Jenazah Pesta Uli saat disemayamkan dirumah duka.Ist |
BeritaSimalungun.com, Sibolga-Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati rintang untuk aku anakmu.
Ibuku sayang masih terus berjalan, Walau tapak kaki, penuh darah, penuh
nanah.
Sepenggal lirik yang menceritakan pengorbanan seorang ibu, yang
dinyanyikan Iwan Fals itu, terlihat jelas pada peristiwa tewasnya
Pestauli Boru Hutagalung (48) bersama mertuanya, Rapma Intan Boru
Sitorus (46).
Diketahui, sebelum tenggelam, anaknya, Lambok Manalu (28),
masih berusaha menolongnya. Namun, melihat Lambok yang sangat kesulitan
di tengah laut, Pestauli Boru Hutagalung pun pasrah berkorban demi
anaknya. Dia menyuruh Lambok meninggalkan mereka dan menyelamatkan diri.
“Pergilah, Amang. Selamatkanlah dirimu. Biarlah kami di sini,”
demikian ucapan terakhir Pestauli Br Hutagalung kepada anaknya. Dan,
pada akhirnya, Lambok berhasil selamat, sementara ibunya dan oppungnya,
tewas di laut.
Amatan wartawan di rumah duka di Jalan Sibolga-Barus, Dusun II, Desa
Mela I, Kamis (8/9), para pelayat tampak memenuhi rumah itu. Tangisan
histeris tak henti-hentinya terdengar, dan terasa sangat menggetarkan.
Halomoan Manalu, suami Pestauli
menceritakan, pada Rabu (7/9) siang, istrinya bersama anaknya Lambok
Manalu dan tantenya, Rapma Intan Boru Sitorus, pergi ke Poncan untuk
mencari kayu bakar.
Dan, saat diperkirakan mereka telah sampai, dirinya
melihat di langit sekitar Poncan awan mendung yang menandakan hujan
telah turun di sana. Dirinya yakin bahwa istri dan anaknya tentu tidak
akan pulang sebelum hujan reda. Dalam pikirannya, walaupun pulang malam,
itu tak jadi masalah, yang penting mereka selamat.
Namun ternyata dugaannya salah. “Ternyata mereka jalan terus untuk
menyeberang pulang. Dan, saat di tengah laut, tiba-tiba mesin perahu
mereka mati dan badai keras menghantam mereka hingga menyebabkan perahu
terbalik dan hilang.
Sayang, tante (Rapma Intan Boru Sitorus, red) tidak
dapat berenang saat perahu terbalik. Anak saya Lambok masih memegang
oppungnya dan oppungnya memeluk Lambok dengan erat sehingga Lambok tidak
dapat bernafas. Sementara tangan yang satu lagi, justru dipegang oleh
ibunya,” jelas Halomoan.
Karena anaknya dipegang erat, akhirnya dia tidak dapat bernafas dan
hampir ikut tenggelam. Dan, saat itu, Pestauli masih sempat melihat
kondisi Lambok yang tampak kesulitan.
Karena tidak dapat lagi bernafas,
untuk melepaskan diri, Lambok pun membuka bajunya, namun tetap masih
bisa dipegang dan dia akhirnya melepaskan celananya, barulah dia bisa
terlepas.
“Setelah terlepas, dia berniat menolong ibunya, namun ibunya menyuruh
Lambok pergi. “Pergilah, Amang. Selamatkanlah dirimu. Biarlah kami di
sini,” kata ibunya pada Lambok, seperti cerita Lambok pada ayahnya.
Dan, karena sudah kepayahan, Lambok berenang ke arah bagan. Namun
ubur-ubur sudah mengerubutinya hingga ia terluka. Namun ia terus
berenang dan sampai di bagan.
Setelah berada di bagan, Lambok menjerit minta tolong dan tidak
berapa lama lagi para nelayan datang. Saat para nelayan datang, Lambok
meminta agar mereka menolong ibu dan oppungnya sambil menunjuk ke arah
mereka.
Namun, para nelayan tidak melihat dan kemudian para nelayan
menemukan keduanya sudah tak bernyawa dan mengapung di laut. Namun saat
itu tidak ada yang berani memegangnya.
“Akhirnya salah seorang dari nelayan berinsiatif melaporkan adanya
mayat yang mengapung di laut kepada Lanal Sibolga. Sementara, nelayan
lain tetap berada di sekitar lokasi untuk menjaga agar mayat tersebut
menghilang dan akhirnya petugas datang dan membawanya ke RSU FL Tobing
Sibolga,” jelasnya.
Informasi dihimpun New Tapanuli, usai kedua korban dibawa ke kamar
jenazah RSU FL Tobing Sibolga, keduanya dibawa ke rumah Halomoan di Desa
mela I dan langsung memandikan keduanya. Setelah dimandikan, jenazah
Rapma Intan Boru Sitorus langsung dibawa ke Kabanjahe, Kabupaten Tanah
Karo.
Menurut pihak keluarga, jenazah Pestauli Br Hutagalung akan
dimakamkan pada Sabtu (10/9) di pemakaman Katolik di Desa Mela, sambil
menunggu kedatangan anak keduanya, Fernando Manalu, datang dari
Kalimantan, yang rencananya juga akan datang bersama udanya.(MSC)
0 Comments