Hasudungan Siallagan, seorang petani KJA yang mengalami
ikan KJA mati mengatakan, petani kini masih bergotong royong membersihkan
bangkai ikan. Sementara kematian ikan (Nila) di KJA itu diduga karena
kekurangan Oksigen.
Lebih kurang 320 ton ikan di KJA milik warga di Bandar
Purba Saribu, Kecamatan Haranggaol Kabupaten Simalungun mati. Kata Hasudungan
Siallagan, sekitar 320 ton ikan di KJA mati.
“Sampai hari ini kita dan warga belum tahu apa penyebab
ikan-ikan tersebut mati. Dan hal ini sudah kita laporkan ke Camat, Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Simalungun dan atas laporan tersebut, mereka
juga sudah turun dan sudah mengambil sempel air dan ikan yang mati untuk dibawa
ke laboratorium agar diperiksa untuk mengetahui penyebab matinya ikan-ikan di
KJA tersebut,” kata Hasudungan Siallagan.
Hasudungan Siallagan berpendapat, ikan-ikan itu mati
diduga akibat kekurangan oksigen (DO). Dimana terjadi perubahan iklim mendadak
dan panas bumi yang berlebihan. Dan sejak Selasa (3/5) warga sudah gotong
royong membersihkan ikan-ikan yang mati dari perairan Danau Toba itu.
Menurut peternak ikan lainnya, Hasudungan, ikan mati akibat
kekurangan oksigen. Ini mereka ketahui setelah melakukan pengukuran kadar
oksigen menggunakan alat pengukur yang dimasukkan ke dalam air.
"Kandungan oksigen di dalam kerambah hanya 0,8. Padahal,
untuk standar layak dalam kerambah, kadar oksigen seharusnya berada di angka
dua. Kita bangkrut akibat musibah ini," katanya.
Menurutnya, mayoritas warga yang tinggal di seputaran
pinggiran Danau Toba, berprofesi sebagai peternak ikan. Mereka beternak ikan
nila setelah mendapatkan pinjaman dari bank.
"Warga di sini pada stres karena memikirkan pembayaran
pinjaman dari bank tersebut. Uang yang dipinjam untuk dijadikan modal beternak
ikan justru terbuang percuma," sebutnya.
Kini kalangan peternak ikan melalui KJA di perairan Danau
Toba Haranggaol menjerit karena ikan yang diternak ditemukan mati mengambang di
permukaan air. “Jika dihitung, ikan yang mati diperkirakan mencapai 320
ton," ujar seorang peternak ikan nila di Haranggaol Parlaungan Saragih.
Parlaungan mengatakan, ikan-ikan yang mati mengambang
tersebut, merupakan siap untuk dipanen. Total kerugian seluruh peternak ikan di
sana diperkirakan mencapai belasan miliar rupiah. “Kita heran karena kejadian
seperti ini tidak pernah terjadi. Bila ada ikan yang mati masih dapat dihitung.
Namun, kali ini seluruh ikan dalam kerambah mati semua," katanya.
Joshua, peternak ikan lainnya menambahkan, setiap hari
semakin banyak ikan yang ditemukan mati mengambang. Padahal, setiap hari para
peternak bergotong-royong membersihkan kerambah ikan.
“Beberapa hari ke depan jika ikan yang mati itu tidak
diangkut maka berdampak pada lingkungan sekitar. Masyarakat di sini bakal
dihadapkan dengan bau aroma tidak sedap," sebutnya.
Terpisah, Camat Haranggaol Horison Jannes Saragih, mengaku hingga
kini pihaknya belum diketahui penyebab matinya ikan milik petani KJA di
Haranggaol. Sedikitnya 10 petani keramba telah mengalami kerugian.
“Belum jelas apa penyebabnya. Pihak Dinas Perikanan yang
turun belum bisa memastikan. Namun ciri-cirinya seperti kekurangan
oksigen,” katanya.
Diselidiki
Sementara Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanter)
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara menurunkan tim ahli untuk mengungkap
penyebab kematian ratusan ton ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) milik
masyarakat di perairan Danau Toba.
“Tim ahli dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama
Diskanter Simalungun sudah turun ke lokasi Haranggaol. Penyebab kematian
ikan-ikan itu nantinya akan diketahui," ujar Kadiskanter Simalungun,
Jarinsen Saragih, Rabu (4/5).
Jarinsen mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan
penyebab kematian ratusan ton ikan dalam kerambah jaring apung tersebut. Namun,
dugaan sementara bahwa musibah yang banyak merugikan masyarakat itu akibat
kekurangan oksigen.
Kejadian itu membuat masyarakat secara bergotong-royong
membersihkan perairan Danau Toba dari ratusan ton ikan yang ditemukan mati
mengambang. Kerugian akibat kejadian itu diperkirakan mencapai belasan miliar
rupiah. (Berbagai Sumber/Asenk Lee Saragih)
0 Comments