BERITASIMALUNGUN.COM-Slowakia merupakan negara baru dalam sepak bola Eropa setelah
memutuskan berpisah dari Cekoslowakia pada 1993. Tak ayal, mereka baru
menjalani kualifikasi pertama Piala Eropa pada 1996 di Inggris.
Akan tetapi, Slowakia gagal melangkah ke putaran final turnamen itu
karena kalah bersaing dengan Rumania dan Prancis. Hal itu pun terulang
pada empat edisi kualifikasi Piala Eropa berikutnya, termasuk tiga
kualifikasi Piala Dunia 1998, 2002, dan 2006.
Namun, Slowakia sempat membuat kejutan dengan lolos ke putaran final
Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Perjalanan Repre—julukan
Slowakia—pada turnamen besar pertamanya itu terbilang lumayan dengan
lolos hingga partai perempat final.
Slowakia kembali gagal melaju ke putaran final Piala Eropa 2012
maupun Piala Dunia 2014. Dua tahun kemudian, Slowakia baru kembali
memastikan tiket ke putaran final setelah lolos sebagai peringkat kedua
pada kualifikasi Piala Eropa 2016.
Berada di Grup C bersama Spanyol, Ukraina, Belarusia, Luksemburg, dan
Makedonia, langkah Slowakia berjalan mulus dalam enam pertandingan awal
dengan meraih poin sempurna. Bahkan, Spanyol, yang berstatus sebagai
juara bertahan, dilibas 2-1 pada partai kedua kualifikasi Piala Eropa
2016 yang berlangsung di Zilina, 9 Oktober 2014.
Pasukan arahan Jan Kozak itu baru menelan kekalahan pada pertandingan
ketujuh saat takluk 0-2 dari Spanyol di Oviedo, 5 September 2015.
Kemudian, Slowakia sempat ditahan Ukraina dan kalah dari Belarusia pada
pertandingan berikutnya.
Namun, langkah Slowakia menuju Prancis dipastikan saat menang 4-2
atas Luksemburg pada laga pamungkas grup, 12 Oktober 2015. Piala Eropa
2016 merupakan turnamen sepak bola terbesar antarnegara Benua Biru
pertama bagi Repre.
Pada putaran final nanti, Slowakia tergabung ke dalam Grup B bersama
Inggris, Rusia, dan Wales. Menurut catatan sejarah, Slowakia merupakan
tim debutan bersama Wales. Sementara itu, Inggris dan Rusia merupakan
negara yang memiliki catatan positif dalam dunia sepak bola.
Bintang:
Marek Hamsik
Tak sulit menemukan bintang permainan Slowakia dalam
beberapa tahun terakhir. Martin Skrtel merupakan kapten yang bermain di
klub besar Inggris, Liverpool. Namun, pusat perhatian pada pagelaran Piala Eropa 2016 Prancis tentu tertuju kepada Marek Hamsik.
Hamsik sudah merasakan atmosfer sepak bola Eropa sejak berusia 17
tahun. Saat itu, Hamsik dibawa Brescia dari Slovan Bratislava untuk
kemudian menimba ilmu sepak bola gaya Italia.
Hamsik kemudian pindah ke Napoli pada 2007 dan meraih kesuksesan di
sana. Pada tahun itu pula, Hamsik pertama kali merasakan tampil untuk
Slowakia saat menjalani debut melawan Polandia, 7 Februari 2007.
Sejak itu, Hamsik selalu menjadi pilihan utama lini tengah skuat
Repre. Total, Hamsik telah bermain sebanyak 87 pertandingan dalam
sembilan tahun karier internasionalnya bersama Slowakia.
Pemain berusia 28 tahun tersebut telah membukukan 17 gol pada level
internasional. Lima gol di antaranya terbilang krusial karena tercipta
pada putaran kualifikasi Piala Eropa 2016.
Hamsik mendapat tugas menjadi wakil kapten Slowakia di bawah asuhan
Jan Kozak. "Hamsik merupakan pemain yang lebih dewasa saat ini," jelas
Kozak, yang juga menilai anak asuhnya itu adalah salah satu tipe
gelandang sepak bola modern.
Pelatih:
Jan Kozak
Jan Kozak merupakan salah satu legenda sepak bola Cekoslowakia. Dia
pernah membela negara tersebut sebelum pecah pada 1993 sebanyak 55 kali
dan mencetak sembilan gol.
Setelah memutuskan pensiun sebagai pemain pada 1990, Kozak memulai
karier kepelatihan dengan menangani berbagai klub, antara lain Lokomotiv
Kosice (1993-1995), Kosice (1995-1997, 1998, 2005-2009, dan 2012-2013),
Michalovce (2002-2003), dan Locartovce (2004-2005).
Kozak kemudian diangkat sebagai pelatih Slowakia pada Juli 2013.
Setelah gagal membawa Slowakia ke Piala Dunia 2014, Kozak berhasil
meloloskan Repre ke putaran final Piala Eropa 2016 setelah menempati peringkat kedua kualifikasi Grup C.
Di bawah asuhan Kozak, Slowakia mengandalkan para pemain
berpengalaman seperti Martin Skrtel, Jan Durica, Marek Hamsik, serta
Robert Vittek. Kozak terbilang jarang memunculkan pemain muda ke dalam
skuat senior.
Bersama Kozak, Slowakia memiliki catatan positif dengan meraih 65,38
persen kemenangan. Dari 26 pertandingan, Kozak menorehkan 17 kemenangan,
empat kali imbang, dan menelan lima kekalahan.
Legenda:
Jan Popluhar
Jan Popluhar adalah salah satu legenda sepak bola
Cekoslowakia yang pernah mencicipi masa kejayaan negara tersebut dalam
dunia sepak bola pada era 1960-an. Dia membela timnas pada 1958-1967.
Di ajang Piala Dunia 1962 Cile, Cekoslowakia mampu tampil di partai
final menghadapi Brasil. Popluhar menjadi pusat perhatian dalam laga
tersebut karena melakukan tindakan sportif terhadap Pele.
Padahal, saat itu Cekoslowakia berkesempatan mencetak gol ke gawang
Brasil. Namun, Popluhar memilih untuk menghentikan pertandingan karena
melihat kondisi Pele yang mengalami cedera.
Alhasil, kejadian itu membuat Popluhar dinobatkan sebagai World Fair Play Award pada 1997. Selain itu, dia juga meraih kehormatan dengan menjadi pemain terbaik sepak bola Slowakia pada abad ke-20 pada 2000.
Dalam kesempatan tersebut, Popluhar memberikan saran khusus bagi
pesepak bola Slowakia. Menurut dia, meski sering dianggap sebagai tim
"kelas bawah", semangat para pemain tidak boleh hilang.
"Ketika berada di puncak karier, saya dan para pemain lain hanya
hidup sederhana. Namun, semangat dan dukungan suporter sungguh luar
biasa. Saya tidak yakin pemain saat ini ingin kembali ke era seperti
itu," saran Popluhar.
Perkataan Popluhar ditenggarai menjadi pelecut semangat para pemain
Slowakia saat ini. Terbukti, negara berpenduduk 5,1 juta itu akhirnya
mampu bermain pada putaran final turnamen besar, seperti Piala Dunia
2010 dan Piala Eropa 2016.
Sumber: Bola.com
0 Comments