Veronica Tan, istri Basuki Tjahaja Purnama. |
BeritaSimalungun, Jakarta-Ternyata sosok Veronica Tan, istri Basuki Tjahaja Purnama kerap mendapat pujian dari pengguna media sosial atau warganet.
Veronica Tan dipuji-puji karena sifatnya yang dikenal kalem dan pantang menyerah.
Lihat saja di media sosial milik Veronica, banyak warganet yang memberikan semangat dan pujian untuk istri Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu.
Apalagi saat ia harus melalui cobaan hidup yang amat berat, yaitu suaminya mendekam di penjara karena kasus penistaan agama.
Kebanyakan orang mungkin mengetahui tindak-tanduk Vero hanya lewat media televisi atau media sosial.
Namun siapa sangka, ada sisi lain dariVeronica Tan yang bisa jadi membuat publik semakin kagum pada ibu tiga anak ini.
Dilansir dari wikipedia, Vero lahir di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 6 September 1977 (41 tahun).
Ia putri sulung dari tiga bersaudara. Kedua orangtuanya keturunan Tionghoa.
Ayahnya sosok yang penyabar, sementara ibunya memiliki sifat yang keras dan tegas terutama soal pendidikan.
Ibunya tak segan-segan memberi hukuman kepada anak-anak di saat nilai pelajaran sekolah kurang memuaskan.
Setelah menamatkan SD dan SMP di Medan,Veronica Tan pergi ke Jakarta untuk melanjutkan belajar di SMA.
Tanpa minat khusus, ia mengikuti ujian masuk di sejumlah perguruan tinggi.
Ia diterima di jurusan arsitektur Universitas Parahyangan, Bandung, tapi ibunya tidak setuju ia kuliah di situ.
Ibunya khawatir Veronica terpengaruh pergaulan di Bandung. Veronica lantas kuliah di jurusan arsitektur Universitas Pelita Harapan, Jakarta.
Baru sebentar menjalani kuliah, ia sudah dilamar lelaki yang dikenalnya di gereja.
Tanpa proses pacaran, ia menikahi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok pada 6 September 1997, di usia 19 tahun.
“Dia lebih tua sembilan tahun dari saya, sehingga serius ingin berumah tangga,” ujar ibu, yang dikaruniai tiga buah hati dari pernikahan ini. Alhasil ia menamatkan kuliah saat anak kedua mereka sudah lahir.
Pengakuan mengejutkan mantan anak buah Vero
Seorang mantan anak buah Veronica Tan, Venita Eng, menceritakan watak asli istri Ahok itu di jejaring Facebook beberapa waktu lalu.
Venita Eng menjelaskan, kisah Veronica yang diceritakannya bukan berasal dari omongan orang lain, tapi ia melihat secara langsung.
“Venita Eng. Kalau saya cerita kebaikan hatinya, kamu pasti nggak akan percaya, karena saya pun ga habis pikir. Saya ga cerita yg ada di koran,sy sukanya percaya hal yg sy alami sendiri.
Saya nulis ini ga dibayar, ga buat misi apapun,the fight is over, cuma karena saya ingin slalu ingat ada loh org setulus ini,supaya sy malu saat lain kali berpikir mau kabur dari kesulitan.
kalau Beliau tahu saya nulis ini, mgkn saya ditegur krn Beliau ga suka publisitas, a reluctant role model.
Tapi karena memori sy krg baik, apalagi kalau tertekan, smoga ini selalu jadi pengingat saya apalagi saat empet dengan nyinyiran di medsos.
Saya mau ingat kalau Beliau belajar ttg kanker dari nol, agar bisa menolong pasien semaksimal mungkin, pdhl bukan latar belakangnya.
Beliau tidak ragu saat programnya ditiru atau diambil alih, krn pikirnya yg penting pasien bisa terus dilayani
Beliau menyempatkan di tengah kesibukan utk hadir di masa sulit stafnya.. jg saat ayah saya di rumah sakit hingga di rumah duka.
Beliau tdk keberatan dgn cuti hamil saya di masa sibuk program berjalan, malah membelikan ranjang bayi di kantor n mengizinkan bayi dibawa utk memastikan asi eksklusif utk bayi sy.
Beliau sering menanyakan kabar bayi saya setelah tahu ia sempat masuk NICU, sama sekali tdk bahas soal kerjaan.
Beliau membuka pendidikan lanjut dan karir bagi saya, padahal sama sekali tdk kenal sebelumnya dan sy bukan anak orang penting.
3 hari setelah pilkada putaran kedua, Beliau meminta saya utk bantu konseling pasien kondisi terminal dan mau menjenguk.
11 hari setelah suaminya divonis, Beliau ingin membantu pasien jantung yg kesulitan biaya.
3 hari setelah pencabutan banding, Beliau membantu ART temannya yg sakit kanker.
Setelah surat pengunduran diri gubernur,beliau masih mengingatkan saya utk melayani dgn benar dan maksimal dimanapun tempatnya.
Saya ga ngerti lagi darimana kekuatan hatinya utk selalu memikirkan orang lain stelah semua kejadian ini.
Kalo saya sih kayaknya udah pingin pindah negara aja
Tapi..kalau suatu saat nanti benaran mau nyerah,saya yakin kebaikan dari Tuhan yg sudah Beliau tabur akan menegur hati kecil saya.
Terima kasih Ibu sudah menjadi kitab yang terbuka.Always pray for you. (BS)
Sumber: Tribunnews.com
0 Comments