Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberi sambutan saat acara deklarasi di Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jakarta, Rabu (14/5/2014). Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, dan Partai Kebangkitan Bangsa akan mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden 2014 pada 9 Juli 2014 mendatang. Foto |
BERITASIMALUNGUN.COM, Jakarta-Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri akan menerima gelar Doktor
Honoris Causa dari Universitas Padjajaran pada Rabu (25/5/2016). Terkait
rencana itu, Unpad meniadakan seluruh kegiatan akademik yang
berlangsung di kampus Dipatiukur, Bandung.
"Ia betul kegiatan akademik diliburkan untuk fakultas Ekonomi dan
Hukum yang di Dipatiukur," kata Direktur Tata Kelola Komunikasi Unpad,
Soni Akhmad Nulhaqim saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/5/2016).
Soni mengatakan, acara penghargaan Doktor Honoris Causa kepada
Megawati pada dasarnya tidak akan mengganggu kegiatan akademik. Namun,
kuliah tetap diliburkan demi menghormati Ketua Umum DPP PDI-P itu.
"Tuan rumah kan harus menciptakan keamanan dan kenyamanan. Ini bukan
sekali ini, kalau ada kehadiran Presiden dan Wapres juga kegiatan
akademik kita liburkan," ucap Soni.
Megawati akan mendapatkan gelar doktor kehormatan di bidang politik dan pemerintah dari Unpad.
Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad sebelumnya mengatakan, gelar ini
diberikan kepada Megawati sebagai bentuk pengakuan atas pencapaian
Megawati yang dinilai mampu membawa stabilitas poliik pada masa transisi
demokrasi.
"Pemberian gelar kehormatan ini sebagai pengakuan bagaimana dalam
masa transisi demokrasi yang penuh tantangan, Ibu Megawati Soekarnoputri
mampu membawa stabilitas politik, dan mengatasi tantangan perekonomian
nasional akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan," kata Tri, seperti
dikutip dari keterangan tertulis DPP PDI-P, Jumat (20/5/2016).
Hal itu dikatakan Tri Hanggono saat penyerahan toga kepada Megawati,
di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat sore.
Gelar doktor kehormatan tersebut, lanjut Tri Hanggono, bertitik pijak
dari keseluruhan kajian akademik yang dilakukan Unpad, baik pada saat
Megawati berjuang menegakkan demokrasi menghadapi rezim yang otoriter,
pada saat Megawati sebagai Presiden, maupun setelah tidak menjadi
Presiden dan tetap memimpin PDI-P.
"Keseluruhan gagasan kenegarawanan, pemikiran politik, dan gagasan
besar dalam konsolidasi demokrasi yang menjadi inti pemikiran Megawati
Soekarnoputri akan disampaikan dalam pertanggungjawaban akademik", kata
dia.
Ini adalah kali keempat Megawati mendapat gelar honoris causa. Sebelumnya,
ia mendapatkan gelar doktor kehormatan dari luar negeri, yakni Wasseda
University, Jepang; Moscow State Institute, Rusia; dan MIT Ocean
University, Korea Selatan.
Ini Kata Rektor Unpad
Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati
Soekarnoputri akan mendapatkan gelar doktor kehormatan di bidang politik
dan pemerintah dari Universitas Padjajaran pada tanggal 25 Mei 2016
mendatang.
Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad mengatakan, gelar ini diberikan
kepada Presiden kelima RI itu sebagai bentuk pengakuan atas pencapaian
Mega yang dinilai mampu membawa stabilitas poliik pada masa transisi
demokrasi.
"Pemberian gelar kehormatan ini sebagai pengakuan bagaimana dalam
masa transisi demokrasi yang penuh tantangan, Ibu Megawati Soekarnoputri
mampu membawa stabilitas politik, dan mengatasi tantangan perekonomian
nasional akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan," kata Tri, seperti
dikutip dari keterangan tertulis DPP PDI-P, Jumat (20/5/2016).
Hal itu dikatakan Tri Hanggono saat penyerahan toga kepada Megawati,
di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat sore.
Megawati didampingi putranya, Prananda Prabowo, Sekjen PDI Perjuangan
Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas H Pareira.
Gelar doktor kehormatan tersebut, lanjut Tri Hanggono, bertitik pijak
dari keseluruhan kajian akademik yang dilakukan Unpad, baik pada saat
Megawati berjuang menegakkan demokrasi menghadapi rezim yang otoriter,
pada saat Megawati sebagai Presiden, maupun setelah tidak menjadi
Presiden dan tetap memimpin PDI-P.
"Keseluruhan gagasan kenegarawanan, pemikiran politik, dan gagasan
besar dalam konsolidasi demokrasi yang menjadi inti pemikiran Megawati
Soekarnoputri akan disampaikan dalam pertanggungjawaban akademik", kata
dia.
Ini adalah kali keempat Megawati mendapat gelar honoris causa.
Sebelumnya, ia mendapatkan gelar doktor kehormatan dari luar negeri,
yakni Wasseda University, Jepang; Moscow State Institute, Rusia; dan MIT
Ocean University, Korea Selatan.
Ini Pendapat Menteri
Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di era pemerintahan
Megawati Soekarnoputri, Prof Dr. Dorodjatun Kuntjoro Jakti menilai,
pemberian Gelar Doktor Kehormatan kepada Megawati merupakan pengakuan
Universitas Padjajaran atas kepemimpinan dan kenegarawanan Presiden
kelima RI itu.
Dorodjatun mengatakan, Megawati memimpin Indonesia ketika masa krisis
multidimensional dimana nilai utang yang diwariskan Orde Baru (Orba)
mencapai 90 persen PDB.
Selain itu, rupiah terus melemah, kerusuhan sosial merebak akibat
SARA, perekonomian terguncang akibat Tragedi 9/11, Bom Bali, serta
ekonomi mandek akibat lebih dari 300.000 kasus di BPPN.
"Itulah beban yang dihadapi beliau. Namun, dengan kepemimpinan yang
kuat, disertai ketegasan Ibu Megawati dalam menyelesaikan setiap
masalah, maka meskipun beliau memimpin hanya dalam waktu yang singkat
mampu mengatasi berbagai kesulitan akibat krisis multidimensional
tersebut," kata Dorodjatun dalam keterangan tertulisnya, Selasa
(24/5/2016).
Dorodjatun mengatakan, Megawati mampu memimpin secara langsung
negosiasi penyelamatan proyek-proyek infrastruktur, khususnya terkait
ketersediaan air dan listrik.
"Tanpa air tidak ada peradaban manusia, dan tanpa listrik tidak ada
peradaban modern," ujar Dorodjatun menirukan arahan Megawati.
Dorodjatun juga mengungkapkan bagaimana upaya Megawati membangun kepercayaan pasar dan dunia internasional.
Hampir setiap hari, kata dia, disampaikan keterangan pers dalam
bahasa Ingris dan Perancis untuk menjelaskan agenda ekonomi pemerintah.
"Pada akhirnya makro ekonomi stabil, pangan surplus, kurs stabil, dan
ekonomi bergerak tumbuh 5 persen dengan tax ratio tertinggi selama 13
tahun terakhir," ujarnya.
Bahkan, lanjut dia, saat itu seluruh kerja sama dengan IMF dan World Bank bisa diselesaikan tepat waktu.
Dia menambahkan, atas apa yang dilakukan Megawati dalam
kepemimpinannya, Michael Comdensus sampai mengatakan ketidakyakinannya
bahwa Pemerintahan Megawati berhasil melaksanakan tepat pada waktunya.
Sementara itu, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto
mengatakan, terkait dengan pemberian Doktor Honoris Causa dari Unpad,
sebagian besar menteri Kabinet Gotong Royong memang menuliskan
pengalamannya untuk menyampaikan bagaimana kepemimpinan Megawati.
Mereka menilai, Megawati mampu membawa soliditas kabinet dan fokus pada tugas-tugas menjalankan Ketetapan MPR.
Dalam tulisan testimoni tersebut juga terlihat bagaimana kepemimpinan
Megawati yang selalu melindungi menterinya dan Presiden selalu
menegaskan ketegasannya untuk bertangung jawab betapapun berat keputusan
yang diambilnya.
"Ibu Megawati tidak pernah melakukan reshuffle karena
percaya pada menterinya. Pernah beliau menegaskan bahwa sebagai Presiden
dan demikian juga saat menjadi wakil Presiden, tugas utamanya adalah
mengurus pemerintahan," ujar Bambang Kesowo, Menteri Sekretaris Negara
di era Kabinet Gotong Royong.
"Beliau memisahkan betul urusan negara dan urusan partai. Ibu
Megawati percaya dengan birokrasi yang profesional di kalangan lembaga
pemerintah dan perguruan tinggi Indonesia," lanjut Bambang. (*)
Sumber: Kompas.com
0 Comments