Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Warga Gotongroyong Buang Bankai 320 Ton Ikan Mati di KJA Haranggaol


BERITASIMALUNGUN.COM, Haranggaol-Hingga Kamis (5/5/2016) pemilik Keramba Jaring Apung (KJA) di Bandar Purba Saribu, Kecamatan Haranggaol masih melakukan pengangkatan bangkai ikan mati di KJA milik petani. Sekitar 320 ton ikan di KJA milik petani mati sejak 2 Mei 2016 lalu. Kini petani dan warga kewalahan membuang bangkai ikan mati tersebut karena minim alat evakuasi.(Berita Terkait: Total Ikan Mati di KJA Haranggaol Mencapai 72 Juta Ekor Atau Setara 1800 Ton)

Hasudungan Siallagan, seorang petani KJA yang mengalami ikan KJA mati mengatakan, petani kini masih bergotong royong membersihkan bangkai ikan. Sementara kematian ikan (Nila) di KJA itu diduga karena kekurangan Oksigen.

Lebih kurang 320 ton ikan di KJA milik warga di Bandar Purba Saribu, Kecamatan Haranggaol Kabupaten Simalungun mati. Kata Hasudungan Siallagan, sekitar 320 ton ikan di KJA mati.

“Sampai hari ini kita dan warga belum tahu apa penyebab ikan-ikan  tersebut mati. Dan hal ini sudah kita laporkan ke Camat, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Simalungun dan atas laporan tersebut, mereka juga sudah turun dan sudah mengambil sempel air dan ikan yang mati untuk dibawa ke laboratorium agar diperiksa untuk mengetahui penyebab matinya ikan-ikan di KJA tersebut,” kata Hasudungan Siallagan.

Hasudungan Siallagan berpendapat,  ikan-ikan itu mati diduga akibat kekurangan oksigen (DO). Dimana terjadi perubahan iklim mendadak dan panas bumi yang berlebihan. Dan sejak Selasa (3/5) warga sudah gotong royong  membersihkan ikan-ikan yang mati dari perairan Danau Toba itu.

Menurut peternak ikan lainnya, Hasudungan, ikan mati akibat kekurangan oksigen. Ini mereka ketahui setelah melakukan pengukuran kadar oksigen menggunakan alat pengukur yang dimasukkan ke dalam air.

"Kandungan oksigen di dalam kerambah hanya 0,8. Padahal, untuk standar layak dalam kerambah, kadar oksigen seharusnya berada di angka dua. Kita bangkrut akibat musibah ini," katanya.

Menurutnya, mayoritas warga yang tinggal di seputaran pinggiran Danau Toba, berprofesi sebagai peternak ikan. Mereka beternak ikan nila setelah mendapatkan pinjaman dari bank.

"Warga di sini pada stres karena memikirkan pembayaran pinjaman dari bank tersebut. Uang yang dipinjam untuk dijadikan modal beternak ikan justru terbuang percuma," sebutnya.

Kini kalangan peternak ikan melalui KJA di perairan Danau Toba Haranggaol menjerit karena ikan yang diternak ditemukan mati mengambang di permukaan air. “Jika dihitung, ikan yang mati diperkirakan mencapai 320 ton," ujar seorang peternak ikan nila di Haranggaol Parlaungan Saragih.

Parlaungan mengatakan, ikan-ikan yang mati mengambang tersebut, merupakan siap untuk dipanen. Total kerugian seluruh peternak ikan di sana diperkirakan mencapai belasan miliar rupiah. “Kita heran karena kejadian seperti ini tidak pernah terjadi. Bila ada ikan yang mati masih dapat dihitung. Namun, kali ini seluruh ikan dalam kerambah mati semua," katanya.

Joshua, peternak ikan lainnya menambahkan, setiap hari semakin banyak ikan yang ditemukan mati mengambang. Padahal, setiap hari para peternak bergotong-royong membersihkan kerambah ikan.

“Beberapa hari ke depan jika ikan yang mati itu tidak diangkut maka berdampak pada lingkungan sekitar. Masyarakat di sini bakal dihadapkan dengan bau aroma tidak sedap," sebutnya.

Terpisah, Camat Haranggaol Horison Jannes Saragih, mengaku hingga kini pihaknya belum diketahui penyebab matinya ikan milik petani KJA di Haranggaol. Sedikitnya 10 petani keramba telah mengalami kerugian.

“Belum jelas apa penyebabnya. Pihak Dinas Perikanan yang turun belum bisa memastikan. Namun ciri-cirinya  seperti kekurangan oksigen,” katanya. 

Diselidiki

Sementara Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanter) Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara menurunkan tim ahli untuk mengungkap penyebab kematian ratusan ton ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) milik masyarakat di perairan Danau Toba.

“Tim ahli dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Diskanter Simalungun sudah turun ke lokasi Haranggaol. Penyebab kematian ikan-ikan itu nantinya akan diketahui," ujar Kadiskanter Simalungun, Jarinsen Saragih, Rabu (4/5).

Jarinsen mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian ratusan ton ikan dalam kerambah jaring apung tersebut. Namun, dugaan sementara bahwa musibah yang banyak merugikan masyarakat itu akibat kekurangan oksigen.

Kejadian itu membuat masyarakat secara bergotong-royong membersihkan perairan Danau Toba dari ratusan ton ikan yang ditemukan mati mengambang. Kerugian akibat kejadian itu diperkirakan mencapai belasan miliar rupiah. (Berbagai Sumber/Asenk Lee Saragih)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments