Sosok Arman Depari, Jenderal Diakui Sonya Sebagai Ayahnya


Ini sosok Arman Depari, jenderal diakui Sonya sebagai ayahnya
Arman Depari. ©kepri.polri.go.id


Siswi SMA Sonya Ekarina br Sembiring mengaku sebagai anak jenderal ketika berhadapan dengan polisi wanita. Dengan lantang dia menyebut Nama Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari sebagai ayahnya.

"Oke Bu ya, aku nggak main-main ya Bu. Kutandai Ibu ya. Aku anak Arman Depari," ujar Sonya dengan penuh emosi.

Namun Arman sendiri saat dikonfirmasi membantah bahwa siswi tersebut adalah putrinya. "Tidak benar, saya tidak punya anak perempuan. Anak saya tiga semua laki-laki dan semua di Jakarta," ungkapnya.

Arman merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sempat menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau. Karier lulusan Akpol 1985 terus melesat ketika dipromosikan tugas di BNN.

Arman memang dikenal banyak terjun dipemberantasan narkoba. Dia pernah menjadi Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Direktur IV atau Narkoba Mabes Polri. Banyak kasus besar yang sudah diungkapnya.

Penugasan di luar negeri juga sempat beberapa kali diberikan. Arman tercatat sempat menjadi Pasukan Perdamaian PBB di Kamboja dan Yugoslavia. Dia juga pernah menjadi Kadensus 88 Polda Sumatera Utara.

Arman telah menghubungi Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto. Menurut Mardiaz, Arman juga meminta Sonya untuk ditindak. "Beliau (Arman Depari) mengatakan, apabila ada pelanggaran, tindak saja," kata Mardiaz, Kamis (7/4).

Menurut Mardiaz, tidak dipungkiri bila Arman dan Sonya memiliki ikatan kekerabatan. Meski begitu, kata Diaz, siswi cantik bentak Polwan bukan anak kandung Arman. 

"Tadi malam beliau (Arman Depari) menelepon saya untuk mengonfirmasi siswi yang ada di medsos itu bukan anaknya. Walaupun tadi pagi kita mengetahui bahwa marganya sama. Dan kita ketahui di Sumatera Utara ini, terutama pada masyarakat Batak, Mandailing, kalau satu marga dianggap satu keluarga," tandasnya.


Hukum Tak Pandang Status!

Polisi soal siswi ngaku anak Jenderal: Hukum tak pandang status!
Siswi ngaku anak jenderal. ©2016 merdeka.com/istimewa


Kepolisian menegaskan dalam penegakan hukum tidak pandang bulu berdasarkan status sosial seseorang. Hal itu mengacu pada peristiwa seorang siswi SMA Methodist 1, Medan yang mengaku-ngaku sebagai anak dari Irjen Pol Arman Depari saat ditilang oleh Polisi Lalu Lintas karena berkonvoi usai ujian nasional.

"Pada prinsipnya kita dari Kepolisian akan menindak tegas siapapun orang yang melanggar lalu lintas," ujar Kasubdit Penegakkan Hukum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto saat dihubungi Kamis (7/4). 

"Hukum tidak memandang status, siapapun orangnya kalau memang dia melanggar ya kita akan tindak," tambahnya.

Namun, Budiyanto menyerahkan proses hukum terkait kasus tersebut ke Polresta Medan. "Kita serahkan kepada rekan di Medan," tandasnya.


Sebelumnya aksi konvoi para pelajar usai mengikuti ujian nasional (UN) di Medan, Rabu (6/4) sore, diwarnai tindakan arogan dari seorang siswi. Selain melanggar aturan lalu lintas bersama temannya, dia mengancam perwira Polantas.

Tindakan arogan siswi itu terjadi di Jalan Sudirman, Medan. Saat itu, mobil Honda Brio hitam bernomor polisi BK 1428 IG melintas dengan pintu belakang terbuka ke atas. Mobil yang ditumpangi 7 siswi dengan seragam berlogo SMA Methodist I itu dihentikan seorang Polwan, Ipda Perida Panjaitan

Namun, para siswi yang turun dari mobil itu protes. Mereka tidak senang karena banyak mobil lain yang melanggar aturan namun hanya mereka yang dihentikan. "Itu ada mobil merah di depan, kenapa cuma kami yang dihentikan," protes mereka.

Polwan dan dua polantas lain menyatakan akan menindak dan membawa mobil itu ke kantor Satlantas Polresta Medan. Seorang siswi berambut panjang langsung emosi.

"Oh oke, mau dibawa? Siap-siap kena sanksi turun jabatan ya. Aku juga punya beking," ucap siswi itu dengan nada tinggi.

Dia pun terus marah-marah dan menunjuk-tunjuk Polantas yang menghentikannya. "Oke Bu ya, aku nggak main-main ya Bu. Kutandai Ibu ya. Aku anak Arman Depari," ucapnya.

Sementara itu, Ipda Perida tak banyak berkomentar. "Iya, iya," katanya sambil meletakkan telunjuk di bibir.

Siswi itu memegang ponsel dan seakan-akan ingin menelepon. "Bapak ini dari mana ya," katanya bertanya pada Polantas lainnya.

Saat dikonfirmasi, apakah benar putri Irjen Pol Arman Depari, Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), siswi itu pun tak mau menjawab. Dia justru langsung menghindar.

Petugas akhirnya membiarkan para siswa itu pergi. "Kalian langsung pulang ya, langsung pulang ke rumah. Kami memang membubarkan konvoi anak sekolah, buat kalian juga lho," ucap Ipda Perida Panjaitan Para siswa itu kemudian masuk mobil. Mereka berlalu, dengan kap belakang tertutup.

Konvoi siswa yang selesai mengikuti UN berlangsung sporadis di Medan sejak tengah hari. Para siswa yang melakukan aksi corat-coret dilanjutkan dengan berkeliling kota. Sebagian mengendarai mobil, banyak pula yang menggunakan sepeda motor.

Sosok Ipda Perida, Polwan yang Dibentak Siswi Ngaku Anak Jenderal


Sosok Ipda Perida, Polwan yang dibentak siswi ngaku anak jenderal
Ipda Perida Panjaitan. ©2016 merdeka.com/yan muhardiansyah


Nama Ipda Perida Panjaitan menjadi perhatian menyusul insiden siswi SMA mengaku anak jenderal dan membentaknya di Jalan Sudirman, Medan, Rabu kemarin. Saat kejadian, dia terlihat tenang dan tidak emosi menghadapi aksi arogan itu.

"Kenapa bisa tenang? Saya kan pakai seragam. Itu yang saya sadari. Terus kalau saya emosi, anak SMA itu emosi, berarti saya sama dengan anak SMA," kata Perida, Kamis (7/4).


Jebolan Akpol 2013, ini mengaku saat kejadian dia berusaha bertindak layaknya seorang ibu yang mengarahkan anaknya agar tidak ikut konvoi. "Sudah itu saja, kembalikan ke rumah. Cuma dari anaknya, kita senyum saja. Kita laksanakan tugas. Akhirnya dia pecah dari konvoi kan dan kembali ke rumah," jelas Perida yang menjabat Panit Patwal Sarlantas Polresta Medan. 

Seperti diberitakan, seorang siswi yang belakangan diketahui bernama Sonya bertindak arogan setelah mobil Honda Brio yang mereka tumpangi dihentikan ketika konvoi di Jalan Sudirman, Medan, Rabu (6/4) sore. Siswi yang baru melakukan aksi corat-coret setelah UN itu disetop karena membuka pintu bagasi belakang.

Ipda Perida Panjaitan

Selain protes, siswi itu mengancam perwira Polantas dan menyatakan dirinya anak dari Arman Depari. "Oke Bu ya, aku nggak main-main ya Bu. Kutandai Ibu ya. Aku anak Arman Depari," ucapnya.

Peristiwa ini pun menjadi pemberitaan dan ramai dibicarakan di media sosial. Apalagi, Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari membantah siswi itu anaknya.

Ipda Perida Panjaitan

(Sumber: Merdeka.com)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments