Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Ini Sumut Bung!! Aksi 1000 Lilin Untuk AHOK

“Ahok!!, Ucok dan Butet Mendoakan dari Danau Toba”

BeritaSimalungun.com-Aksi penyalaan seribu lilin diberbagai kota di Indonesia beragam slogan dan pesan yang disuarakan. Ada slogan untuk mencintai NKRI dengan nada “NKRI Harga Mati dan Satu Nusa Satu Bangsa”. Tapi Ini Sumut Bung!! Aksi seribu lilin justru lebih tegas menampakkan dukungan kepada AHOK yang mendapat perlakuan hukum yang tak adil “Bebaskan Ahok”.

Bahkan aksi sribu lilin di Sumatera Utara (Sumut) tak hanya dilakukan di pusat ibukota atau ibukota kabupaten semata. Kali ini di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumut justru dilakukan di ibukota kecamatan yakni Saribudolok dan Parapat. Aksi seribu lilin di Pantai Bebas (Pinggir Danau Toba) Parapat dilaksanakan Jumat (12/5/2017) malam. Sedangkan di Saribudolok pada Minggu (14/5/2017) malam.
Massa juga membawa sejumlah poster yang di antaranya bertuliskan “Ahok, Ucok dan Butet Mendoakan dari Danau Toba”, “Save Ahok. Tuhan tidak tidur. Kami butuh pemimpin seperti Pak Ahok, jujur, transparan, antikorupsi. Dari TIC Group”, “Kami Bersama Ahok. Kami ada dalam barisan Jokowi. Lawan koruptor radikalisme intoleransi. Save NKRI.”

Aksi seribu lilin di dua kecamatan di Kabupaten Simalungun itu menandakan bahwa magnet Ahok menjalar hingga ke desa-desa. Setidaknya hal itu yang tergambar di aksi seribu lilin di Saribudolok dan Parapat. Saribudolok dan Parapat ditempuh dari Bandara Kualanamu sekitar 4 jam perjalanan atau sekitar 1, 5 jam dari Kota Pematangsiantar.

Aksi seribu lilin di Saribudolok dan Parapat itu mayoritas berprofesi petani. Aksi itu jelas-jelas dengan terang menderang untuk dukungan kepada AHOK yang divonis 2 tahun penjara badan. Warga menilai kalau vonis 2 tahun badan itu tidak adil untuk kasus yang dialami AHOK.

Mengutip dari Siantarnews.com, aksi dukungan untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak hanya di Jakarta, tetapi juga menular ke beberapa daerah di Indonesia. Seperti halnya di beberapa kota lain, masyarakat Parapat Ajibata menggelar aksi simpatik di Danau Toba.

Aksi tersebut digelar sejak pukul 19.25 WIB, Jumat (12/5/2017). Seribuan warga berkumpul di Pantai Bebas, Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangam Balon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Masyarakat menyalakan lilin sebagai bentuk dukungan untuk Ahok, yang kini ditahan atas kasus penistaan agama. Aksi dimulai dengan menyanyikan lagu ‘Satu Nusa Satu Bangsa’.

Massa juga membawa sejumlah poster yang di antaranya bertuliskan “Ahok, Ucok dan Butet Mendoakan dari Danau Toba”, “Save Ahok. Tuhan tidak tidur. Kami butuh pemimpin seperti Pak Ahok, jujur, transparan, antikorupsi. Dari TIC Group”, “Kami Bersama Ahok. Kami ada dalam barisan Jokowi. Lawan koruptor radikalisme intoleransi. Save NKRI.”

Massa lalu menggelar doa yang dipimpin oleh Dr Mangapul Sagala. Aksi sempat diwarnai orasi yang juga disampaikan oleh Mangapul yang menuntut keadilan untuk Ahok.

Massa sempat mengibarkan bendera Merah-Putih diiringi lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’. Aksi yang berakhir pada pukul 21.00 WIB itu ditutup dengan meletakkan lilin yang dibentuk menjadi tulisan ‘FOR AHOK’ di pinggir Pantai Bebas, Danau Toba, Parapat.

“Aksi berlangsung kondusif dan massa bubar sejak pukul 21.00 WIB,” ujar Kapolres Simalungun AKBP Liberty Marudut Panjaitan kepada Media.

Sementara aksi seribu lilin yang dilaksanakan di Lapangan Tugu Merdeka Silimakuta Saribudolok mayoritas dihadiri “inang-inang” (wanita-petani) yang datang dari puluhan dusun, desa di Kecamatan Saribudok, Kabupaten Simalungun.

Mereka menyanyikan lagu-lagu Nasional dan sekali-keli meneriakkan “Bebaskan AHOK”. Pesan seribu lilin oleh kaum tani itu menggambarkan kalau kecintaan mereka terhadap AHOK sudah membatin. Bahkan hukuman 2 tahun penjara yang dialami Ahok membuat batin mereka tersayat.

Dari postingan di sosial media (Novrando Sinaga warga Saribudolok) menunjukkan, kalau aksi seribu lilin itu digerakkan oleh Pemuka Masyarakat dan Pemuga Agama. Seperti Pdt Agus Rini dari Resort Raya Huluan, Pdt Basmora Saragih dari Resort Mariah Dolog.

Menurut Novrando Sinaga, aksi berjalan dengan tertib dan dihadiri masyarakat dari berbagai latar belaknag sosial ekonomi dan agama. “Kami finalkan semua aksi pada Minggu siang. Kami tergerak karena aksi itu positif dan seluruh warga merespon dengan baik,” katanya.

Dua aksi seribu lilin dari kecamatan itu menandakan bahwa simpatik mereka terhadap AHOK begitu mendalam. Dalam aksi dari dua kecamatan di Kabupaten Simalungun itu semoga menbawa pesan baik dalam merajut kembali Persatuan dan Kesatuan NKRI dan meloncengkan kembali pentingnya hidup DAMAI dan hidup rukun.

Lilin Nusantara

Sementara ribuan warga Kota Jambi menggelar aksi damai menjaga persatuan NKRI dengan menyalakan ribuan lilin di Tugu Monas Taman Jomblo Kotabaru, Kota Jambi Sabtu (13/5/2017) malam.

Aksi 1000 Lilin di Tugus Monas Kotabaru Jambi, Sabtu 13 Mei 2017 Malam.
Beda Kenyakinan Bersatu Aksi 1000 Lilin di Tugus Monas Kotabaru Jambi, Sabtu 13 Mei 2017 Malam.

Peserta aksi menggunakan pakaian dominan berwarna merah dan hitam. Mereka menyalakan lilin dan memanjatkan doa untuk persatuan Indonesia. Aksi tersebut dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, menjunjung Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila, serta ketegasan NKRI harga mati.

“Aksi ini terjadi secara spontanitas, saya bersyukur animo masyarakat yang datang. Dari berbagai agama, dan beragam suku semua berkumpul menyerukan persatuan Indonesia,” kata Mirna, seorang peserta aksi saat ditemui penulis di Tugu Monas Kotabaru Jambi diselasela aksi.
Beda Kenyakinan Bersatu Aksi 1000 Lilin di Tugus Monas Kotabaru Jambi, Sabtu 13 Mei 2017 Malam.
Acara dimulai pukul 18.00 WIB dan berakhir pukul 20.00 WIB. Jumlah lilin yang dinyalakan tidak kurang dari 1000. “Untuk lilin, kami bawa sendiri dan ada juga dari teman-teman. Setelah itu kami langsung bersih-bersih,” ujar Mirna.

Polisi juga melakukan pengawalan pada aksi Lilin tersebut. Usai aksi lilin, sekelompok massa berbaju serba putih juga datang di tempat dilaksanakannya aksi damai tersebut. Situasi kondunsif dan terkendali hingga aksi damai usai.

“Seribu lilin Jambi Cinto Damai. Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Indonesia beraga suku, agama, ras dan budaya, tertuang pada sila ke lima Pancasila. Jaga persatuan Indonesia, dan jangan saling memecah belah. Aksi ini merupakan aksi damai untuk Indonesia yang berkedaulatan,” demikian slogan-slogan saat aksi damai itu.

Sementara Koordinator Aksi, Pandi Nababan mengatakan, aksi ‘lilin perdamaian’ yang dilakukan di kawasan tugu Kotabaru, Kota Jambi, Sabtu malam tidak terkait dengan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta yang memvonis Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan 2 tahun penjara.

Menurut Pandi Nababan, aksi ini dilakukan sebagai upaya mengingatkan lagi masyarakat terhadap NKRI dan Bhineka Tunggal Ika (Kebhinekaan). Sebab, menurut dia, situasi saat ini, khususnya di media sosial, berpotensi memecah belah NKRI. Berikut ini aksi seribu lilin di sejumlah daerah yang dikutip dari Kompas.com.

1.000 Lilin untuk Bela NKRI

Aksi membakar 1.000 lilin juga digelar di Kota Palembang. Namun aksi yang dilaksanakan di Monumen Penderitaan Rakyat (Monpera), Jumat (12/5/2017) mulai pukul 19.00 WIB itu bukan untuk mendukung Ahok, tetapi membela NKRI.

"Secara garis besar untuk selamatkan NKRI dari kejahatan radikalisme. Kami cinta damai dan tidak ingin ada kekerasan," ujar koordinator aksi, Bili Jaya, Jumat. Billy menjelaskan, aksi ini berjalan tertib kendati sempat ada kabar dari pihak kepolisian bahwa aksi ditolak organisasi masyarakat (ormas lain).

Lilin Mamasa untuk Ahok

Warga Mamasa, Sulawesi Barat, berkumpul di lapangan sepak bola untuk menyatakan keprihatinan atas penahanan Gubernur DKI nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Jumat malam (12/5/2017).

Selain menyalakan ribuan lilin, warga dari berbagai komponen masyarakat Mamasa termasuk kaum ibu-ibu dan anak-anak tersebut juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan, pembacaan bait puisi, hingga pernyataan sikap untuk membebaskan Ahok dari pemuda lintas agama Mamasa.

Warga menilai, kepuitusan vonis dua tahun penjara untuk Ahok sangat mencederai semangat kebinekaan dan rasa keadilan masyarakat. Mereka mendesak pemerintah agar membebaskan Ahok dari segala tuduhan karena dia dianggap tidak bersalah. “Ahok harus dibebaskan karena ia tidak bersalah,” kata Heriwati, salah satu peserta aksi.

Samarinda untuk Perdamaian Indonesia

Ribuan warga Samarinda, Kalimantan Timur menggelar aksi damai menjaga persatuan NKRI dengan menyalakan ribuan lilin di Taman Samarendah, Kamis (11/5/2017).

Peserta aksi kompak menggunakan pakaian berwarna merah dan hitam. Mereka memanjatkan doa untuk persatuan Indonesia.

Koordinator aksi, Tino, mengatakan aksi tersebut dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, menjunjung Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila, serta ketegasan NKRI harga mati.

“Aksi ini terjadi secara spontanitas, saya bersyukur animo masyarakat yang datang. Dari berbagai agama, dan beragam suku semua berkumpul menyerukan persatuan Indonesia,” kata Tino.

Mulanya, lanjut dia, banyak yang salah paham mengenai aksi tersebut. Ada yang mengira, panitia menggelar aksi simpatik untuk Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang divonis dua tahun dalam kasus penodaan agama.

“Kita bukan orasi untuk Ahok, sekali lagi ini aksi untuk Indonesia bukan Ahok. Jika ada tulisan yang menyerukan pembebasan Ahok, nah mungkin dari peserta yang datang ada yang merupakan simpatisan Ahok. Tapi aksi yang kami gelar adalah untuk Indonesia yang damai,” jelas dia.

Alasan menggunakan pakaian berwarna merah adalah untuk menegaskan warga Samarinda berani melawan paham radikalisme. Sedangkan warna hitam melambangkan kekecewaan terhadap matinya sistem peradilan hukum di Indonesia.

Acara dimulai pukul 18.00 wita dan berakhir pukul 21.00 wita. Jumlah lilin yang dinyalakan tidak kurang dari 2.000 lilin. “Untuk lilin, kami dapat sumbangan. 1.300 dari salah seorang peserta, ada juga seorang politisi membawa 3 dus lilin dan dibagi-bagikan ke peserta. Setelah itu kami langsung bersih-bersih, sesuai izin di kepolisian,” jelasnya.

Sekretaris DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaltim Awaluddin Jalil ikut menyerukan persatuan Indonesia. Dalam pernyataannya, Jalil berharap Indonesia tidak terpecah belah.

“Indonesia beraga suku, agama, ras dan budaya, tertuang pada sila ke lima Pancasila. Jaga persatuan Indonesia, dan jangan saling memecah belah. Aksi ini merupakan aksi damai untuk Indonesia yang berkedaulatan,” ujar dia.

1000 Jayapura Desak Bebaskan Ahok

Seratusan warga menggelar aksi simpatik berupa membakar 1.000 lilin untuk Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, di Taman Imbi, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Rabu (10/5/2017) malam.

"Saya mewakili seluruh pendeta yang ada di Papua menggelar aksi solidaritas ini untuk saudara kami Ahok yang kini sedang dipenjara karena desakan kelompok mayoritas di negeri ini," kata Pendeta Jhon Baransano.

Ia menegaskan dukungannya terhadap keutuhan NKRI dan mendesak pemerintah untuk segera membubarkan organisasi yang selama ini kerap melakukan aksi radikalisme.

Jhon pun mengungkapkan aksi lebih besar untuk meminta keadilan bagi Ahok, akan dilakukan pada 15 Mei 2017.

Sementara Lucia Lamuyo, salah satu warga Jayapura, yang ikut dalam aksi tersebut mengaku mengagumi sosok Ahok yang secara konsisten bersikap tegas dan jujur dalam menjalankan tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta.

Ia pun meminta pemerintah agar memberikan proses hukum yang seadil-adilnya bagi Ahok dan bebas dari intervensi dari pihak mana pun.

Aksi yang berlangsung sejak pukul 18.00 WIT ini diikuti oleh ratusan warga Jayapura dari berbagai golongan dan usia.

Pesan Lilin Warga 3 Kabupaten di NTT

Ribuan warga di tiga kabupaten di daratan Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar aksi bakar lilin di wilayahnya masing-masing. Aksi itu dilakukan guna mendesak agar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera dibebaskan dari hukuman penjara.

Aksi ribuan warga itu digelar secara serentaka di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU) dan Malaka, Rabu (10/5/2017) malam.

Koodinator aksi di Kabupaten TTS, Romo Ento Tnomel mengatakan, aksi ini digagas oleh Pemuda Kristen Efata dan didukung oleh Orang Muda Katolik Gereja Katolik Madros Soe dan semua pemuda dari berbagai elemen.

“Tujuan kita ialah untuk mendukung Ahok untuk segera dibebaskan dari penjara dan segala tuntutan hukum serta keadilan hukum. Kita juga buat seruan anti-radikalisme untuk memecah belah NKRI, menjaga persatuan di NKRI serta meminta keadilan dari kaum minoritas,” kata Romo Ento kepada Kompas.com, Rabu malam.

Aksi bakar lilin, kata Romo Ento, dilakukan di sepanjang jalan depan lapangan Puspenmas, Kecamatan Kota Soe, dan diikuti langsung oleh Bupati TTS Paul Mella dan sejumlah pimpinan forum komunikasi pimpinan daerah serta ribuan warga Kota Soe.

Sementara itu, di Kabupaten TTU, aksi menyalakan 1.000 lilin digelar di depan kantor Pengadilan Negeri Kefamenanu di Jalan EL Tari, Kecamatan Kota Kefamenanu.

Koordinator aksi, Wilem Oki menjelaskan, pihaknya menolak rasisme penegakan hukum dan lawan radikalisme yang merongrong kebinekaan Indonesia.

“Ini adalah buah refleksi atas vonis hakim terhadap Ahok. Kita melihat wibawa negara telah di runtuhkan oleh kelompok tertentu yang memaksa negara melalui lembaga peradilan untuk menghukum seseorang yang tidak memiliki niat melakukan penistaan,” ucapnya.

Menurut Wilem, vonis hakim terhadap Ahok tersebut menjadi bukti nyata bahwa negara telah takluk di bawah keinginan kelompok atau golongan tertentu.

“Kita membakar 1.000 lilin di Kabupaten TTU, sebagai simbol aksi cahaya atau doa untuk menerangi persatuan dan kedamaian negara, sekaligus mengirim pesan ke Jakarta bahwa yang berhak terhadap negeri ini, bukan hanya kelompok atau golongan tertentu yang getol berjuang setiap saat atas nama agama, untuk menghukum orang lain atau golongan lain, tetapi kami juga memiliki hak yang sama atas negara ini,” tegasnya.

Penegakan hukum di negara ini, lanjutnya, tidak boleh disandera oleh parade politik ketakutan yang dilakukan oleh organisasi masyarakat keagamaan yang didukung elit politik, karena akan semakin mengancam eksistensi NKRI.

“Aksi bakar 1.000 lilin juga kami lakukan sebagai bentuk dukungan dan doa kami untuk Ahok, agar tetap kuat dalam menghadapi situasi sulit ini, sekaligus juga kami ingin mengirim terang kepada para hakim dan politisi di Jakarta, agar lebih serius memikirkan eksistensi NKRI daripada tenggelam dalam proses perebutan kekuasaan yang saling memecah belah,” jelasnya.

Aksi serupa juga digelar di Kabupaten Malaka dan berpusat di Lapangan Umum Betun, Desa WEhali, Kecamatan Malaka Tengah. Koordinator aksi, Wendy Nahak mengatakan, tujuan aksi menyalakan 1.000 lilin untuk Ahok merupakan wujud solidaritas menjaga dan memelihara keutuhan bangsa Indonesia.

Kegiatan ini juga dilakukan dengan doa bersama kepada Ahok dan berharap kondisi bangsa ini segera membaik.

“Kita juga menolak paham radikal yang ingin merongrong Pancasila dan kebinekaan kita. Semua masyarakat Malaka yang menghadiri kegiatan aksi solidaritas 1.000 lilin untuk Ahok terdiri dari berbagai agama, Muslim, Katolik, Kristen Protestan, dan elemen lainnya,” jelasnya.

Menurut Wendy, aksi yang dihadiri oleh ribuan warga Malaka itu semuanya sepakat menolak perbedaan. Sebab, kata dia, musuh yang dihadapi warga bukan agama, melainkan kekuasaan yang menindas.

“Ini seruan moral kita dan kita berharap agar Ahok bisa segera dibebaskan dari segala tuntutan jaksa, karena memang Ahok tidak bersalah,” pungkasnya.

Aksi solidaritas "1.000 lilin" di berbagai daerah di Indonesia pasca penjatuhan vonis terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jangan sampai mengganggu ketertiban umum.

Hal ini dinyatakan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto, di Jakarta, Sabtu (13/5/2017).

Menurut dia, negara mengakui hak-hak individu dan hak-hak kelompok untuk mengekspresikan pendapatnya. “Orang (ber)simpati lalu membuat suatu aksi selama tidak mengganggu ketertiban umum, tidak menggangu orang lain dan sudah meminta izin ya boleh-boleh saja," kata Wiranto.

Sebelumnya, sejumlah aksi dilakukan masyarakat Indonesia sebagai bentuk protes dan keprihatinan atas vonis 2 tahun yang diterima Ahok dalam kasus penistaan agama. Sejumlah aksi dilakukan dengan menyalakan lilin dan membentangkan poster dukungan terhadap Ahok.

Mereka yang melakukan aksi tak hanya ada di Jakarta, melainkan juga daerah-daerah lainnya di Indonesia. Aksi serupa bahkan dilakukan WNI yang sedang berada di luar negeri.
 
Pesan Terang Aksi 1000 Lilin dari Penjuru Nusantara Untuk Persatuan dan Keutuhan NKRI dan Damai Rukun, Hidup Berdampingan Tanpa Membeda-bedakan SARA. Semoga. 

Pesan Terang Aksi 1000 Lilin dari Penjuru Nusantara Untuk Persatuan dan Keutuhan NKRI dan Damai Rukun, Hidup Berdampingan Tanpa Membeda-bedakan SARA. Semoga.

Pesan Terang Aksi 1000 Lilin dari Penjuru Nusantara Untuk Persatuan dan Keutuhan NKRI dan Damai Rukun, Hidup Berdampingan Tanpa Membeda-bedakan SARA. Semoga.

Pesan Terang Aksi 1000 Lilin dari Penjuru Nusantara Untuk Persatuan dan Keutuhan NKRI dan Damai Rukun, Hidup Berdampingan Tanpa Membeda-bedakan SARA. Semoga.

Pesan Terang Aksi 1000 Lilin dari Penjuru Nusantara Untuk Persatuan dan Keutuhan NKRI dan Damai Rukun, Hidup Berdampingan Tanpa Membeda-bedakan SARA. Semoga. 
Semoga Aksi Seribu Lilin Nusantara Sebagai Pesan Mulia Rakyat Indonesia Untuk Keutuhan Bangsa dan NKRI. Semoga. (*)


Sumber: seword.com)


Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments