Presiden Joko Widodo di Danau Toba, Minggu 21 Agustus 2016.Ist |
KJA Milik Masyarakat di Haranggaol Danau Toba, Simalungun. |
BeritaSimalungun.com, Parapat-Masyarakat di kawasan Danau
Toba khususnya yang selama ini menggantungkan kehidupan dari usaha kerambah
jaring apung (KJA) boleh bernafas lega. Pasalnya Presiden Joko Widodo saat
berkunjung ke Parapat, Simalungun Sabtu (20/8/2016) telah menegaskan kalau
Pemerintah tidak akan menutup atau menghilangkan KJA yang merupakan sumber
kehidupan masyarakat tersebut.
“Soal KJA di Danau Toba jangan dibesar-besarkan. Masyarakat
tidak perlu khawatir sebab pemerintah tidak akan menutupnya. Hanya dilakukan
penataan,” tegas Jokowi di Parapat, akhir pekan kemarin.
Jokowi mengatakan pihaknya justru meminta dukungan para
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, agar apa yang secara maraton
dilakukan pemerintah di keliling Danau Toba bisa terwujud dan memberi dampak
positif kepada perekonomian daerah.
Presiden menyampaikan itu menanggapi pertanyaan dari
seorang peserta pada pertemuan Jokowi dengan tokoh masyarakat, adat dan tokoh
agama serta anggota DPRD se-kawasan Danau Toba di Hotel Inna Prapat Kabupaten
Simalungun.
Hadir dalam kesempatan itu antara lain Kepala Kantor Staf
Kepresidenan Teten Masduki, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan,
Mensesneg Pratikno, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Ketua Komite II
DPD RI Parlindungan Purba.
Dalam pertemuan itu, Uskup Agung Medan Mgr Anicetus Bongsu
Antonius Sinaga OFM Cap menyampaikan kepada Presiden Jokowi agar KJA yang ada
di Danau Toba tidak ditutup.
Sebab, KJA merupakan sumber pencaharian masyarakat di
kawasan Danau Toba. Sementara itu Tenaga Ahli Utama Kepresidenan Riza Damanik
ketika dihubungi wartawan lewat telepon, Minggu juga kembali menegaskan
pernyataan Presiden Jokowi.
Menurut Riza, pada prinsipnya KJA bukanlah ditutup tetapi
harus dilakukan pengendalian dalam upaya menjaga kelestarian Danau Toba.
“Dikendalikan agar betul-betul bagus secara kemasyarakatan
dan lingkungan karena prioritas pemerintah sudah jelas,” kata dia.
Presiden lanjut Riza, berkali-kali mengatakan, pariwisata
dan perikanan harus bisa memajukan ekonomi daerah yang punya potensi seperti
itu. Jadi, harus saling mendukung.
“Substansinya adalah apakah mengurangi atau menempatkan
pada daerah tertentu. Itu yang akan diatur nantinya, skemanya harus jelas,”
kata Riza.(Ant-BS)
0 Comments